Sabtu, 17 Mei 2014

BLEEDING, CLOTTING DAN FIBRIN TIME

Diposting oleh Unknown di 20.00
LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
BLEEDING, CLOTTING DAN FIBRIN TIME


  
KELOMPOK/GELOMBANG : 1 / 2
Ahmad Rois (1304015003)
Astie Afriani (1304015078)
Lisa Yuliana (1304015284)
Rostuti (1304015460)
Yohana Zerlinda (1304015558)

KELAS : 2G

DOSEN PEMBIMBING
Dwitiyanti, M. Farm, Apt 

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA

2014


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup  yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Darah merupakan salah satu cairan yang sangat penting yang juga sebagai cairan terbesar dalam tubuh. Darah yang diedarkan melalui pembuluh darah, yang banyaknya pada orang dewasa kurang lebih 5 liter ini, dapat mengalir karena kinerja pompa jantung. Darah dialirkan keseluruh tubuh karena fungsinya yang khusus yaitu sebagai system transportasi. Darahlah yang berjasa membawa oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Selain fungsi utamanya sebagai pembawa dan pengedar oksigen dan nutrisi bagi tubuh, darah juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dengan menjaga Ph tetap seimbang dan sebagai bagian dari system perlindungan tubuh karena di dalam darah juga terdapat leukosit atau sel darah putih yang berperan dalam system imun tubuh.
Darah agak lebih sedikit kental dan lengket dibandingakan air. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu ada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemostatis. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah adalah komponen yang sangat penting bagi makhluk hidup, karena mempunyaiperan yang sangat banyak, terutama dalam pengangkutan zat-zat yang penting bagi proses metabolisme tubuh. Jika darah mengalami gangguan, maka segala proses metabolisme tubuh akan terganggu pula. Begitu banyak fungsi darah sehingga darah merupakan cairan tubuh yang penting dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh anggota tubuh yang lain.
Darah terdiri atas dua komponen utama yaitu plasma darah yang merupakan bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah, sedangkankan butir darah terdiri atas eritrosit, leukosit dan trombosit. Komponen penyusun darah ada 2 yaitu bagian yaitu :
a.      Plasma darah, mempunyai fungsi pengangkut gas dan sari makanan disamping itu plasma darah juga mengandung fibrinogen yang berfungsi dalam pembekuan darah. Plasma darah merupakan bagian yang cair dari darah yang mempunyai atau terdiri dari air (91-92%), protein 8-9%, substansi lain selain protein seperti garam amonium urea, asam urat kreatinin, kreatin, asam amino, santin, dan hiposantin. Darah beredar dalam pembuluh darah arteri,vena,dan kapiler.
b.     Sel darah, adalah merupakan 45% volume darah. Sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam laporan ini, hanya sebatas membahas tentang Pembekuan Darah melalui tahap Bleeding, Fibrin dan Clotting Time, untuk lebih mengetahui detail tentang proses pembekuan darah pada manusia. Kemudian timbul pertanyaan di benak kami:
“Bagaimana proses pembekuan darah pada manusia?”
Dengan modal pertanyaan di atas, kami berharap akan menemukan jawaban yang tepat supaya kita dapat mengetahui labih jauh tentang proses pembekuan darah.


1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum tentang bleeding time, fibrin time, dan clotting time ini yaitu :
1.       Agar Mahasiswa mengetahui faktor-faktor pembekuan darah.
2. Agar Mahasiswa mengetahui faktor-faktor pembekuan darah terutama yang membentuk tromboplastin dan faktor pembentuk trombosit.
3.    Bleeding Time tujuannya untuk mengetahui aktivitas pembekuan darah.
4.    Fibrin Time tujuannya untuk mengetahui kapan terbentuknya benang-benang fibrin.
5.     Clotting Time tujuannya untuk mengetahui aktivitas faktor pembekuan darah terutama yang membentuk tromboplastin dan faktor pembentuk trombosit.
6.    Untuk mengetahui aktivitas faktor pembekuan darah terutama yang membentuk tromboplastin dan faktor pembentuk trombosit.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah manusia ada dua yaitu system peredaran darah besar dan sistem peredaran darah kecil.
a)   Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik)
Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui aorta menuju ke seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ bagian bawah). Melalui arteri darah yang kaya akan oksigen menuju ke sistem-sistem organ, maka disebut sebagai sistem peredaran sistemik. Dari sistem organ vena membawa darah kotor menuju ke jantung. Vena yang berasal dari sistem organ di atas jantung akan masuk ke bilik kanan melalui vena cava inferior, sementara vena yang berasal dari sistem organ di bawah jantung dibawa oleh vena cava posterior. Darah kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke serambi kanan, selanjutnya akan dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan satu keunikan dalam sistem peredaran darah manusia karena merupakan satu-satunya arteri yang membawa darah kotor (darah yang mengandung CO2). 
Urutan perjalanan peredaran darah besar :


