BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Setiap hari tubuh kita menghasilkan
kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai proses tubuh. Agar tubuh kita tetap
sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran dan zat-zat sisa dalam tubuh
kita harus dibuang melalui alat-alat ekskresi. Sistem ekskresi adalah proses
pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh
tubuh. Sedangkan kebalikan dari sistem ini adalah sistem sekresi yaitu proses
pengeluaran zat-zat yang berguna bagi tubuh. Alat-alat ekskresi manusia berupa
ginjal, kulit, hati, dan paru-paru.
Tubuh melakukan begitu banyak proses
metabolisme seperti pencernaan, respirasi dan sebagainya.
Proses-proses seperti itu pada akhirnya akan menghasilkan limbah yang tidak
dikeluarkan jika tidak dikeluarkan akan menyebabkan penyakit. Limbah yang
dihasilkan beraneka ragam bentuknya, mulai dari gas, cair, sampai padat.Untuk
itu, kita memerlukan organ pengeluaran yang berbeda-beda pula. Proses
pembebasan sisa-sisa metabolisme dari
tubuh disebut ekskresi. Kelebihan air, garam-garam dan material-material
organik (termasuk sisa-sisa metabolisme) diekskresikan keluar tetapi substan
yang esensial untuk fungsi-fungsi tubuh disimpan. Material-material yang
dikeluarkan ini biasanya terdapat dalam bentuk terlarut dan ekskresinya melalui
suatu proses filterisasi selektif. Manusia dan hewan memiliki sistem ekskresi
yang berbeda. Adapun yang melatar belakangi penulisan makalah ini adalah
mengetahui kerja sistem ekskresi pada berbagai mahkluk hidup.
1.2Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam laporan ini, hanya sebatas membahas tentang sistem ekskresi
pada manusia terutama ginjal pada manusia, untuk lebih mengetahui detail tentang
sistem ekskresi pada manusia. Kemudian timbul pertanyaan di benak kami:
Rumusan masalah dalam laporan ini, hanya sebatas membahas tentang sistem ekskresi
pada manusia terutama ginjal pada manusia, untuk lebih mengetahui detail tentang
sistem ekskresi pada manusia. Kemudian timbul pertanyaan di benak kami:
“Bagaimana
proses sistem ekskresi pada organ ginjal?”
Dengan modal pertanyaan di atas, kami
berharap akan menemukan jawaban yang tepat supaya kita dapat mengetahui labih
jauh tentang sistem ekskresi pada manusia.
1.3
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah untuk mengidentifikasi tentang sistem ekskresi pada manusia.
Manfaat :
· Dapat
mengetahui alat tubuh manusia yang dapat mengekskresikan sisa metabolism.
·
Dapat
mengetahui alat tubuh hewan yang dapat mengekskresikan sisa metabolisme.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Ekskresi
Ekskresi
merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2,
H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil
metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat
ekskresi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda.semakin
tinggi tingkatan mahluk hidup, semakin kompleks alat ekskresinya. Beberapa istilah
yang erat kaitannya dengan ekskresi :
· Sefekasi :
yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makana yang disebut feses. Zat yang
dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang
dikeluarkan meliputi zat yang tidakl diserap usus sel epitel, usus yang rusak
dan mikroba usus.
· Ekskresi :
yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi
tubuh.
· Sekresi :
yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan.
Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandun genzim.
· Eliminasi :
yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil
(saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
2.2 Sistem Ekskresi pada Manusia
Sistem ekskresi pada manusia melibatkan
alat ekskresi yang terdiri atas ginjal, kulit, hati dan paru-paru. Setiap alat
ekskresi tersebut berfungsi mengeluarkan zat sisa metabolism yang berbeda,
kecuali air yang dapat diekskresikan melalui semua alat ekskresi. Berikut ini
akan dibahas satu persatu peranan keempat alat ekskresi tersebut.
1. Ginjal
Ginjal (Ren) merupakan alat ekskresi utama pada manusia. berjumlah 2, dan
terdapat dalam rongga perut di dekat tulang-tulang pinggang. Ginjal terletak
retroperitonial yaitu di sebelah kanan dan kiri di daerah pinggang. Berbentuk
seperti kacang berwarna merah keunguan. Ginjal berukuran sebesar kepalan tangan, yaitu berukuran
panjang 10 sampa 12 cm, lebar 5-6 cm, dan tebal 3-4 cm dengan berat sekitar 140
gram.
Ginjal merupaka alat pengeluaran sisa
metabolisme dalam bentuk urine yang di dalamnya mengandung air, amoniak (NH3),
urea, dan garam mineral tertentu. Sebagian besar produk sisa metabolisme sel
berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa
tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan secara teratur dari tubuh.
Pengeluaaran zat tersebut dilakukan oleh ginjal dan hasil pengeluarannya berupa
air seni (urin).
