LAPORAN
KELOMPOK PRAKTIKUM
ANATOMI
FISIOLOGI MANUSIA
BLEEDING, CLOTTING DAN FIBRIN TIME
KELOMPOK/GELOMBANG : 1 / 2
Ahmad Rois
(1304015003)
Astie
Afriani (1304015078)
Lisa
Yuliana (1304015284)
Rostuti
(1304015460)
Yohana
Zerlinda (1304015558)
KELAS : 2G
DOSEN PEMBIMBING
Dwitiyanti,
M. Farm, Apt
FAKULTAS
FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Darah adalah cairan yang terdapat pada
semua makhluk hidup yang berfungsi
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap
virus atau bakteri. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai
pengikat oksigen. Darah merupakan salah satu cairan yang sangat penting yang
juga sebagai cairan terbesar dalam tubuh. Darah yang diedarkan melalui pembuluh
darah, yang banyaknya pada orang dewasa kurang lebih 5 liter ini, dapat
mengalir karena kinerja pompa jantung. Darah dialirkan keseluruh tubuh karena
fungsinya yang khusus yaitu sebagai system transportasi. Darahlah yang berjasa
membawa oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Selain fungsi
utamanya sebagai pembawa dan pengedar oksigen dan nutrisi bagi tubuh, darah
juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dengan
menjaga Ph tetap seimbang dan sebagai bagian dari system perlindungan tubuh
karena di dalam darah juga terdapat leukosit atau sel darah putih yang berperan
dalam system imun tubuh.
Darah agak lebih sedikit kental dan lengket dibandingakan
air. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan
oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi
dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah adalah cairan jaringan tubuh.
Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di
seluruh tubuh. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu ada dalam pembuluh darah
sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme
pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemostatis. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin
juga diedarkan melalui darah.
Darah
adalah komponen yang sangat penting bagi makhluk hidup, karena mempunyaiperan
yang sangat banyak, terutama dalam pengangkutan zat-zat yang penting bagi
proses metabolisme tubuh. Jika darah mengalami gangguan, maka segala proses
metabolisme tubuh akan terganggu pula. Begitu banyak fungsi darah sehingga
darah merupakan cairan tubuh yang penting dan fungsinya tidak dapat digantikan
oleh anggota tubuh yang lain.
Darah
terdiri atas dua komponen utama yaitu plasma darah yang merupakan bagian cair
darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah,
sedangkankan butir darah terdiri atas eritrosit, leukosit dan trombosit.
Komponen penyusun darah ada 2 yaitu bagian yaitu :
a.
Plasma darah, mempunyai fungsi pengangkut gas
dan sari makanan disamping itu plasma darah juga mengandung fibrinogen yang
berfungsi dalam pembekuan darah. Plasma darah merupakan bagian yang cair dari
darah yang mempunyai atau terdiri dari air (91-92%), protein 8-9%, substansi
lain selain protein seperti garam amonium urea, asam urat kreatinin, kreatin,
asam amino, santin, dan hiposantin. Darah beredar dalam pembuluh darah
arteri,vena,dan kapiler.
b.
Sel darah, adalah merupakan 45% volume darah.
Sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit),
dan keping darah (trombosit).
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam laporan ini, hanya sebatas membahas tentang Pembekuan Darah
melalui tahap Bleeding, Fibrin dan Clotting Time, untuk lebih mengetahui detail
tentang proses pembekuan darah pada manusia.
Kemudian timbul pertanyaan di benak kami:
“Bagaimana
proses pembekuan darah pada manusia?”
Dengan modal pertanyaan di atas, kami
berharap akan menemukan jawaban yang tepat supaya kita dapat mengetahui labih
jauh tentang proses
pembekuan darah.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum tentang bleeding time, fibrin time, dan clotting time ini
yaitu :
1.
Agar
Mahasiswa mengetahui faktor-faktor pembekuan darah.
2. Agar Mahasiswa mengetahui faktor-faktor pembekuan darah terutama yang membentuk
tromboplastin dan faktor pembentuk trombosit.
3.
Bleeding
Time tujuannya untuk mengetahui aktivitas pembekuan darah.
4.
Fibrin
Time tujuannya untuk mengetahui kapan terbentuknya benang-benang fibrin.
5.
Clotting
Time tujuannya untuk mengetahui aktivitas faktor pembekuan darah terutama yang
membentuk tromboplastin dan faktor pembentuk trombosit.
6.