b)   Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal)
Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri pulmonalis dari serambi kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya pada alveolus terjadi pertukaran gas antara O2 dan CO2. Gas O2 masuk melalui sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar tubuh. O2 yang masuk akan diikat oleh darah (dalam bentuk HbO) terjadi di dalam alveolus. Selanjutnya darah bersih ini akan keluar dari paru-paru melalui vena pulmonalis menuju ke jantung (bagian bilik kiri). Vena pulmonalis merupakan keunikan yang kedua dalam system peredaran darah manusia, karena merupakan satu-satunya vena yang membawa darah bersih. 
Urutan perjalanan peredaran darah kecil :


c)   Pembuluh Limfe (Pembuluh Getah Bening)
·        Pembuluh Limfe Kanan : Dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan sebelah kanan, bermuara di pembuluh balik yang letaknya di bawah tulang selangka kanan. Pembuluh Limfe Dada :Dari bagian lain, bermuara dalam vena di bawah tulang selangka kiri. Pembuluh limfe adalah bermuaranya pembuluh lemak (pembuluh kil). Peredaran limfe adalah terbuka, merupakan alat penyaring kuman, karena di kelenjar limfe diproduksi sejenis sel darah putih yang disebut limfosit untuk imunitas. 

2.2 Komponen Penyusun Darah
Darah manusia tersusun atas beberapa komponen. Adapun komponen darah adalah :
1.    Sel Darah yang terdiri atas :
    a.   Sel Darah Merah (Eritrosit)
Bentuk sel darah merah bulat gepeng, kedua permukaannya cekung (bikonkaf), dan tidak berinti, pada pria jumlahnya kira-kira 5 juta/mm3 sedangkan wanita kira-kira 4 juta/mm3. Mengandung hemoglobin (zat warna merah pada darah) yang berfungsi mengikat O2, mengandung zat besi (Fe), berwarna merah. Sel darah merah dibentuk dalam sumsum merah tulang, pada tulang pipih. Sel darah merah dapat hidup 120 hari, yang sudah tua/rusak akan dirombak dalam limfa. Hemoglobin yang terlepas akan dibawa ke hati untuk dirombak menjadi zat warna empedu (bilirubin). Adapun zat besi yang terlepas akan digunakan dalam membentuk sel darah merah baru.  Jika sel-sel darah kekurangan zat besi maka akan mengalami penyakit yang disebut anemia. Adapun jika kekurangan darah O2 dinamakan sianosis

    b.   Sel Darah Putih (Leukosit)
Macam-macam sel darah putih :
  • Monosit, dengan ciri-ciri inti bulat, besar, bersifat fagosit dan dapat bergerak cepat.
  • Limfosit, dengan ciri-ciri berinti satu, tidak dapat bergerak, berfungsi untuk imunitas. Bentuk leukosit tidak tetap (ameboid), tidak berwarna, memiliki inti, bulat/cekung, jumlahnya pada orang normal kira-kira 6.000-9.000/mm3. Umur sel darah putih sekitar 12-13 hari. Dibuat dalam sumsum tulang merah, limfe dan jaringan retikuloendothelium. Fungsi sel darah putih untuk melindungi tubuh terhadap infeksi. Jika ada kuman sel darah putih akan memakan kuman tersebut, apabila kalah akan berubah menjadi nanah. Selain itu leukosit juga sebagai prengangkutan zat lemak, pembuluh chyl dan limfe serta bersifat fagosit.