Selain itu ginjal juga berfungsi
sebagai organ homeostasis, yaitu organ yang berfungsi menjaga
keseimbangan berlangsungnya proses fisiologi dalam tubuh, misalkan dengan cara
mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraselular dan
mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Ilmu yang mempelajari ginjal dan
penyakitnya disebut Nefrologi.
A. Struktur
Ginjal
Di dalam
tubuh kita ada sepasang ginjal, kedua ginjal tersebut terletak di sebelah kiri
dan kanan ruas tulang pinggang di dalam rongga perut. Ginjal berwarna merah
keunguan bentuknya seperti kacang merah. Berat kedua ginjal sekitar 120 150
gram dan dilindungi oleh lapisan lemak yang tebal.
Ginjal
terdiri atas tiga bagian, yaitu kulit
ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula), dan rongga ginjal (pelvis ginjal).
·
Kulit Ginjal (Korteks)
Pada bagian korteks terdapat sekitar 1 juta nefron. Nefron merupakan satuan
struktur dan fungsional paling kecil dari ginjal. Nefron ini berfungsi
sebagai alat
penyaring. Nefron
berbentuk seperti cacing berkepala besar dengan tubuh bagaikan elang yang
berkelok-kelok. Pada bagian kepala terdapat saringan halus yang hanya dapat dilewati oleh zat-zat
tertentu saja. Sel darah dan protein darah tidak dapat melewati saringan ini
karena ukurannya lebih besar.
Susunan
nefron terdiri atas bagian-bagian berikut :
1.
Badan malphigi, yang meliputi glomerulus dan kapsul/simpai Bowman.
q Glomelurus adalah kumpulan cabang – cabang atau
pembuluh darah halus yang berasal dari nadi ginjal.
q Kapsul
Bowman yaitu bagian dari badan malpighi yang berbentuk seperti mangkok dan
mengelilingi glomerulus.
2. Tubulus kontortus, yang meliputi tubulus proksimal,
Henle, dan tubulus distal.
q
Tubulus
Proksimal yaitu
tubulus atau saluran yang dekat dengan badan malpighi.
q
Tubulus Distal adalah tubulus atau
saluran yang jauh dari badan malpighi.
q
Henle adalah lengkungan yang
menghubungkan tubulus proksimal dengan tubulus distal.
·
Sumsum Ginjal (Medula)
Bagian ginjal yang berupa badan
berbentuk kerucut yang disebut piramid ginjal (renal pyramid). Medulla
merupakan tempat berkumpulnya pembuluh darah kapiler dari kapsula Bowman.
Piramid mengandung banyak pembuluh dan
berguna untuk mengumpulkan hasil ekskresi. Cairan yang terkumpul padapiramid
kemudian disalurkan melalui saluranpengumpul menuju pelvis renalis atau rongga
ginjal. Selanjutnya, pelvis renalis berbuhungan dengan ureter, yaitu saluran
yang mengalirkan urine ke kantong kemih.
·
Rongga Ginjal (Pelvis renalis)
Bagian ginjal yang berfungsi sebagai penampungan
urin sementara yang menetes sedikit
demi sedikit dari sumsum ginjal atau medula.
B. Fungsi
Ginjal
1. Fungsi ginjal Mengeluarkan limbah atau
zat yang tidak bermanfaat bagi tubuh.
Ada banyak zat aditif pada makanan dan
zat lainnya yang dapat mengganggu tubuh dan merusak kesehatan tubuh manusia.
Ginjal membantu menyingkirkan zat tersebut agar tidak timbul menjadi penyakit
berbahaya bagi tubuh kita. Ginjal menyaring racun, kelebihan garam, urea, dan
limbah berbasis nitrogen yang diciptakan oleh metabolisme sel. Urea disintesis
di hati dan diangkut melalui darah ke ginjal untuk dihilangkan.
2.
Ginjal mengatur kadar air dalam tubuh.
Ginjal juga berfungsi untuk memproduksi
urin, mereka bereaksi terhadap perubahan tingkat air tubuh sepanjang hari.
Ginjal akan menyesuaikan kadar air dalam tubuh kita, jika ginjal normal semakin
banyak air yang kita minum maka akan semakin sering kita buang air kecil.
Sebaliknya, sedikit minum maka akan semakin dikit pula kita buang air kecil .
3.
Mengatur tekanan darah.
Ginjal berperan aktif dalam mengatur
tekanan darah, jika tekanan darah terlalu rendah maka ginjal akan meningkatkan
tekanan tersebut.Salah satu caranya adalah dengan memproduksi protein darah
(angiotensin) yang juga sinyal tubuh untuk mempertahankan natrium dan air.
Meningkatkan fungsi protein ini akan membantu meningkatkan tekanan darah.
Intinya adalah ginjal akan berusaha menstabilkan tekanan darah dalam tubuh.
4.
Ginjal mengatur sel darah merah.