Untuk
mengetahui aktivitas faktor pembekuan darah terutama yang membentuk
tromboplastin dan faktor pembentuk trombosit.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah manusia ada dua
yaitu system peredaran darah besar dan sistem peredaran darah kecil.
a) Sistem
Peredaran Darah Besar (Sistemik)
Peredaran
darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui aorta menuju ke
seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ bagian bawah). Melalui arteri darah yang kaya akan
oksigen menuju ke sistem-sistem organ, maka disebut sebagai sistem peredaran
sistemik. Dari sistem organ vena membawa darah kotor menuju ke jantung. Vena
yang berasal dari sistem organ di atas jantung akan masuk ke bilik kanan
melalui vena cava inferior, sementara vena yang berasal dari sistem organ di
bawah jantung dibawa oleh vena cava posterior. Darah kotor dari bilik kanan
akan dialirkan ke serambi kanan, selanjutnya akan dipompa ke paru-paru melalui
arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan satu keunikan dalam sistem
peredaran darah manusia karena merupakan satu-satunya arteri yang membawa darah
kotor (darah yang mengandung CO2).
Urutan perjalanan peredaran darah besar :
b) Sistem
Peredaran Darah Kecil (Pulmonal)
Peredaran
darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri pulmonalis dari
serambi kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya pada alveolus terjadi pertukaran
gas antara O2 dan CO2. Gas O2 masuk melalui
sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar tubuh. O2
yang masuk akan diikat oleh darah (dalam bentuk HbO) terjadi di dalam alveolus.
Selanjutnya darah bersih ini akan keluar dari paru-paru melalui vena pulmonalis
menuju ke jantung (bagian bilik kiri). Vena pulmonalis merupakan keunikan yang
kedua dalam system peredaran darah manusia, karena merupakan satu-satunya vena
yang membawa darah bersih.
Urutan
perjalanan peredaran darah kecil :
c) Pembuluh
Limfe (Pembuluh Getah Bening)
·
Pembuluh
Limfe Kanan : Dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan sebelah
kanan, bermuara di pembuluh balik yang letaknya di bawah tulang selangka kanan. Pembuluh
Limfe Dada :Dari bagian lain, bermuara dalam vena di bawah tulang selangka
kiri. Pembuluh limfe adalah bermuaranya pembuluh lemak (pembuluh kil). Peredaran
limfe adalah terbuka, merupakan alat penyaring kuman, karena di kelenjar limfe
diproduksi sejenis sel darah putih yang disebut limfosit untuk imunitas.
2.2
Komponen Penyusun Darah
Darah
manusia tersusun atas beberapa komponen. Adapun komponen darah adalah :
1. Sel
Darah yang
terdiri atas :
a.
Sel Darah Merah (Eritrosit)
Bentuk sel darah merah bulat gepeng,
kedua permukaannya cekung (bikonkaf), dan tidak berinti, pada pria jumlahnya
kira-kira 5 juta/mm3 sedangkan wanita kira-kira 4 juta/mm3.
Mengandung hemoglobin (zat warna merah pada darah) yang berfungsi mengikat O2,
mengandung zat besi (Fe), berwarna merah. Sel darah merah dibentuk dalam sumsum
merah tulang, pada tulang pipih. Sel darah merah dapat hidup 120 hari, yang
sudah tua/rusak akan dirombak dalam limfa. Hemoglobin yang terlepas akan dibawa
ke hati untuk dirombak menjadi zat warna empedu (bilirubin). Adapun zat besi
yang terlepas akan digunakan dalam membentuk sel darah merah baru. Jika sel-sel darah kekurangan zat besi maka
akan mengalami penyakit yang disebut anemia. Adapun jika kekurangan darah O2
dinamakan sianosis
b.
Sel Darah Putih (Leukosit)
Macam-macam sel darah putih :
- Monosit, dengan ciri-ciri inti bulat, besar, bersifat fagosit dan dapat bergerak cepat.
- Limfosit, dengan ciri-ciri berinti satu, tidak dapat bergerak, berfungsi untuk imunitas. Bentuk leukosit tidak tetap (ameboid), tidak berwarna, memiliki inti, bulat/cekung, jumlahnya pada orang normal kira-kira 6.000-9.000/mm3. Umur sel darah putih sekitar 12-13 hari. Dibuat dalam sumsum tulang merah, limfe dan jaringan retikuloendothelium. Fungsi sel darah putih untuk melindungi tubuh terhadap infeksi. Jika ada kuman sel darah putih akan memakan kuman tersebut, apabila kalah akan berubah menjadi nanah. Selain itu leukosit juga sebagai prengangkutan zat lemak, pembuluh chyl dan limfe serta bersifat fagosit.
c.