    c.   Darah Pembeku (Trombosit)
     Bentuk keping darah pembeku tidak tetap. Fungsinya untuk pembekuan darah, jumlahnya kira-kira 200.000-400.000/mm3, dibuat dalam sumsum tulang (megakariosit). Jika seseorang luka, keping darah mengalir bersama darah luka, pada waktu menyentuh permukaan luka akan pecah dan terbentuk trombokinase, dengan bantuan ion kalsium akan mengubah protrombin (dalam plasma darah) menjadi trombin. Trombin yang terbentuk akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin (benang-benang halus) yang akan menutup luka sehingga perdarahan berhenti. Bleeding time (masa pendarahan). Terjadinya perdarahan berkepanjangan setelah trauma superfisial yang terkontrol, merupakan petunjuk bahwa ada defisiensi trombosit. Masa perdarahan memanjang pada kedaan trombositopenia ( <100 .000="" mm="" span="">3 ada yang mengatakan < 75.000 mm3), penyakit Von Willbrand, sebagian besar kelainan fungsi trombosit dan setelah minum obat aspirin. Pembuluh kapiler yang tertusuk akan mengeluarkan darah sampai luka itu tersumbat oleh trombosit yang menggumpal. Bila darah keluar dan menutupi luka, terjadilah pembekuan dan fibrin yang terbentuk akan mencegah perdarahan yang lebih lanjut . Pada tes ini darah yang keluar harus dihapus secara perlahan-lahan sedemikian rupa sehingga tidak merusak trombosit. Setelah trombosit menumpuk pada luka, perdarahan berkurang dan tetesan darah makin lama makin kecil.
      Koagulasi (en:coagulation, clotting) adalah suatu proses yang rumit di dalam sistem koloid darah yang memicu partikel koloidal terdispersi untuk memulai proses pembekuan (en:agglomerate) dan membentuk trombus. Koagulasi adalah bagian penting dari hemostasis, yaitu saat penambalan dinding pembuluh darah yang rusak oleh keping darah dan faktor koagulasi (yang mengandung fibrin) untuk menghentikan pendarahan (en:hemorrhage) dan memulai proses perbaikan. Kelainan koagulasi dapat meningkatkan risiko pendarahan atau trombosis.
        Proses koagulasi terjadi segera setelah terjadinya luka pada pembuluh darah dengan rusaknya endotelium (en:endothelium). Langkah awal koagulasi adalah dengan pelepasan komponen fosfolipid (en:phospholipid) yang disebut faktor jaringan (en:tissue factor) dan fibrinogen sebagai inisiasi sebuah reaksi berantai. Segera setelah itu keping darah bereaksi membentuk penyumbat pada permukaan luka, reaksi ini disebut hemostasis awal (en:primary). Hemostasis lanjutan (en:secondary) terjadi hampir bersamaan:protein dalam plasma darah yang disebut faktor koagulasi merespon secara berjenjang dan sangat rumit untuk membentuk jaring-jaring fibrin yang memperkuat penyumbatan keping darah.

2.   Plasma Darah (Cairan) yang terdiri atas :
a.   Air, hampir 90% berupa cairan.
b.   Protein
  • Albumin (53%) berperan dalam menjaga tekanan osmosis darah.
  • Globulin (43%) berperan dalam pembuatan antibodi.
  • Fibrinogen (4%) berperan dalam pembekuan darah.
c.   Gas terdiri atas :
  • O2
  • CO2
  • N2
d.   Nutrien terdiri atas 
  • Lemak
  • Glukosa
  • Asam Amino
  • Vitamin
e.   Garam Mineral terdiri atas :
  • NaCl
  • Fosfat
  • Sulfat
  • Bikarbonat

f.    Zat Sisa terdiri atas :
  • Urea
  • Kretinin
  • Bilirubin
g.   Hormone dan Enzim

3.  Dalam plasma terdapat Antigen (protein asing) yang berguna untuk membentuk antibody, presipitin yang menggumpalkan antigen, lisin yang mampu menguraikan antigen, antitoksin untuk menawarkan racun.