Ginjal juga memiliki fungsi dalam
mengatur sel darah merah dalam tubuh manusia. Ketika ginjal tidak
mendapatkan cukup oksigen, ginjal akan mengirimkan panggilan darurat dalam
bentuk erythropoietin, hormon yang merangsang sumsum tulang untuk menghasilkan
lebih banyak oksigen yang membawa sel darah merah.
5. Ginjal Mengatur kadar asam dalam tubuh.
Makanan yang kita makan dapat
meningkatkan asam dalam tubuh kita. Untuk fungsi tubuh yang baik ginjal akan
mengatur kadar asam dalam tubuh agar sesuai dengan kebutuhannya.
6. Ginjal untuk membentuk vitamin D.
Ginjal juga secara tidak langsung
membentuk vitamin D yang dibutuhkan untuk kekuatan tulang dan sum sum dalam
tubuh manusia.
C. Fungsi
Homeostatis Pada Ginjal
q Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion
mineral, dan komposisi air dalam darah.
q Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada
kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin
yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8.
q Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah
proses homeostasis yang melibatkan aldosteron untuk meningkatkan penyerapan ion
natrium pada tubulus konvulasi.
D. Urine
q Kandungan Zat di dalam Urine
ü Air sebanyak 95 %
ü Urea, asam ureat
dan ammonia
ü Zat warna empedu
(Bilirubin dan Biliverdin)
ü Garam mineral,
terutama NaCl (Natrium Chlorida)
ü Zat-zat bersifat
racun seperti sisa obat dan hormon
ü pH urine berkisar antara
6,8 – 7,2.
ü Amonia, Kreatinin,
Asam Laktat, Asam Fosfat, Asam Sulfat, dan Asam Klorida
q Fungsi Urine
ü Untuk membuang zat sisa seperti racun atau
obat-obatan dari dalam tubuh.
ü Sebagai penunjuk dehidrasi. Orang yang
tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin
berwarna kuning pekat atau cokelat.
E. Proses
Pembentukan Urine
Pembentukan Urin terjadi dibagian Nefron, berlangsung
melalui 3 tahap :
q Filtrasi
(Penyaringan)
Darah yang membawa sisa-sisa
metabolisme protein akan masuk ke ginjal melalui pembuluh darah menuju ke
glomerulus. Pada tahap ini, terjadi penyaringan zat beracun yang terjadi di badan
malpighi. Zat yang terlarut didalamnya disaring oleh glomerulus didalam
malpighi dan setelah disaring di badan malpighi, darah keluar melalui vena
ginjal/ vena renalis.
Hasil saringan kemudian masuk keruang
kapsula bowman. Hasil filtrasi ini disebut “filtrasi glomerulus” atau urine primer yang mengalir ke tubulus
(rongga ginjal). Di dalam urin primer ini masih terkandung banyak zat yang
diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini antara lain air, protein, glukosa, asam
amino, urea dan ion anorganik. Glukosa, ion anorganik dan asam amino masih
diperlukan oleh tubuh.
q Reabsorbsi
(Penyerapan)
Hasil Filtrat Glomerulus/ urine primer
mengalami tahap reabsorbsi yang terjadi didalam tubulus konturtus proksimal dn
lengkung henle. Proses tahap ini dilakukan oleh sel-sel epitelium
diseluruh tubulus ginjal, banyaknya zat
yag di reabsorbsi antara lain adalah Glukosa, Asam Amino, Garam dan Natrium
Klorida. Zat ini semua masuk ke dalam pembuluh darah disekitar tubulus. Setelah
tiba dilengkung henle, volume filtrat telah berkurang. Hasil tahap reabsorbsi
ini dinamakan urine sekunder atau filtrat tubulus. Kandungan urine sekunder adalah air,
urea, garam, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urine. Urine sekunder masuk kedalam tubulus
kontortus distal dan terjadi lagi penyerapan zat-zat yang tidak digunakan dan
kelebihan air diserap sehingga terbentuk utine.
q Augmentasi
(Sekresi)
Urine sekunder dari tubulus kontortus
distal akan turun menuju saluran pengumpul atau tubulus kolektivas. Dari
tubulus kolektivas, urine dibawa ke pelvis renalis lalu ke ureter menuju
kantung kemih atau vesika urinaria.
F. Proses
Mikturisi atau Berkemih
Mikturisi atau biasa disebut kencing. Dalam mekanisme
mikturisi sistem yang dilibatkan adalah organ ginjal dan saluran kemih, yang
terdiri dari ginjal, ureter, vesica urinaria (kandung kemih) dan uretra.
q Peran Vesica Uriniaria
Vesica urinaria atau kandung kemih
dapat mengakomodir fluktuasi sejumlah besar dari volume urin. Dindingnya
tersusun atas otot polos visera. Otot polosnya bersifat plastis, artinya
meskipun teregang tidak akan terjadi peningkatan tekanan (berbeda dengan
elastic). Permukaan epitelnya dapat meningkat dan berkurang dengan proses
recycling dari penuh-kosongnya kandung kemih.