Darah Pembeku (Trombosit)
Bentuk
keping darah pembeku tidak tetap. Fungsinya untuk pembekuan darah,
jumlahnya kira-kira 200.000-400.000/mm3, dibuat dalam sumsum tulang
(megakariosit). Jika seseorang luka, keping darah mengalir bersama darah luka,
pada waktu menyentuh permukaan luka akan pecah dan terbentuk trombokinase,
dengan bantuan ion kalsium akan mengubah protrombin (dalam plasma darah)
menjadi trombin. Trombin yang terbentuk akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin
(benang-benang halus) yang akan menutup luka sehingga perdarahan berhenti. Bleeding
time (masa pendarahan). Terjadinya perdarahan berkepanjangan setelah trauma
superfisial yang terkontrol, merupakan petunjuk bahwa ada defisiensi trombosit.
Masa perdarahan memanjang pada kedaan trombositopenia ( <100 .000="" mm="" span="">3
ada yang mengatakan < 75.000 mm3), penyakit Von Willbrand, sebagian
besar kelainan fungsi trombosit dan setelah minum obat aspirin.
Pembuluh kapiler yang tertusuk akan mengeluarkan darah sampai luka itu
tersumbat oleh trombosit yang menggumpal. Bila darah keluar dan menutupi luka,
terjadilah pembekuan dan fibrin yang terbentuk akan mencegah perdarahan yang
lebih lanjut . Pada tes ini darah yang keluar harus dihapus secara
perlahan-lahan sedemikian rupa sehingga tidak merusak trombosit. Setelah
trombosit menumpuk pada luka, perdarahan berkurang dan tetesan darah makin lama
makin kecil.100>
Koagulasi
(en:coagulation, clotting) adalah suatu proses yang rumit di dalam sistem
koloid darah yang memicu partikel koloidal terdispersi untuk memulai proses
pembekuan (en:agglomerate) dan membentuk trombus. Koagulasi adalah bagian
penting dari hemostasis, yaitu saat penambalan dinding pembuluh darah yang
rusak oleh keping darah dan faktor koagulasi (yang mengandung fibrin) untuk
menghentikan pendarahan (en:hemorrhage) dan memulai proses perbaikan. Kelainan
koagulasi dapat meningkatkan risiko pendarahan atau trombosis.
Proses
koagulasi terjadi segera setelah terjadinya luka pada pembuluh darah dengan
rusaknya endotelium (en:endothelium). Langkah awal koagulasi adalah dengan
pelepasan komponen fosfolipid (en:phospholipid) yang disebut faktor jaringan
(en:tissue factor) dan fibrinogen sebagai inisiasi sebuah reaksi berantai.
Segera setelah itu keping darah bereaksi membentuk penyumbat pada permukaan
luka, reaksi ini disebut hemostasis awal (en:primary). Hemostasis lanjutan
(en:secondary) terjadi hampir bersamaan:protein dalam plasma darah yang disebut
faktor koagulasi merespon secara berjenjang dan sangat rumit untuk membentuk
jaring-jaring fibrin yang memperkuat penyumbatan keping darah.
2. Plasma
Darah (Cairan)
yang terdiri atas :
a. Air, hampir 90% berupa cairan.
b. Protein
- Albumin (53%) berperan dalam menjaga tekanan osmosis darah.
- Globulin (43%) berperan dalam pembuatan antibodi.
- Fibrinogen (4%) berperan dalam pembekuan darah.
c. Gas terdiri atas :
- O2
- CO2
- N2
d. Nutrien terdiri atas
- Lemak
- Glukosa
- Asam Amino
- Vitamin
e. Garam
Mineral terdiri
atas :
- NaCl
- Fosfat
- Sulfat
- Bikarbonat
f. Zat
Sisa terdiri atas :
- Urea
- Kretinin
- Bilirubin
g. Hormone dan Enzim
3. Dalam plasma terdapat Antigen (protein
asing) yang berguna untuk membentuk antibody, presipitin yang menggumpalkan
antigen, lisin yang mampu menguraikan antigen, antitoksin untuk menawarkan
racun.
2.3 Aktivitas
Pembekuan Darah
Proses pembekuan darah atau penggumpalan darah merupakan
proses yang kompleks untuk mencegah tubuh kehilangan banyak darah ketika
terjadi luka. Proses tersebut meliputi pengetatan pada dinding pembuluh darah
yang terluka, pelepasan zat untuk menarik keping-keping darah ke daerah luka,
dan pembentukan benang-benang fibrin.