2.3 Aktivitas Pembekuan Darah
Proses pembekuan darah atau penggumpalan darah merupakan proses yang kompleks untuk mencegah tubuh kehilangan banyak darah ketika terjadi luka. Proses tersebut meliputi pengetatan pada dinding pembuluh darah yang terluka, pelepasan zat untuk menarik keping-keping darah ke daerah luka, dan pembentukan benang-benang fibrin. 
1.      Bleeding Time
Bleeding Time adalah waktu lamanya berdarah atau waktu yang di perlukan untuk berhentinya darah mengalir.
Ada beberapa metode dalam Bleeding Time yaitu :
a.       Metode Ivy
Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes ini. Dalam metode Ivy, tekanan darah manset ditempatkan di lengan atas dan meningkat sampai 40 mmHg. Sebuah pisau bedah atau pisau bedah yang digunakan untuk melakukan tusukan luka di bagian lengan bawah. Perangkat, pisau otomatis pegas paling umum digunakan untuk membuat potongan berukuran standar. Kawasan ditikam dipilih sehingga tidak ada vena superfisialis. Ini pembuluh darah, karena ukuran mereka, mungkin kali pendarahan lagi, terutama pada orang dengan pendarahan cacat. Waktu dari ketika luka menusuk dibuat sampai pendarahan semua telah berhenti diukur dan disebut waktu perdarahan (Bleeding Time). Setiap 30 detik, handuk kertas digunakan untuk membersihkan dari darah. Tes ini selesai ketika pendarahan telah berhenti sepenuhnya.
b.      Metode Duke
Untuk metode Duke, dibuat di kuping telinga atau ujung jari yang ditusuk untuk menyebabkan perdarahan. Seperti dalam metode Ivy, tes ini waktunya dari awal pendarahan sampai pendarahan benar-benar berhenti. Kerugian dengan metoda Duke adalah bahwa tekanan pada vena darah di daerah menusuk tidak konstan dan hasil yang dicapai kurang dapat diandalkan. Keuntungan dengan metode Duke adalah bahwa bekas luka tidak tetap setelah ujian. Metode lain dapat menyebabkan bekas luka, garis rambut kecil di mana luka tersebut dibuat. Namun, ini adalah sebagian besar perhatian kosmetik. Tidak ada persiapan khusus yang dibutuhkan pasien untuk tes ini. Daerah yang akan ditusuk harus dibersihkan dengan alkohol. Alkohol harus ditinggalkan dikulit cukup lama untuk membunuh bakteri pada tempat luka. Alkohol harus dikeluarkan sebelum menusuk lengan karena alkohol akan berdampak buruk hasil tes oleh pembekuan menghambat.

2.      Clotting Time
Clotting Time adalah waktu yang di perlukan darah untuk membeku atau waktu yang di perlukan saat pengambilan darah sampai saat terjadinya pembekuan. Hal ini menunjukkan seberapa baik platelet berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk pembekuan darah. Trombin waktu membandingkan tingkat pasien pembentukan gumpalan dengan sampel dari normal plasma dikumpulkan. Trombin yang ditambahkan pada sampel plasma. Jika plasma tidak segera membeku, itu berarti kekurangan (fibrinogen kuantitatif) atau cacat kualitatif (fibrinogen disfungsional). Reptilase memiliki tindakan yang mirip dengan trombin tetapi tidak seperti trombin tidak dihambat oleh heparin. Trombin waktu dapat diperpanjang oleh: heparin, produk degradasi fibrin, antikoagulan lupus.
Dalam bidang tes koagulasi, Clotting time adalah salah satu yang paling prosedural sederhana. Setelah membebaskan plasma dari seluruh darah dengan sentrifugasi, Trombin yang ditambahkan pada sampel plasma. bekuan ini terbentuk dan terdeteksi optikal atau mekanis dengan alat koagulasi. Waktu antara penambahan trombin dan pembentukan gumpalan dicatat sebagai Clotting time.

3.      Fibrin Time
Fibrin (juga disebut Faktor Ia) adalah serat protein yang terlibat dalam penggumpalan darah. Fibrin ini adalah protein yang berhubung dengan urat syaraf polymerized untuk membentuk sebuah luka. Fibrin terbuat dari fibrinogen,yang larut plasma glikoprotein yang disintesis oleh hati. Proses dalam koagulasi mengaktifkan kaskade zymogen prothrombin ke protease serin thrombin, yang bertanggung jawan untuk mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin kemudian dihubungkan oleh faktor XIII untuk membentuk gumpalan. Fibrin menstabilkan FXIIIa lebih lanjut dengan penggabungan fibrinolisis inhibitor alfa-2-antiplasmin dan activatable thrombin inhibitor fibrinolisis, procarboxypeptidase B, dan mengikat untuk beberapa protein perekat dari berbagai sel. Baik aktivasi faktor XIII oleh thrombin dan plasminogen penggerakn (t-PA) yang dikatalisis oleh fibrin. Fibrin mengikat secara khusus faktor-faktor koagulasi diaktifkan faktor Xa dan thrombin dan entraps mereka dalam jaringan serat, sehingga berfungsi sebagai inhibitor sementara enzim ini yang tetap aktif dan dapat melepaskan selama fibrinolisis.