q Otot polos kandung kemih dipersarafi
Oleh serat parasimpatis, di mana
rangsangnya akan menyebabkan kontraksi kandung kemih. Jika jalan dari uretra
menuju keluar terbuka, kontraksi kandung kemih akan menyebabkan pengosongan
kandung kemih. Keluarnya kandung kemih, sayangnya, dijaga oleh dua sfingter. Sfingter
uretral internal dan external.
q Peran Sfingter Uretra
Sfingter merupakan cincin otot
yang ketika berkontraksi, menutup pembukaan. Sfinter uretra internal
merupakan otot polos, berada di bawah Kontrol involunter. Ketika
kandung kemih berelaksasi, susunan anatomi dari sfingter ini menutup kandung
kemih. Di bawahnya lagi, uretra dikelilingi oleh otot rangka, sfingter
ureter eksternal. Diperkuat oleh diafragma pelvis, suatu otot polos
yang membentuk lantai pelvis. Neuron motor yang mempersarafi sfingter ini dan
diafragma pelvis secara terus menerus memberikan rangsangan kecuali mereka
dihambat, sehingga urin dapat keluar melewati uretra.
G. Urinary
Incontinence
Merupakan keadaan di mana seseorang tidak dapat mengontrol
atau menahan rasa ingin buang air kecil. Hal ini seringkali terjadi pada balita
usia 2 sampai 3 tahun dan pada lansia. Namun, ada juga yang terjadi pada orang
dewasa. Terdapat 4 tipe urinary incontinence, antara lain:
q Stress
incontinence
Biasa terjadi pada wanita berusia muda
dan pertengahan yang otot pada pelvisnya lemah. Hal ini terjadi akibat tekanan
fisik yang meningkatkan tekanan perut seperti batuk, bersin, tertawa, berlatih,
mengejan, mengangkat benda berat, dan kehamilan yang menyebabkan bocornya urin
dari vesika urinaria.
q Urge
incontinence
Biasa terjadi pada orang lanjut usia,
di mana seseorang sering dan tiba-tiba ingin buang air kecil, dan tidak bisa
menahannya sehingga sering terjadi urinasi involunter. Bisa disebabkan oleh
adanya suatu infeksi atau batu ginjal, stroke, dan cedera medulla spinalis.
q Overflow
incontinence
Merupakan proses urinasi yang tidak
sadar terjadi akibat lemahnya kontraksi otot-otot vesika urinaria.
q Functional
incontinence
Merupakan lepasnya urin dari vesika
urinaria dikarenakan tidak bisa menemukan toilet di waktu tersebut sebagai
akibat dari kondisi tubuh yang lemah, misalnya terkena stroke, artritis,
ataupun alzheimer.
H. Menjaga
Kesehatan Ginjal
Kesehatan
menjadi harta yang tak ternilai harganya bagi kita. ini dapat kita rasakan
diwaktu kondisi sakit. Sebab jika kita sakit akan menghabiskan waktu dan biaya
yang tidak sedikit. Oleh karena itulah, kita harus tetap menjaga kesehatan
tubuh kita utamanya organ ginjal.
Sahabat, tips kesehatan. Ginjal
merupakan organ yang sangat vital pada tubuh kita. ini dikarenakan fungis
ginjal sebagai organ yang berperan penting dalam mengatur keseimbangan
asam-basa, pengaturan tekanan darah, merangsang sumsum tulang untuk membuat sel
darah merah, membantu mempertahankan kalsium untuk tulang. Begitu besarnya
peran ginjal bagi tubuh kita.
a. Mengatur
pola makan merupakan tips ampuh menjaga dan merawat kesehatan ginjal anda.
Pilihlah makanan seperti buah-buahan, sayur-sayuran yang di tanam dengan tanpa
pupuk kimia (organik) serta jauhilah makanan olahan, kurangi konsumsi garam
berlebih, serta konsumsilah ikan atau daging putih tanpa lemak.
b. Menjaga
pencernaan merupakan langkah yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan ginjal
anda. Ini dapat dilakukan dengan menambah konsumsi makanan probiotik dan
prebiotik serta makanan yang memiliki atau kaya serat yang cukup tinggi.
c. Stop
kebiasaan merokok merupakan langkah berikutnya yang sangat di anjurkan untuk
menjaga kesehatan ginjal anda. ini dikarenakan, kandungan nikotin dalam rokok
berperan penting dalam gangguan ginjal yang akan anda alami.
d.
Stop
dari minuman beralkohol sekarang juga. Ini di karenakan dengan mengkonsumsi
alkohol akan berdampak buruk bagi kesehatan ginjal anda. karena mengakibatkan
peningkatan tekanan darah dalam tubuh anda yang pada akhirnya berujung pada
gangguan ginjal anda.
e. Minumlah
air putih sesuai dengan kebutuhan tubuh kita. dalam hal ini 6-8 gelas sehari.
Ini sangat baik untuk menjaga dan merawat kesehatan ginjal anda.
f. Rajin
berolahraga merupakan tips paling mudah untuk menjaga kesehatan ginjal anda.
dalam hal ini bisa dilakukan seperti jalan kaki atau berlari setiap pagi.