1.
Bleeding
Time
Bleeding Time adalah
waktu lamanya berdarah atau waktu yang di perlukan untuk berhentinya darah
mengalir.
Ada beberapa metode
dalam Bleeding Time yaitu :
a.
Metode Ivy
Metode Ivy adalah format tradisional untuk
tes ini. Dalam metode Ivy, tekanan darah manset ditempatkan di lengan atas dan
meningkat sampai 40 mmHg. Sebuah pisau bedah atau pisau bedah yang digunakan
untuk melakukan tusukan luka di bagian lengan bawah. Perangkat, pisau otomatis
pegas paling umum digunakan untuk membuat potongan berukuran standar. Kawasan
ditikam dipilih sehingga tidak ada vena superfisialis. Ini pembuluh darah,
karena ukuran mereka, mungkin kali pendarahan lagi, terutama pada orang dengan
pendarahan cacat. Waktu dari ketika luka menusuk dibuat sampai pendarahan semua
telah berhenti diukur dan disebut waktu perdarahan (Bleeding Time).
Setiap 30 detik, handuk kertas digunakan untuk membersihkan dari darah. Tes ini
selesai ketika pendarahan telah berhenti sepenuhnya.
b.
Metode Duke
Untuk metode Duke, dibuat di kuping
telinga atau ujung jari yang ditusuk untuk menyebabkan perdarahan. Seperti
dalam metode Ivy, tes ini waktunya dari awal pendarahan sampai pendarahan
benar-benar berhenti. Kerugian dengan metoda Duke adalah bahwa tekanan pada
vena darah di daerah menusuk tidak konstan dan hasil yang dicapai kurang dapat
diandalkan. Keuntungan dengan metode Duke adalah bahwa bekas luka tidak tetap
setelah ujian. Metode lain dapat menyebabkan bekas luka, garis rambut kecil di
mana luka tersebut dibuat. Namun, ini adalah sebagian besar perhatian
kosmetik. Tidak ada persiapan khusus yang dibutuhkan pasien untuk tes ini.
Daerah yang akan ditusuk harus dibersihkan dengan alkohol. Alkohol harus
ditinggalkan dikulit cukup lama untuk membunuh bakteri pada tempat luka.
Alkohol harus dikeluarkan sebelum menusuk lengan karena alkohol akan berdampak
buruk hasil tes oleh pembekuan menghambat.
2.
Clotting
Time
Clotting Time adalah
waktu yang di perlukan darah untuk membeku atau waktu yang di perlukan saat
pengambilan darah sampai saat terjadinya pembekuan. Hal
ini menunjukkan seberapa baik platelet berinteraksi dengan dinding pembuluh
darah untuk membentuk pembekuan darah. Trombin waktu membandingkan tingkat
pasien pembentukan gumpalan dengan sampel dari normal plasma dikumpulkan.
Trombin yang ditambahkan pada sampel plasma. Jika plasma tidak segera membeku,
itu berarti kekurangan (fibrinogen kuantitatif) atau cacat kualitatif
(fibrinogen disfungsional). Reptilase memiliki tindakan yang mirip dengan
trombin tetapi tidak seperti trombin tidak dihambat oleh heparin. Trombin waktu
dapat diperpanjang oleh: heparin, produk degradasi fibrin, antikoagulan lupus.
Dalam bidang tes koagulasi, Clotting
time adalah salah satu yang paling prosedural sederhana. Setelah
membebaskan plasma dari seluruh darah dengan sentrifugasi, Trombin yang
ditambahkan pada sampel plasma. bekuan ini terbentuk dan terdeteksi optikal
atau mekanis dengan alat koagulasi. Waktu antara penambahan trombin dan
pembentukan gumpalan dicatat sebagai Clotting time.
3.
Fibrin
Time
Fibrin (juga disebut
Faktor Ia) adalah serat protein yang terlibat dalam penggumpalan darah. Fibrin
ini adalah protein yang berhubung dengan urat syaraf polymerized untuk
membentuk sebuah luka. Fibrin terbuat dari fibrinogen,yang larut plasma
glikoprotein yang disintesis oleh hati. Proses dalam koagulasi mengaktifkan kaskade
zymogen prothrombin ke protease serin thrombin, yang bertanggung jawan untuk
mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin kemudian dihubungkan oleh faktor
XIII untuk membentuk gumpalan. Fibrin menstabilkan FXIIIa lebih lanjut dengan
penggabungan fibrinolisis inhibitor alfa-2-antiplasmin dan activatable thrombin
inhibitor fibrinolisis, procarboxypeptidase B, dan mengikat untuk beberapa
protein perekat dari berbagai sel. Baik aktivasi faktor XIII oleh thrombin dan
plasminogen penggerakn (t-PA) yang dikatalisis oleh fibrin. Fibrin mengikat
secara khusus faktor-faktor koagulasi diaktifkan faktor Xa dan thrombin dan
entraps mereka dalam jaringan serat, sehingga berfungsi sebagai inhibitor
sementara enzim ini yang tetap aktif dan dapat melepaskan selama fibrinolisis.