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1        Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 12 Mei 2014 pukul 10.30–13.00 WIB, dan bertempat di Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia, Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

3.2       Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
a.      Lanset dan Jarum.
b.     Objek Glass.
c.      Jarum Pentul.
d.     Stopwatch.
e.     Kapas/tissue.
f.       Alcohol.

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Sampel darah dari 5 Mahasiswa.

3.3      Prosedur Kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.       Inventaris alat-alat yang akan digunakan.
2.     Disiapkan sampel darah dari  5 Mahasiswa.
3.    Selanjutnya Mahasiswa tersebut diambil darahnya dengan menggunakan lanset dan jarum yang steril.
4.    Jika darah telah keluar lihat waktu berapa lama ketika darahnya mulai berhenti keluar (Bleeding Time).
5.     Setelah bleeding time selesai selanjutanya ambil lagi sampel dari Darah Mahasiswa dengan menggunakan jarum dan lanset yang steril.
6.    Keluarkan darah yang ada di jari.
7.     Letakkan darah tersebut di atas objek glass.
8.    Amati sampai terbentuk benang-benang fibrin (Fibrin Time) catat waktunya.
9.    Setelah fibrin time sudah terbentuk, untuk selanjutnya tinggal mengetahui kapan darah tersebut membeku (Clotting Time).
10.  Jika semua sudah dilakukan dan hasil telah di ketahui untuk selanjutnya buatlah tabel untuk data-data tersebut.


 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
No.
Nama Mahasiswa
Bleeding Time
Fibrin Time
Clotting Time
1.
Ahmad Rois
01:18 Menit
07:32 Menit
11:56 Menit
2.
Dini Indah
36,6 Detik
05:09 Menit
12:14 Menit
3.
Ryan Purnomo
02:17 Menit
02:16 Menit
08:54 Menit
4.
Isnani
01:25 Menit
04:55 Menit
16:40 Menit
5.
Rianto
01:15 Menit
03:20 Menit
03:20 Menit

4.2 Pembahasan
A. Bleeding Time
No.
Nama Mahasiswa
Bleeding Time
1.
Ahmad Rois
01:18 Menit
2.
Dini Indah
36,6 Detik
3.
Ryan Purnomo
02:17 Menit
4.
Isnani
01:25 Menit
5.
Rianto
01:15 Menit

Dari data yang telah diperoleh tes Bleeding Time dilakukan untuk mengetahui aktivitas pembekuan darah atau waktu lamanya berdarah atau waktu yang diperlukan untuk berhentinya darah mengalir. Nilai waktu normal dalam tes bleeding time yaitu 1 sampai 6 menit.
Dari hasil data yang telah kita peroleh, data nama-nama ke 5 mahasiswa dan waktu yang telah diperoleh semuanya berbeda. Dalam data yang telah kami peroleh yang masuk dalam waktu normal untuk tes bleeding time yaitu Ahmad Rois, Ryan Purnomo, Isnani dan Rianto. Tetapi pada Dini Indah ini berbeda dengan 4 mahasiswa lainnya, waktu untuk bleeding time  lebih cepat dari waktu normal yang telah ditentukan. Setelah diteliti penyebab mengapa Dini Indah ini berbeda/abnormal dengan data 4 Mahasiswa lainnya. Itu sebabkan oleh beberapa faktor diantara yaitu :
·        Mulai dari volume darah yang keluar, apakah darahnya sedikit atau banyak.
·        Teknik pengambilan darahnya, apakah sudah sesuai dengan prosedur atau tidak.
·     Agregasi trombosit dan Trombositonema. Bisa juga kandungan lemak yang ada di setiap orang berbeda ketebalannya, sehingga bisa berperngaruh pada saat pengambilan darah dan proses/waktu yang diperlukan untuk darah sampai berhenti.

