Ada berita seorang pemuda menjadi pengedar narkoba, pencuri, gigolo dan
sering pula terdengar kabar ada wanita muda yang berprofesi sebagai wanita tuna
susila, dikalangan pelajar dikenallah perek, dikalangan mahasiswi dikenal
dengan ayam kampus. Dari penuturan mereka para pelaku perbuatan tersebut,
mereka terjun kelembah nista tersebut dikarenakan berbagai sebab, semisal patah
hati dan sebagian besar karena faktor ekonomi dan pergaulan.
Ada diantara mereka yang pada awalnya adalah anak baik-baik dan taát
beribadah, tetapi dikarenakan pergaulan mereka akhirnya mereka ikut jatuh kedalam
lembah kenistaan seperti itu. Dalam pergaulan mereka tergoda oleh gaya hidup
teman-teman mereka yang berlebihan harta, yang hidupnya serba mewah.
Dahulu
mereka yang gemar pergi ketempat ibadah
kini berubah ketempat- tempat maksiat
dan hura-hura, pakaian mereka yang dulu rapi dan sopan kini berubah sexy serta
seronok menampilkan lekuk tubuhnya. Pergaulan dan gaya hiduplah yang merubah
hidup mereka, dikarenakan ingin berpenampilan seperti teman-teman bergaulnya
yang kaya rela mengorbankan kehormatannya untuk mencapainya. Ada yang
menjajakan diri, menjadi isteri simpanan, pengedar narkoba dan lain-lain.
Pergaulanlah yang merubah segalanya, dengan siapa mereka bergaul maka
dia akan ikut larut dan berubah seperti teman-temannya, ada pepatah : “Barangsiapa yang bergaul dengan penjual parfum maka ia akan
terkena bau harum, dan barangsiapa bergaul dengan pandai besi maka ia akan
terkena asap kotor “. Yang
artinya perilaku seserorang akan dipengaruhi oleh siapa yang diajak bergaul,
memang tidak semuanya tetapi sebagian besar.
Fenomena diatas mengajarkan pada kita agar berhati-hati dalam mencari
teman bergaul, dan benar-benar kokoh dalam memegang idealisme. Dengan
kesungguhan dan keteguhan hati niscaya kita tidak akan mudah terpengaruh,
terkontaminasi dimanapun dengan siapapun kita bergaul.
Melihat ikan dilaut : Dalam kontek penjagaan dan keteguhan hati dalam bergaul, fenomena
diatas mengingatkan saya pada perilaku ikan laut. Ikan hidup ditengah lautan
yang sangat luas, ikan-ikan itu bergerombol sesuai dengan jenisnya masing-masing,
ikan teri berkumpul dengan ikan teri, ikan kakap bergerombl dengan ikan kakap
pula, ikan lumba-lumba juga demikian, dan lain-lain. Begitulah cara ikan- ikan
itu bergaul, mereka bergaul untuk saling menjaga diantara mereka dari serangan
ikan atau hewan pemangsa lainnya. Terkadang ikan-ikan itu terdampar ketepi
pantai karena terbawa ombak, akan tetapi ikan-ikan itu segera dan berusaha
sekuat tenaga melawan derasnya ombak untuk kembali ketengah lautan.
Peristiwa perjuangan ikan dilaut, bisa dijadikan hikmah dan diambil
pelajaran bagi kita semua untuk meningkatakan kwalitas diri sehingga kokoh
dalam bergaul untuk mengarungi hidup. Sebuah pelajaran bagi kita tentang
prinsip dan idealisme serta perjuangan untuk kesuksesan serta keberhasilan.
Sebuah hikmah yang mengajarkan pada kita agar tidak mudah putus asa dan segera
kembali kejalan yang benar ketika tergelincir kedalam kejahatan, sebagaimana
ikan-ikan yang terdampar dengan mempertaruhkan nyawa berjuang untuk kembali
ketengah lautan.
Bila saát ini kita masih berangan-angan untuk hidup mewah dengan cara
mengorbankan kehormatan dan harga diri demi mencapainya, maka kita layak
menevaluasi diri, sudahkah kita mengambil pelajaran dari ikan laut yang hidup
ditengah lautan, walaupun ikan laut hidup ditengah lautan air
asin akan tetapi ikan tidak pernah berubah seperti air laut, tidak
terkontaminasi oleh air sehingga merubahnya. Untuk itu: “Maka jadilah seperti ikan dilaut, walau air laut rasanya
asin tetapi ikan tidak ikut asin”.
Sumber:http://qurapuh.blogspot.com/
Artikel Terkait
Luangin waktumu untuk Share this article with your friends