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 12 Mei 2014 pukul 10.30–13.00 WIB, dan
bertempat di Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia, Fakultas Farmasi dan
Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
3.2 Alat
dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah :
a.
Lanset
dan Jarum.
b.
Objek
Glass.
c.
Jarum
Pentul.
d.
Stopwatch.
e.
Kapas/tissue.
f.
Alcohol.
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah :
Sampel darah dari 5 Mahasiswa.
3.3 Prosedur
Kerja
Adapun
cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Inventaris
alat-alat yang akan digunakan.
2.
Disiapkan
sampel darah dari 5 Mahasiswa.
3.
Selanjutnya
Mahasiswa tersebut diambil darahnya dengan menggunakan lanset dan jarum yang
steril.
4.
Jika
darah telah keluar lihat waktu berapa lama ketika darahnya mulai berhenti
keluar (Bleeding Time).
5.
Setelah
bleeding time selesai selanjutanya ambil lagi sampel dari Darah Mahasiswa
dengan menggunakan jarum dan lanset yang steril.
6.
Keluarkan
darah yang ada di jari.
7.
Letakkan
darah tersebut di atas objek glass.
8.
Amati
sampai terbentuk benang-benang fibrin (Fibrin Time) catat waktunya.
9.
Setelah
fibrin time sudah terbentuk, untuk selanjutnya tinggal mengetahui kapan darah
tersebut membeku (Clotting Time).
10. Jika semua sudah dilakukan dan hasil
telah di ketahui untuk selanjutnya buatlah tabel untuk data-data tersebut.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
No.
|
Nama Mahasiswa
|
Bleeding Time
|
Fibrin Time
|
Clotting Time
|
1.
|
Ahmad Rois
|
01:18
Menit
|
07:32
Menit
|
11:56
Menit
|
2.
|
Dini Indah
|
36,6
Detik
|
05:09
Menit
|
12:14
Menit
|
3.
|
Ryan Purnomo
|
02:17
Menit
|
02:16
Menit
|
08:54
Menit
|
4.
|
Isnani
|
01:25
Menit
|
04:55
Menit
|
16:40
Menit
|
5.
|
Rianto
|
01:15
Menit
|
03:20
Menit
|
03:20
Menit
|
4.2 Pembahasan
A. Bleeding Time
No.
|
Nama Mahasiswa
|
Bleeding Time
|
1.
|
Ahmad Rois
|
01:18 Menit
|
2.
|
Dini Indah
|
36,6 Detik
|
3.
|
Ryan Purnomo
|
02:17 Menit
|
4.
|
Isnani
|
01:25 Menit
|
5.
|
Rianto
|
01:15 Menit
|
Dari data yang telah diperoleh tes Bleeding
Time dilakukan untuk mengetahui aktivitas pembekuan darah atau waktu lamanya
berdarah atau waktu yang diperlukan untuk berhentinya darah mengalir. Nilai
waktu normal dalam tes bleeding time yaitu 1
sampai 6 menit.
Dari hasil data yang telah kita
peroleh, data nama-nama ke 5 mahasiswa dan waktu yang telah diperoleh semuanya
berbeda. Dalam data yang telah kami peroleh yang masuk dalam waktu normal untuk tes bleeding time yaitu Ahmad Rois,
Ryan Purnomo, Isnani dan Rianto. Tetapi pada Dini Indah ini berbeda dengan 4 mahasiswa lainnya, waktu untuk bleeding
time lebih cepat dari waktu normal yang
telah ditentukan. Setelah diteliti penyebab mengapa Dini Indah ini
berbeda/abnormal dengan data 4 Mahasiswa lainnya. Itu sebabkan oleh beberapa
faktor diantara yaitu :
·
Mulai
dari volume darah yang keluar, apakah darahnya sedikit atau banyak.
·
Teknik
pengambilan darahnya, apakah sudah sesuai dengan prosedur atau tidak.