Usahakan tidak mengkonsumsi atau bahkan
menghindari beberapa obat antibiotic dan anti nyeri. Ini dikarenakan dapat
merusak ginjal anda atau konsultasikan tentang penggunaan obat tersebut kepada
dokter spesialis terlebih dahulu.
2. Paru-paru
Paru - paru atau pulmo atau liver
adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan
dengan sistem peredaran darah (sirkulasi). Manusia memiliki sepasang
paru-paru yang terletak di rongga dada. Paru-paru berfungsi sebagai organ
pernafasan yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan CO2 + uap air. Uap air dan
CO2 berdifusi di dalam alveolus kemudian dikeluarkan. Fungsinya adalah
menukar oksigen dari udara
dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas. Paru-paru juga
mempunyai fungsi nonrespirasi.
Istilah yang berhubungan dengan
paru-paru sering mulai dipulmo-, dari kata Latin pulmones untuk
paru-paru. Paru-paru berfungsi sebagai penyuplai oksigen bagi tubuh kita, dan
ia bekerja secara otomatis. Ketika tubuh bekerja keras, paru-paru akan bekerja
lebih cepat. Sebaliknya, ketika tubuh dalam keadaan santai, paru-paru juga
bekerja dengan lebih pelan.
Paru-paru membentuk organ-organ utama
dari sistem pernapasan dan memfasilitasi pertukaran gas bersama dengan saluran
udara yang terkait dan pembuluh darah. Selain itu, bagian yang berbeda dari
paru-paru juga terlibat dalam fungsi-fungsi non-pernapasan tertentu, termasuk
mekanisme homeostatis tertentu serta proses kekebalan
tubuh.
Paru-paru manusia terletak di rongga
dada atau dada dan tergantung di dalam tulang rusuk. Kedua paru-paru yang
terletak di kedua sisi jantung dan berwarna merah muda, terutama pada usia
muda. Paparan atmosfer dan udara tercemar akhirnya menimbulkan patch
berbintik-bintik, yang mewarnai paru-paru berwarna abu-abu. Di bagian bawah dari
rongga toraks terletak diafragma thoraks yang memfasilitasi pernapasan.
Setiap paru tertutup dalam kantong yang
disebut pleura, yang merupakan struktur double-membran dibentuk oleh
membran halus yang disebut membran serosa. Membran luar struktur ini disebut pleura
parietal dan melekat pada dinding dada, sedangkan membran dalam
disebut pleura visceral, dan meliputi paru-paru serta struktur terkait.
Ruang antara dua membran disebut rongga pleura.
q Lobus
paru-paru
Setiap paru-paru dibagi menjadi segmen anatomis
dan fungsional yang disebut lobus melalui pembagian yang
disebut celah interlobar. Paru-paru kanan terdiri dari tiga
lobus: lobus superior, lobus tengah, dan lobus
inferior. Fisura horizontal adalah partisi anatomi yang memisahkan
lobus superior dan menengah, sedangkan celah oblikus memisahkan lobus tengah
dan inferior.
Paru-paru kiri sedikit lebih kecil dari
kanan, dan dibagi menjadi dua lobus oleh fisura oblikus. Kedua lobus mirip
dengan lobus superior dan inferior dari paru-paru kanan. Lobus tengah tidak
hadir dalam paru-paru kiri.
Sedemikian partisi antara lobus
memberikan perlindungan dari kerusakan mekanis dan juga mencegah penyebaran
infeksi. Akibatnya, jika salah satu lobus atau sebagian darinya rusak,
terinfeksi, atau fungsinya terganggu karena beberapa kelainan lokal, lobus
lainnya dapat terus berfungsi secara normal.
q Bronkus
Trakea atau batang tenggorokan
adalah struktur utama yang menghubungkan rongga hidung dan mulut ke paru-paru.
Trakea bifurkasio menjadi cabang utama yang disebut bronkus, yang masuk ke
dalam kedua paru-paru. Bronkus terbuat dari tulang rawan hialin dan otot polos.
Bronkus kiri dan kanan juga berbeda
dalam dimensi mereka, dengan bagian kanan menjadi lebih lebar dari kiri.
Cabang-cabang bronkus kanan menjadi tiga bronkus sekunder, dan bronkus kiri
menimbulkan dua bronkus sekunder. bronkus Sekunder tersegmen ke bronkus
tersier, yang selanjutnya menimbulkan bronkiolus. Seiring dengan percabangan,
isi tulang rawan hialin menurun, pengurangan tak ada di bronkiolus, sedangkan peningkatan
otot polos.
Setiap bronkus tersier menimbulkan unit
pernapasan yang berbeda disebut segmen bronkopulmonalis yang telah
menetapkan sendiri dari bronkiolus, alveolus, pembuluh darah, dan pembuluh
limfatik. Trakea, bronkus, dan cabang-cabang berikutnya membentuk saluran udara
yang memfasilitasi masuk dan keluar udara dari paru-paru.
