Rabu, 20 Januari 2016

MAKALAH AQIDAH AKHLAK MANUSIA DAN TUGASNYA

Diposting oleh Unknown di 08.14
MAKALAH AQIDAH AKHLAK
MANUSIA DAN TUGASNYA


KELOMPOK 6
Astie Afriani (1304015078)
Ayyoehan Tiara

KELAS : 5M


DOSEN PEMBIMBING
Margiono





FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2015



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Manusia diciptakan untuk menjadi Khalifah fil Ard (Pemimpin dimuka bumi ini). Oleh karenanya, sudah selayaknya manusia memperbagus amal kebajikan dan berusaha menjadi yang terbaik serta bermanfaat bagi orang lain. Bahwa dalam menjadi khalifah tentu banyak ujian di alam dunia ini. Keberhasilan dalam menghadapi ujian tentu tergantung dari pribadi masing-masing. Apabila berhasil melalui ujian tentu Allah SWT janjikan di Jannah-Nya. Diangkat derajatnya setelah mengarungi ujian dari Sang Empunya Hidup (Mudjadi, 2010).
Lebih lanjut dicontohkan layaknya makhluk Allah SWT berupa kayu yang diuji oleh manusia. Banyak kayu yang tidak teruji, berada dilumpur yang kotor, dipotong untuk kayu bakar, dibakar karena tidak berguna atau lapuk, atau bahkan dibuang karena tidak bermanfaat. Sebaliknya kayu yang teruji, ditempa, dibentuk dengan aturan yang ditetapkan manusia. Maka kayu tersebut akan menjadi kursi, meja, meubelir yang bagus untuk selanjutnya memiliki nilai jual yang tinggi. Layaknya barang terbaik, tentunya si empunya barang akan menempatkannya di tempat yang baik, rumah yang meewah dan bagus, dan tentu akan diteempatkan di ruangan bagian depan.
Sebagai manusia, hamba Sang Khalik, tentu perintah Allah SWT harus kita laksanakan. Dan teentu tak luput dari ujian dari Allah SWT. Bagi orang yang bersungguh-sungguh pastilah dunia ini tidak akan menyusahkan atau akan mengatakan bahwa dunia itu sempit. Mereka berusaha seoptimal mungkin menggapai ridho-Nya, menyadari bahwa dunia adalah tempat berperih, tempat berjuang dan tempat yang tidak mengenakkan (sebentar). Ada tempat kesempurnaan yang telah Sang Maha Janjikan. Mereka itulah hamba Allah SWT yang mengikhlaskan diri akan hidupnya yang sebentar ini untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT dengan beribadah dan selalu berusaha dalam jalan kebaikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ayat-ayat yang akan membahas tentang Manusia
1.      QS. AL-MU’MINUN: 12-14 (Proses Kejadian Manusia)

ولقد خلقنا الانسان من سللة من طين (12)  ثم جعلناه نطفة في قرارمكين (13) ثم خلقنااالنطفة علقة فخلقناالعلقة مضغة فخلقنا المضغة عظاما فكسوناالعظام لحما ثم انشأناه خلقا اخر  فتبارك الله احسن الخالقين (14)  ( المؤمنون : 12 – 14 )

“Dan sesungguhnya, kami telah menciptakan manusia dari sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian, kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, pencipta yang paling baik” ( QS. Al Mu’minun : 12 – 14).

·         PROSES TERJADINYA MANUSIA
Dapat kita ketahui bahwa proses terjadinya manusia menurut Al-Qur’an Surat Al-Mu’minun yaitu sebagai berikut:
a.       Nuthfah adalah hasil pertemuan antara satu sel atau lebih dari sperma laki-laki yang memancar dan ovum atau sel telur dirahim perempuan. Menurut ilmu kedokteran, dari ribuan sel mani yang dipancarkan biasanya hanya satu sel yang mampu menerobos dan bertemu dengan ovum. Jika sel yang berhasil bertemu dengan ovum itu lebih dari satu, maka akan terjadi bayi kembar. Para ulama’ dahulu memaknai ‘alaqah sebagai segumpal darah, tetapi penelitan ilmiah yang dilakuakan cenderung mengartikan al-‘alaq sebagai sesuatau yang bergantung atau menempel didinding rahim. Menurut para pakar embriologi, sesudah terjadi pembuahan yaitu bertemunya sperma dan ovum dalam rahim, membentuk nutfah, kemudian terjadi proses dimana nutfah membelah diri menjadi dua, empat dan seterusnya. Dan kemudian bergerak menuju dinding rahim, dan pada akihrnya menempel atau bergantung disana, inilah yang disebut ‘alaqah dalam Al-Qur’an. Dalam fase ini menurut para pakar embriologi sama sekali belum ditemukan unsur darah, karena itu tidak tepat menurut mereka mengartikan ‘alaqah dengan segumpal darah.
b.      Mudgah yang dimaksud dalam ayat ini adalah ‘alaqah yang berubah bentuknya pada fase berikutnya menjadi segumpal daging. Kata mudgah terulang dua kali dalam Al-Qur’an. Al Qur’an satu satunya kitab suci yang menjelaskan secara rinci tetang proses kejadian manusia, ketika Al Qur’an diterima oleh nabi Muhammad SAW bias dipastikan bahwa ilmu ginekologi (ilmu kandungan) tidak semaju sekarang, pengetahuan mereka pada saat itu berkaitan dengan reproduksi manusia sangatlah terbatas, tidak ada alat yang dapat meneropong kedalam rahim.