· Agregasi
trombosit dan Trombositonema. Bisa juga kandungan lemak yang ada di setiap
orang berbeda ketebalannya, sehingga bisa berperngaruh pada saat pengambilan
darah dan proses/waktu yang diperlukan untuk darah sampai berhenti.
B.
Fibrin Time
No.
|
Nama Mahasiswa
|
Fibrin Time
|
1.
|
Ahmad Rois
|
07:32
Menit
|
2.
|
Dini Indah
|
05:09
Menit
|
3.
|
Ryan Purnomo
|
02:16
Menit
|
4.
|
Isnani
|
04:55
Menit
|
5.
|
Rianto
|
03:20
Menit
|
Berdasarkan dari hasil praktikum, tes
Fibrin Time dilakukan untuk mengetahui kapan waktu benang-benang fibrin tebentuk.
Nilai waktu normal dari waktu untuk fibrin time yaitu 3 sampai 6 menit.
Dari data hasil praktikum yang telah
kita dapat, hasilnya menunjukan bahwa dari ke 5 Mahasiswa yang darahnya menjadi
sampel yaitu semuanya masuk dalam waktu normal untuk fibrin time. Semua ini
menunjukan bahwa bahwa dari sampel darah ke 5 mahasiswa tersebut tidak
mengalami kelainan dalam pembentukan benang-benang fibrin. Fibrin yaitu serat protein yang
terlibat dalam penggumpalan darah. Fibrin ini berhubungan dengan urat
saraf polymerized untuk membentuk sebuah luka. Fibrin terbuat dari fibrinogen
yang larut plasma glikoprotein yang disintesis oleh hati. Bila dalam pembentukan benang-benang fibrin
butuh waktu yang lama/abnormal dari range waktu normal, itu bisa disebabkan ada
kelainan dalam darahnya atau hati tidak mampu menggenjot produksi komponen yang
ada di trombosit maupun plasma darah yang bernama fibrinogen.
Fibrinogen adalah sebuah glikoprotein
yang ada dalam plasma darah dalam bentuk cairan dan trombosit dalam bentuk
granula yang semuanya di hasilkan oleh hati.
C.
Clotting Time
No.
|
Nama Mahasiswa
|
Clotting Time
|
1.
|
Ahmad Rois
|
11:56
Menit
|
2.
|
Dini Indah
|
12:14
Menit
|
3.
|
Ryan Purnomo
|
08:54
Menit
|
4.
|
Isnani
|
16:40 Menit
|
5.
|
Rianto
|
03:20 Menit
|
Berdasarakan praktikum yang telah
dilakukan tes Clotting Time dilakukan
untuk mengetahui aktivitas faktor pembekuan darah terutama yang membentuk
tromboplastikn dan factor pembentuk trombosit. Nilai waktu normal untuk
Clotting Time yaitu dari 9 sampai 15
menit.
Dari hasil data praktikum yang telah kami dapatkan yang
masuk kedalam waktu normal yaitu Ahmad
Rois, Dini Indah, Ryan Purnomo. Sedangkan data yang berada di luar waktu normal/Abnormal
yaitu Isnani dan Rianto
Ø Waktu yang dibutuhkan Isnani untuk
Clotting Time yaitu 16:40 Menit.
Mengapa
waktu Isnani bisa lebih lama dari lwaktu normal?
Ø Waktu yang dibutuhkan Rianto untuk
Cotting Time yaitu 03:20 Menit.
Mengapa
waktu Rianto lebih cepat dari waktu normal?
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi Clotting Time menjadi Abnormal yaitu :
·
Volume
darah yang keluar dari tubuh, sedikit atau banyak, bila banyak bisa jadi waktu
untuk clotting time akan lebih lama dari waktu normal.
·
Teknik
pengambilan juga sangat bepengaruh waktu darah akan dikeluarkan dan dilihat waktu
untuk clotting timenya.
·
Ada
kelainan dalam darah orang tersebut.
4.3
Faktor Pembekuan Darah
Dalam tubuh manusia itu ada 13 faktor
pembekuan darah, faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Faktor
Fibrinogen.
Sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein
plasma dan diubah menjadi fibrin melalui aksi trombin. Kekurangan faktor ini menyebabkan
masalah pembekuan darah afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.
2. Faktor Prothrombin.
Sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma dan
diubah menjadi bentuk aktif trombin (faktor IIa) oleh pembelahan dengan
mengaktifkan faktor X (Xa) di jalur umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin
kemudian memotong ke bentuk aktif fibrin. Kekurangan faktor menyebabkan hypoprothrombinemia.