1. Alveoli
Bronkiolus bagian ujung menjadi
kantung-kantung kecil yang disebut alveoli, yang merupakan situs untuk
pertukaran gas antara paru-paru dan darah. Alveoli yang berdinding tipis,
kantung tiup yang diatur dalam cluster. Dinding alveoli terdiri dari:
ü Sel alveolar Tipe I yang membentuk
dasar struktural.
ü Sel alveolar Tipe II yang mengeluarkan
surfaktan, yang mengurangi tegangan permukaan pada antarmuka udara-air.
Selain itu, sel-sel kekebalan yang
disebut makrofag juga hadir dalam alveoli untuk menelan dan menghancurkan
patogen dan sampah asing. Dinding alveolar telah sangat pori-pori yang
disebut pori-pori Kohn, yang memungkinkan aliran udara dari satu alveolus ke
yang lain.
Setiap alveolus dikelilingi oleh
jaringan kapiler yang mengangkut darah ke alveoli, untuk oksigenasi. Ada hadir
ruang yang sangat tipis antara dinding alveoli dan mereka dari kapiler. Ini
disebut ruang interstitial penghalang darah-udara, dan itu hanya
tebal 0,5 m.
Laju difusi gas berbanding lurus dengan
luas permukaan dan berbanding terbalik dengan jarak difusi. Alveoli menyediakan
baik kondisi ini. Mereka menyediakan area permukaan besar dalam ruang yang
kompak dan mengurangi jarak difusi melalui penghalang darah-udara yang sangat
tipis.
3. Kulit
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia Kulit adalah suatu organ
pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar
dari tubuh. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda,
lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari
ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau
korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
A. Struktur Kulit
Secara
histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :
1.
Epidermis
Epidermis
adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel
berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel.
Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada
telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh
ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas
lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam):
a. Stratum
Korneum
Terdiri dari sel keratinosit yang bisa
mengelupas dan berganti.
b. Stratum
Lusidum
Berupa garis translusen, biasanya
terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan
telapak tangan. Tidak tampak pada kulit
tipis.
c. Stratum
Granulosum
Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal
gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula
basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein
kaya akan histidin.
d. Stratum Spinosum
Terdapat berkas-berkas filament yang
dinamakan tonofibril, dianggap filamenfilame tersebut memegang peranan penting
untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis
pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum
dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut
sebagai lapisan Malfigi.
e. Stratum
Basale (Stratum Germinativum)
Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab
dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap
28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor
lain.Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit. Fungsi Epidermis :
Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan
sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan
alergen (sel Langerhans) (Wasitaatmadja, 1997).
3.
Dermis
Merupakan
bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin”.
Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan
jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki
sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :
a.
Lapisan
papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
b.
Lapisan
retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Serabut-serabut
kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut
elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia
meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen
saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan
kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput.
Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa
derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis.
Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi,
menahan shearing forces dan respon inflamasi (Wasitaatmadja, 1997).
4.
Subkutis
Merupakan
lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak.
Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar
dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah
di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke
dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur
dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock
absorber. (Wasitaatmadja, 1997).
Reseptor
yang cepat beradaptasi di kulit yaitu reseptor taktil (sentuh) dikulit yang
memberitahu mengenai perubahan tekanan pada permukaan kulit. Karena reseptor
ini cepat beradaptasi maka seseorang tidak menyadari sedang memakai jam tangan,
cincin dan sebagainya. Sewaktu memakai sesuatu maka akan terbiasa karena adanya
adaptasi cepat reseptor tersebut. Sewaktu mencopotnya maka akan menyadarinya
karena adanya off response (Sherwood, 2001).
Mekanisme
adaptasi untuk korpus atau badan Pacini (Pacinian corpuscle) suatu
reseptor kulit yang mendeteksi tekanan dan getaran diketahui dari sifat-sifat
fisiknya. Korpus Pacini adalah suatu ujung reseptor khusus yang terdiri dari
lapisan-lapisan konsentrik jaringan ikat mirip kulit bawang yang membungkus
ujung perifer suatu neuron aferen (Sherwood, 2001).
Setiap
neuron sensorik berespons terhadap informasi sensorik hanya dalam daerah
terbatas dipermukaan kulit sekitarnya, daerah ini dikenal sebagai lapangan
reseptif (receptive field). Ukuran lapangan reseptif bervariasi berbanding
terbalik dengan kepadatan reseptor didaerah tersebut. Semakin dekat penempatan
reseptor jenis tertentu, maka semakin kecil daerah kulit yang terpantau oleh
reseptor tersebut. Semakin kecil lapangan reseptif di suatu daerah maka semakin
besar ketajaman (acuity) atau kemampuan diskriminatif (Sherwood,
2001).
Arteri yang
memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler
dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang
kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis
punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat
pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran epidermis (Moffat,
dkk., 2004).