B. Fibrin Time
No.
Nama Mahasiswa
Fibrin Time
1.
Ahmad Rois
07:32 Menit
2.
Dini Indah
05:09 Menit
3.
Ryan Purnomo
02:16 Menit
4.
Isnani
04:55 Menit
5.
Rianto
03:20 Menit

Berdasarkan dari hasil praktikum, tes Fibrin Time dilakukan untuk mengetahui kapan waktu benang-benang fibrin tebentuk. Nilai waktu normal dari waktu untuk fibrin time yaitu 3 sampai 6 menit.
Dari data hasil praktikum yang telah kita dapat, hasilnya menunjukan bahwa dari ke 5 Mahasiswa yang darahnya menjadi sampel yaitu semuanya masuk dalam waktu normal untuk fibrin time. Semua ini menunjukan bahwa bahwa dari sampel darah ke 5 mahasiswa tersebut tidak mengalami kelainan dalam pembentukan benang-benang fibrin. Fibrin yaitu serat protein yang terlibat dalam penggumpalan darah. Fibrin ini berhubungan dengan urat saraf polymerized untuk membentuk sebuah luka. Fibrin terbuat dari fibrinogen yang larut plasma glikoprotein yang disintesis oleh hati.  Bila dalam pembentukan benang-benang fibrin butuh waktu yang lama/abnormal dari range waktu normal, itu bisa disebabkan ada kelainan dalam darahnya atau hati tidak mampu menggenjot produksi komponen yang ada di trombosit maupun plasma darah yang bernama fibrinogen.
Fibrinogen adalah sebuah glikoprotein yang ada dalam plasma darah dalam bentuk cairan dan trombosit dalam bentuk granula yang semuanya di hasilkan oleh hati.
C. Clotting Time
No.
Nama Mahasiswa
Clotting Time
1.
Ahmad Rois
11:56 Menit
2.
Dini Indah
12:14 Menit
3.
Ryan Purnomo
08:54 Menit
4.
Isnani
16:40 Menit
5.
Rianto
03:20 Menit

Berdasarakan praktikum yang telah dilakukan tes Clotting Time  dilakukan untuk mengetahui aktivitas faktor pembekuan darah terutama yang membentuk tromboplastikn dan factor pembentuk trombosit. Nilai waktu normal untuk Clotting Time yaitu dari 9 sampai 15 menit.
Dari hasil data praktikum yang telah kami dapatkan yang masuk kedalam waktu normal yaitu Ahmad Rois, Dini Indah, Ryan Purnomo. Sedangkan data yang berada di luar waktu normal/Abnormal yaitu Isnani dan Rianto
Ø Waktu yang dibutuhkan Isnani untuk Clotting Time yaitu 16:40 Menit.
Mengapa waktu Isnani bisa lebih lama dari lwaktu normal?
Ø Waktu yang dibutuhkan Rianto untuk Cotting Time yaitu 03:20 Menit.
Mengapa waktu Rianto lebih cepat dari waktu normal?

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Clotting Time menjadi Abnormal yaitu :
·        Volume darah yang keluar dari tubuh, sedikit atau banyak, bila banyak bisa jadi waktu untuk clotting time akan lebih lama dari waktu normal.
·        Teknik pengambilan juga sangat bepengaruh waktu darah akan dikeluarkan dan dilihat waktu untuk clotting timenya.
·        Ada kelainan dalam darah orang tersebut.