3. Faktor
Jaringan Tromboplastin
Koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber yang
berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan Tromboplastin penting
dalam pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di Jalur
koagulasi ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan.
4. Faktor
Kalsium.
Sebuah faktor koagulasi diperlukan dalam berbagai fase
pembekuan darah.
5. Faktor
Proaccelerin.
Sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan
panas, yang hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di
intrinsik dan ekstrinsik koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan
prothrombin trombin yang aktif. Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal,
mengarah pada kecenderungan berdarah yang langka yang disebut parahemophilia,
dengan berbagai derajat keparahan. Disebut juga akselerator globulin.
6. Faktor
Stable Factor Autoprotimbin.
Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk
aktif faktor V, tetapi tidak lagi dianggap dalam skema hemostasis.
7. Faktor
Proconvertin.
Sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabildan
panas dan berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan
oleh kontak dengan kalsium, dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu
faktor X. Defisiensi faktor Proconvertin, yang mungkin herediter (autosomal
resesif) atau diperoleh (yang berhubungan dengan kekurangan vitamin K), hasil
dalam kecenderungan perdarahan. Disebut juga serum prothrombin konversi faktor
akselerator dan stabil.
8. Faktor
Antihemophilic.
Sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan
berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam konser
dengan faktor von Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor X.
Defisiensi, sebuah resesif terkait-X sifat, penyebab hemofilia A. Disebut juga
antihemophilic globulin dan faktor antihemophilic A.
9. Faktor
Tromboplastin Plasma Komponen
Sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan
terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah aktivasi, diaktifkan
Defisiensi faktor X. hasil di hemofilia B. Disebut juga faktor Natal dan faktor
antihemophilic B.
10.Faktor
Stuart
Sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan
berpartisipasi dalam baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan
mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan, membentuk
kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan faktor V, yang disebut prothrombinase.
Hal ini dapat membelah dan mengaktifkan prothrombin untuk trombin. Kekurangan
faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi sistemik. Disebut juga Prower
Stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga thrombokinase.
11. Faktor
Tromboplastin.
Plasma yang di atas, faktor koagulasi yang stabil yang
terlibat dalam jalur intrinsik dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu
mengaktifkan faktor IX. Lihat juga kekurangan faktor XI. Disebut juga faktor
antihemophilic C.
12.Faktor
Hageman.
Faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak
dengan kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari
koagulasi dengan mengaktifkan faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan
kecenderungan trombosis.
13.Faktor Fibrin.
Faktor yang menstabilkan, sebuah faktor
koagulasi yang merubah fibrin monomer untuk polimer sehingga mereka menjadi
stabil dan tidak larut dalam urea, fibrin yang memungkinkan untuk membentuk
pembekuan darah. Kekurangan faktor ini memberikan kecenderungan seseorang
hemorrhagic. Disebut juga fibrinase dan protransglutaminase. Bentuk yang
diaktifkan juga disebut transglutaminase.
4.4
Mekanisme Pembekuan Darah
Proses mekanisme pembekuan darah pada
manusia antara lain :
Ketika
kita mengalami luka pada permukaan tubuh, maka tubuh akan mengeluarkan darah.
Terjadinya pendarahan itu disebabkan oleh sobeknya pembuluh darah. Pada keadaan
luka yang ringan, setelah beberapa saat darah akan berhenti mengalir. Dalam hal
ini tubuh kita memiliki keistimewaan bukan? Penghentian pendarahan adalah
proses yang kompleks. Pembekuan dimulai ketika keping-keping darah dan
faktor-faktor lain dalam plasma darah kontak dengan permukaan yang tidak biasa,
seperti pembuluh darah yang rusak atau terluka.Pada saat terjadi luka pada
permukaan tubuh, komponen darah, yaitu trombosit akan segera berkumpul
mengerumuni bagian yang terluka dan akan menggumpal sehingga dapat menyumbat
dan menutupi luka. Di dalam plasma darah
terdapat trombosit yang akan pecah apabila menyentuh permukaan yang kasar. Jika
trombosit pecah, enzim tromboplastin yang dikandungnya akan keluar bercampur
dengan plasma darah. Selain trombosit, di plasma darah terdapat protombin.
Protombin akan diubah menjadi trombin oleh enzim tromboplastin.
·
Perubahan
protombin menjadi trombin dipicu oleh ion kalsium (Ca2+).
· Protombin
adalah suatu protein plasma yang pembentukannya memerlukan vitamin K. Trombin
akan berfungsi sebagai enzim yang dapat mengubah fibrinogen menjadi fibrin.