B. Fungsi
Kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu
sebagai berikut :
a. Pelindung
atau proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi
jaringanjaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari
pengaruhpengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari
kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan
air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat
kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik
seperti sinar ultraviolet dari matahari.
b. Penerima
rangsang
Kulit
sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit,
suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa
dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
c. Pengatur
panas atau thermoregulasi
Kulit
mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta
melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat
memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,50C.
Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit
mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas
adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas
akan hilang dengan penguapan keringat.
d. Pengeluaran
(ekskresi)
Kulit
mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat
yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan
zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan
melalui keringat tetapi juga melalui penguapan airtransepidermis sebagai
pembentukan keringat yang tidak disadari.
e. Penyimpanan.
Kulit
dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
f. Penyerapan
terbatas
Kulit
dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat
diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui
kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis.
Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran
kelenjar palit, merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran
darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.
g. Penunjang
penampilan
Fungsi
yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan
bersih akan dapat menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat
mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi
otot penegak rambut.
C. Mekanisme
Pengeluaran Keringat
Proses pengeluran keringat diatur oleh
hipotalmus (otak). Hipotalamus dapat menghasilkan enzim bradikinin yang bekerja
mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Jika hipotalamus mendapatkan
rangsangan, misalnya berupa perubahan suhu pada pembuluh darah, maka rangsangan
tersebut diteruskan oleh saraf simpatetik ke kelenjar keringat. Selanjutnya
kelenjar keringat akan menyerap air garam dan sedikit urea dari kapiler darah
dan kemudian mengirimnya kepermukaan kulit dalam bentuk keringat.
D.
Penyakit pada Kulit
·
Panu
Panu adalah penyakit kulit yang
disebabkan oleh jamur. Gejalanya adalah munculnya bercak-bercak putih pada
permukaan kulit yang terasa gatal pada saat berkeringat. Biasanya panu menyerang remaja, namun ada
pula orang tua yang terserang panu. Untuk terhindar dari penyakit panu adalah
dengan menjaga kebersihan badan, tidak langsung membasahi tubuh atau muka
setelah berpanas-panasan dan mengobati panu dengan segera dengan obat antijamur
yang banyak dijual bebas di apotek dan toko obat.
·
Gatal
Alergi
Bintik-bintik merah yang muncul di
permukaan kulit akibat mengkosumsi makanan tertentu akan menyebabkan gatal.
Gatal seperti ini tidak berbahaya asalkan kita mengetahui makanan apa saja yang
menyebabkan munculnya bintik-bintik merah dan gatal pada kulit. Sebaiknya
makanan yang menyebabkan timbulnya alergi ini harus dihindari. Biasanya makanan
yang menimbulkan alergi ini diantaranya ikan, udang, dan banyak lagi lainnya.
4. Hati
A. Struktur
Hati
Hati manusia mempunyai
struktur dan fungsi yang sangat penting dalam tubuh, hal ini ditinjau dari hati sebagai sistem
ekskresi pada manusia. Di dalam
hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan kita, yaitu proses
penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme
kolesterol, dan penetralan racun atau obat yang masuk dalam tubuh kita.
Untuk mengetahui dan memahami bentuk
dan struktur hati, Anda dapat melihat bentuk hati sapi. Pada manusia, hati
berukuran sebesar kepalan tangan dengan berat ± 2 kg. Hati terdiri
atas lobus kiri dan kanan.
Hati terletak di dalam
rongga perut dan merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh kita. Hati
dilindungi oleh selaput tipis pada bagian luar yang disebut kapsula
hepatis. Di dalam hati terdapat kelenjar empedu dan pembuluh darah
yang dipersatukan oleh selaput tipis yang disebut Kapsula Gilson.
Sel-sel hati bersatu membentuklobula terdapat kurang lebih 100
ribu lobula. Masing-masing lobula ini mempunyai panjang diameter
antara 0,8 - 2 mm. Antara lobula satu dengan yang lain dipisahkan oleh
ruanganruangan yang disebut lakuna. Di dalam hati juga terdapat sel-sel
histiosit yang berfungsi untuk merombak sel darah merah yang telah tua.
B. Fungsi
Hati
Hati adalah kelenjar tubuh yang juga
berfungsi sebagai alat ekskresi, yaitu untuk mengubah zat buangan dan
bahan racun untuk dikeluarkan ke dalam empedu dan urin. Selain itu, hati
juga berfungsi sebagai berikut.