4.3 Faktor Pembekuan Darah
Dalam tubuh manusia itu ada 13 faktor pembekuan darah, faktor-faktor tersebut antara lain :
1.    Faktor Fibrinogen.
Sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein plasma dan diubah menjadi fibrin melalui aksi trombin. Kekurangan faktor ini menyebabkan masalah pembekuan darah afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.
2.   Faktor  Prothrombin.
Sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma dan diubah menjadi bentuk aktif trombin (faktor IIa) oleh pembelahan dengan mengaktifkan faktor X (Xa) di jalur umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin kemudian memotong ke bentuk aktif fibrin. Kekurangan faktor menyebabkan hypoprothrombinemia.
3.  Faktor Jaringan Tromboplastin
Koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber yang berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan Tromboplastin penting dalam pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di Jalur koagulasi ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan. 
4.  Faktor Kalsium.
Sebuah faktor koagulasi diperlukan dalam berbagai fase pembekuan darah. 
5.   Faktor Proaccelerin.
Sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas, yang hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik dan ekstrinsik koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan prothrombin trombin yang aktif. Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal, mengarah pada kecenderungan berdarah yang langka yang disebut parahemophilia, dengan berbagai derajat keparahan. Disebut juga akselerator globulin.
6.  Faktor Stable Factor Autoprotimbin.
Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V, tetapi tidak lagi dianggap dalam skema hemostasis. 
7.   Faktor Proconvertin.
Sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabildan panas dan berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak dengan kalsium, dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X. Defisiensi faktor Proconvertin, yang mungkin herediter (autosomal resesif) atau diperoleh (yang berhubungan dengan kekurangan vitamin K), hasil dalam kecenderungan perdarahan. Disebut juga serum prothrombin konversi faktor akselerator dan stabil. 
8.  Faktor Antihemophilic.
Sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam konser dengan faktor von Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor X. Defisiensi, sebuah resesif terkait-X sifat, penyebab hemofilia A. Disebut juga antihemophilic globulin dan faktor antihemophilic A. 
9.  Faktor Tromboplastin Plasma Komponen
Sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah aktivasi, diaktifkan Defisiensi faktor X. hasil di hemofilia B. Disebut juga faktor Natal dan faktor antihemophilic B.  
10.Faktor Stuart
Sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan berpartisipasi dalam baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan, membentuk kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan faktor V, yang disebut prothrombinase. Hal ini dapat membelah dan mengaktifkan prothrombin untuk trombin. Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi sistemik. Disebut juga Prower Stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga thrombokinase.
11.  Faktor Tromboplastin.
Plasma yang di atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam jalur intrinsik dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor IX. Lihat juga kekurangan faktor XI. Disebut juga faktor antihemophilic C.
12.Faktor Hageman.
Faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak dengan kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari koagulasi dengan mengaktifkan faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan kecenderungan trombosis.
13.Faktor Fibrin.
Faktor yang menstabilkan, sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin monomer untuk polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut dalam urea, fibrin yang memungkinkan untuk membentuk pembekuan darah. Kekurangan faktor ini memberikan kecenderungan seseorang hemorrhagic. Disebut juga fibrinase dan protransglutaminase. Bentuk yang diaktifkan juga disebut transglutaminase.

4.4 Mekanisme Pembekuan Darah

Proses mekanisme pembekuan darah pada manusia antara lain :
Ketika kita mengalami luka pada permukaan tubuh, maka tubuh akan mengeluarkan darah. Terjadinya pendarahan itu disebabkan oleh sobeknya pembuluh darah. Pada keadaan luka yang ringan, setelah beberapa saat darah akan berhenti mengalir. Dalam hal ini tubuh kita memiliki keistimewaan bukan? Penghentian pendarahan adalah proses yang kompleks. Pembekuan dimulai ketika keping-keping darah dan faktor-faktor lain dalam plasma darah kontak dengan permukaan yang tidak biasa, seperti pembuluh darah yang rusak atau terluka.Pada saat terjadi luka pada permukaan tubuh, komponen darah, yaitu trombosit akan segera berkumpul mengerumuni bagian yang terluka dan akan menggumpal sehingga dapat menyumbat dan menutupi luka.  Di dalam plasma darah terdapat trombosit yang akan pecah apabila menyentuh permukaan yang kasar. Jika trombosit pecah, enzim tromboplastin yang dikandungnya akan keluar bercampur dengan plasma darah. Selain trombosit, di plasma darah terdapat protombin. Protombin akan diubah menjadi trombin oleh enzim tromboplastin.
·        Perubahan protombin menjadi trombin dipicu oleh ion kalsium (Ca2+).
·     Protombin adalah suatu protein plasma yang pembentukannya memerlukan vitamin K. Trombin akan berfungsi sebagai enzim yang dapat mengubah fibrinogen menjadi fibrin.
·   Fibrinogen adalah suatu protein yang terdapat dalam plasma. Adapun fibrin adalah protein berupa benang-benang yang tidak larut dalam plasma. Benang-benang fibrin yang terbentuk akan saling bertautan sehingga sel-sel darah merah beserta plasma akan terjaring dan membentuk gumpalan. Jaringan baru akan terbentuk menggantikan gumpalan tersebut dan luka akan menutup.