· Fibrinogen
adalah suatu protein yang terdapat dalam plasma. Adapun fibrin adalah protein
berupa benang-benang yang tidak larut dalam plasma. Benang-benang fibrin yang
terbentuk akan saling bertautan sehingga sel-sel darah merah beserta plasma
akan terjaring dan membentuk gumpalan. Jaringan baru akan terbentuk
menggantikan gumpalan tersebut dan luka akan menutup.
4.5
Ganguan pada Sistem Peredaran Darah Manusia
Berikut beberapa gangguan pada sistem
peredaran darah manusia :
1. Hemofili
Merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan darah tidak
membeku secara genetis. Hemofili ini merupakan penyakit menurun.
2. Anemia
Merupakan penyakit kekurangan darah yang dapat terjadi
karena infeksi kuman misalnya apabila terkena cacing tambang, atau dapat juga
karena berkurangnya kadar Hb dalam darah.
3. Leukimia
(Kanker Darah)
Merupakan penyakit di mana pertambahan sel darah putih
secara tidak terkendali (abnormal) sekitar 500.000/mm3 darah. Hal
ini akan sangat merugikan si penderita karena sifat sel darah putih adalah
memakan kuman penyakit, karena tidak ada kuman penyakit maka akan memakan sel
darah merah yang ada.
4. Varises
Merupakan penyakit pelebaran pembuluh darah, biasanya di
tangan/kaki. Penyakit ini biasanya dialami para wanita setelah melahirkan.
Kemungkinan besar disebabkan oleh beban si ibu selama hamil dan masih aktif
bekerja, apalagi sering menggunakan sepatu berhak tinggi. Tetapi tidak menutup
kemungkinan terjadi pada pria pekerja berat misalnya kuli bangunan atau kuli
pasar yang biasa mengangkat beban berat dan kaki sebagai tumpuannya.
5. Haemoroid
(Ambein)
Merupakan penyakit yang hampir sama dengan varises, tetapi
terjadi di bagian dubur. Biasanya dialami oleh orang yang sering duduk dalam
posisi yang sama dan dalam waktu yang lama. Gejala awal mula-mula apabila Buang
Air Besar (BAB) terasa sakit, panas dan keluar darah menetes. Apabila tidak
diobati kadang-kadang pada waktu duduk darah akan keluar sendiri dan membasahi
celana, dan apabila sudah parah maka spinkter dalam akan keluar karena telah
banyak pembuluh darah yang pecah. Apabila sampai hal ini terjadi maka harus
segera dioperasi.
6. Koronariasis
Merupakan penyakit di mana terjadi penyempitan nadi tajuk
jantung (jantung koroner).
7. Hipertensi
Merupakan penyakit di mana terjadi tekanan darah tinggi.
Tekanan darah penderita hipertensi ini melebihi 200 mmHg, sehingga akan
berakibat pusing dan apabila mengalami jatuh dapat mengakibatkan terjadinya
pecahnya pembuluh darah atau penyumbatan pembuluh darah (stroke).
8. Hipotensi
Merupakan kebalikan dari hipertensi yaitu orang yang memiliki
darah kurang dari 100 mmHg atau sering disebut dengan penyakit tekanan darah
rendah. Biasanya penderita akan cepat merasa lelah dan kadang-kadang sering
kesemutan di anggota gerak misalnya pada kaki dan tangan.
9. Pingsan
Yaitu hilangnya kesadaran karena berkurangnya suplai oksigen
yang dibawa oleh darah.
10.Thalasemia
Yaitu
penyakit kelainan darah turunan yang ditandai oleh adanya sel darah merah yang
abnormal.
BAB
V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari
tujuan praktikum dan dari hasil praktikum yang telah kami lakukan tentang
bleeding time, fibrin time dan clotting time. Bahwa dengan melakukan praktikum
ini tidak dipungkiri lagi bahwa tubuh manusia memiliki peredaran darah yang
aktif dan bila dara tersebut keluar atau tubuh mengalami robekan dan
mengeluarkan darah maka disitu kita bisa melihat waktu yang dibutuhkan mulai
dari bleeding time, fibrin time dan clotting time. Bila waktu yang dibutuhkan
untuk bleeding time, fibrin time dan clotting time lebih cepat atau pun lebih
lama, itu semua disebabkan ada fator-faktor yang mempengaruhinya, atau bisa
juga ada kelainan dalam darahnya.
Download PDF DISINI
Download PDF DISINI
Artikel Terkait
Luangin waktumu untuk Share this article with your friends