a. Menawarkan
Racun
Tanpa hati, manusia akan mati terbunuh oleh racun yang masuk
ke dalam tubuh. Racun-racun tersebut dapat berasal dari obat-obatan,
alkohol, asam laktat, dan zat amonia. Salah satu proses metabolisme di
dalam tubuh akan memberikan hasil samping berupa asam laktat yang dapat
merugikan tubuh. Penumpukan asam laktat ditandai dengan rasa pegal pada
otot. Hati akan mengubah asam laktat ini menjadi glikogen yaitu
sejenis karbohidrat yang dapat digunakan sebagai sumber energi yang
disimpan di dalam otot. Coba Anda ingat lagi pada metabolisme
karbohidrat. Pada proses metabolisme protein akan dihasilkan produk
sampingan berupa zat amonia. Zat ini bersifat racun dan membahayakan
tubuh. Tetapi kemudian hati mengubahnya menjadi urea dan dikeluarkannya
bersama dengan air kencing.
b. Tempat
Pembentukan dan Pembongkaran Sel Darah Merah
Hati
akan dilewati darah kurang lebih 1,4 liter setiap menit. Pada saat darah melewati
hati tersebut maka akan mengalami “pencucian”, sekitar 3 juta sel darah
merah mati setiap detik dan ini akan dilebur dan hasil peleburannya akan
disimpan untuk didaur ulang sebagai bahan baku dalam membuat sel darah
merah baru serta sebagai bahan baku zat empedu.
c. Tempat
Pembentukan dan Pembongkaran Protein
Protein
larut dalam plasma darah, sekitar 50 gram protein per hari dihasilkan oleh
hati.
d. Mengubah
Glukosa Menjadi Glikogen atau Sebaliknya
Dengan
adanya fungsi hati ini maka kadar gula dalam darah dapat diatur karena
kadar gula darah yang tidak tepat akan berakibat fatal bagi tubuh . Pada
saat gula darah dalam tubuh naik maka hati mengubahnya ke bentuk glikogen,
dan sebaliknya pada saat gula darah turun, glikogen diubah menjadi
glukosa.
e. Menghasilkan
Zat yang Melarutkan Lemak
Hati
menghasilkan sekitar 0,5 – 1 liter zat empedu setiap hari. Zat inilah yang
dapat melarutkan lemak. Telah dijelaskan di depan bahwa sel darah yang
mati akan didaur ulang sebagai bahan baku untuk membuat sel darah merah dan
zat empedu. Zat empedu ini memiliki pigmen warna merah yang disebut
denganbilirubin dan hijau yang disebut dengan biliverdin. Orang yang
mengalami kelainan pada hati, kadang-kadang akan menampakkan kulit dan mata
yang berwarna kuning, yang disebut dengan penyakit kuning (jaundice). Ini
disebabkan karena pigmen warna empedu keluar berlebihan dan membanjiri
peredaran darah.
f. Untuk
Menyimpan Vitamin
Hati
menyimpan beberapa vitamin yang masuk ke dalam tubuh apabila jumlahnya
berlebihan. Pada saat tertentu ketika tubuh memerlukan maka akan
mengeluarkannya. Jenis-jenis vitamin tersebut antara lain vitamin A, D, E,
B12.
C. Fungsi
Hati
- Mengeluarkan getah empedu yang berasal dari perombakan erythrocyt yang telah tua. Getah empedu ditampung dalam kantong empedu kemudian dialirkan ke usus halus untuk mengemulsi lemak. Getah empedu yang rusak dibuang melalui faeses dan urine sehingga warna faeses dan urine sama dengan warna getah empedu.
- Membuang zat-zat sisa metabolisme protein berupa ureum. Zat sisa ini dibuang melalui ginjal.
- Menawarkan atau menyaring racun yang masuk bersama makanan.
- Mengubah provitamin A menjadi vitamin A.
- Tempat pembentukan protrombin dan tempat mengubah gula darah menjadi gula otot.
BAB III
KESIMPULAN
Tubuh
manusia mempunyai beberapa sistem ekskresi, diantaranya Ginjal
merupakan alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisa
metabolisme yang mengandung nitrogen.Banyak sedikitnya urin seseorang yang
dikeluarkan tiap harinya dipengaruhi oleh zat-zat diuretik, suhu, volume
larutan dan emosi
Sistem ekskresi merupakan pengeluaran limbah hasil
metabolisme pada organisme hidup. Zat sisa metabolisme yang harus dikeluarkan
antara lain karbondioksida (CO2), urea, air (H2O),
amonia (NH3), kelebihan vitamin, dan zat warna empedu. Organ
pengeluaran zat sisa pada manusia dan hewan vertebrata berupa ginjal, kulit,
paru-paru dan hati. Sedangkan pada hewan vertebrata berupa pembuluh malphigi,
sel-sel api dan nefridior.
Pada sistem ekskresi manusia terdapat banyak kelainan
dalam proses pengeluaran sisa metabolisme, baik kelainan yang terdapat di
ginjal, paru-paru, hati, maupun di kulit.
Ginjal
manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan, antara lain karena serangan
bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal, atau pembentukan batu ginjal.
Kelainan dan gangguan fungsi ginjal antara lain nefritis, batu ginjal,
albuminuria, glikosuria, hematuria, ketoses, diabetes melitus, diabetes
insipidus.
Artikel Terkait
Luangin waktumu untuk Share this article with your friends