4.5 Ganguan pada Sistem Peredaran Darah Manusia
Berikut beberapa gangguan pada sistem peredaran darah manusia :
1.    Hemofili
Merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan darah tidak membeku secara genetis. Hemofili ini merupakan penyakit menurun.
2.   Anemia
Merupakan penyakit kekurangan darah yang dapat terjadi karena infeksi kuman misalnya apabila terkena cacing tambang, atau dapat juga karena berkurangnya kadar Hb dalam darah.
3.  Leukimia (Kanker Darah)
Merupakan penyakit di mana pertambahan sel darah putih secara tidak terkendali (abnormal) sekitar 500.000/mm3 darah. Hal ini akan sangat merugikan si penderita karena sifat sel darah putih adalah memakan kuman penyakit, karena tidak ada kuman penyakit maka akan memakan sel darah merah yang ada.
4.  Varises
Merupakan penyakit pelebaran pembuluh darah, biasanya di tangan/kaki. Penyakit ini biasanya dialami para wanita setelah melahirkan. Kemungkinan besar disebabkan oleh beban si ibu selama hamil dan masih aktif bekerja, apalagi sering menggunakan sepatu berhak tinggi. Tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada pria pekerja berat misalnya kuli bangunan atau kuli pasar yang biasa mengangkat beban berat dan kaki sebagai tumpuannya.
5.   Haemoroid (Ambein)
Merupakan penyakit yang hampir sama dengan varises, tetapi terjadi di bagian dubur. Biasanya dialami oleh orang yang sering duduk dalam posisi yang sama dan dalam waktu yang lama. Gejala awal mula-mula apabila Buang Air Besar (BAB) terasa sakit, panas dan keluar darah menetes. Apabila tidak diobati kadang-kadang pada waktu duduk darah akan keluar sendiri dan membasahi celana, dan apabila sudah parah maka spinkter dalam akan keluar karena telah banyak pembuluh darah yang pecah. Apabila sampai hal ini terjadi maka harus segera dioperasi.
6.  Koronariasis
Merupakan penyakit di mana terjadi penyempitan nadi tajuk jantung (jantung koroner).
7.   Hipertensi
Merupakan penyakit di mana terjadi tekanan darah tinggi. Tekanan darah penderita hipertensi ini melebihi 200 mmHg, sehingga akan berakibat pusing dan apabila mengalami jatuh dapat mengakibatkan terjadinya pecahnya pembuluh darah atau penyumbatan pembuluh darah (stroke).
8.  Hipotensi
Merupakan kebalikan dari hipertensi yaitu orang yang memiliki darah kurang dari 100 mmHg atau sering disebut dengan penyakit tekanan darah rendah. Biasanya penderita akan cepat merasa lelah dan kadang-kadang sering kesemutan di anggota gerak misalnya pada kaki dan tangan.
9.  Pingsan
Yaitu hilangnya kesadaran karena berkurangnya suplai oksigen yang dibawa oleh darah.
10.Thalasemia
Yaitu penyakit kelainan darah turunan yang ditandai oleh adanya sel darah merah yang abnormal.  


BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari tujuan praktikum dan dari hasil praktikum yang telah kami lakukan tentang bleeding time, fibrin time dan clotting time. Bahwa dengan melakukan praktikum ini tidak dipungkiri lagi bahwa tubuh manusia memiliki peredaran darah yang aktif dan bila dara tersebut keluar atau tubuh mengalami robekan dan mengeluarkan darah maka disitu kita bisa melihat waktu yang dibutuhkan mulai dari bleeding time, fibrin time dan clotting time. Bila waktu yang dibutuhkan untuk bleeding time, fibrin time dan clotting time lebih cepat atau pun lebih lama, itu semua disebabkan ada fator-faktor yang mempengaruhinya, atau bisa juga ada kelainan dalam darahnya.


Download PDF DISINI

Artikel Terkait
Luangin waktumu untuk Share this article with your friends
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meluagkan waktunya untuk berkomentar.

 

Born This Way Copyright © 2012 Design by ASTIE AFRIANI Astie Afriani Puspadewi