Beberapa ahli kandungan menyebutkan bahwa ilmu kandungan modern selaras dengan apa yang dijelaskan didalam Al qur’an, dan ini satu-satunya sumber agama yang menjelaskan tentang prose situ, sebut saja Keith Moor.
Inilah doktor ahli kandungan nomor satu di dunia, doktor berkebangsaan Kanada, Keith Moore. Dia memiliki sebuah buku yang diterjemahkan ke dalam delapan bahasa; dipelajari di sebagian besar universitas-universitas di dunia. Dia menyampaikan pidato dengan tema “Keselarasan Ilmu Kandungan dengan Apa yang Terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah” di Universitas Al-Malik Faishal. Dia berkata, “Sungguh ilmu pengetahuan ini, yang terdapat dalam Al-Qur’an, membuktikan kepada saya bahwa Al-Qur’an yang dibawa oleh Muhammad datang dari sisi Allah, sebagaimana juga membuktikan bahwa Muhammad adalah seorang rasul yang diutus oleh Allah.”
Dia juga berkata dalam pidatonya, “Manusia ketika pertama kali diciptakan dalam perut ibunya berbentuk segumpal darah. Kemudian setelah itu ciptaannya meningkat menjadi segumpal daging. Kemudian berubah menjadi tulang-belulang. Dan kemudian dibungkus dengan daging.” Dan katanya, “Semua yang kami dapatkan dalam penelitian-penelitian kami, kami mendapatkannya tertera dalam Al-Qur’an.”
Seorang doktor lain berkebangsaan Amerika, profesor dalam bidang ilmu kandungan, berkata pada muktamar yang diselenggarakan oleh Kerajaan Saudi Arabia di Riyadh, “Nash-nash Al-Qur’an memaparkan rincian yang lengkap tentang proses pertumbuhan manusia, dimulai dari tahap tetesan mani sampai pada tahap pertumbuhan menjadi tulang dan tubuh.” Dan katanya, “Belum ada dalam sejarah manusia, ditemukan paparan tentang peroses pertumbuhan manusia yang gamblang seperti ini.”

·         PENJELASAN SURAT AL-MU’MINUN AYAT 12 – 14

12. Sesungguhnya kami (Allah) telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Ada segolongan ahli tafsir menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan manusia disini ialah keturunan Adam termasuk kita sekalian, yang berasal dari mani. Dari hasil penelitiabn ilmiah, sebenarnya air mani itupun berasal dari tanah setelah melalui beberapa proses perkembangan. Makanan yang merupakan hasil bumi, yang dimakan oleh manusia, dan alat pencernaanya berubah menjadi cairan yang bercampur dengan darah yang menyalurkan bahan-bahan hidup dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia keseluruh bagian anggotanya, jika manusia itu meninggal dunia dan dimasukkan kedalam kubur didalam tanah, maka badannya akan hancur lebur dan kembali menjadi tanah lagi, sesuai dengan firman Allah Swt.
منها خلقناكم وفيها نعيدكم ومنها نخرجكم تارة اخرى
Darinya (tanah) itulah kami menciptakan kamu dan kepadanyalah kami akan mengembalikan kamu, dan dari sanalah kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain. (Taha/20:55)
13. Kemudian kami (Allah Swt) tempatkan sari pati air mani itu dalam tulang rusuk sang suami yang dalam persetubuhan dengan istrinya ditumpahkan kedalam rahimnya, suatu tempat penyimpanan yang kukuh bagi janin sampai saat kelahirannya.
14. Kemudian air mani itu kami (Allah) kembangkan dalam beberapa minggu sehingga menjadi al-‘alaq (yang menempel didinding rahim), dari belulang, dan ada bagian yang dijadikan daging, kemudian tulang belulang itu dibungkus dengan daging, laksana pakaian penutup tubuh, kemudian dijadikan makhluk yang berbentuk lain, setelah ditiupkan roh kedalamnya, sehingga menjadi manusia yang sempurna, dapat berbicara, melihat, mendengar, berpikir yang tadinya hanya merupakan benda mati. Maka Mahasuci Allah, pencipta Yang Paling Baik.

Menurut para Saints, tahapan-tahapan dalam embriologi manusia sebagai berikut :
ü  Nutfah, atau dalam bahasa arabnya ‘nutfa’, mempunyai arti ‘sedikit’ , atau ‘setetes air’. Hal ini jelas mendeskripsikan air yang sedikit yang dipancarkan lelaki saat bersenggama. Air yang sedikit inimengandung sperma. Sperma atau spermatozoa terdapat didalam air yang menjijikkan dan berbentuk ikan yang berekor panjang (ini adalah salah satu arti kata sulalah). Dalam surah As-Sajdah/32 ayat 8, air mani disebut sebagai“…dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang diremehkan …” surah Al-Insan/76 ayat 2 dan As-Sajdah/32 ayat 8 berkaitan dengan kandungan dari air mani. Ilmu pengetahuan modern menemukan bahwa air mani terdiri atas empat macam lendir yang berbeda yang dihasilkan oleh empat kelenjar yang berbeda, yaitu kelenjar biji pelir, kelenjar saluran seminal, kelenjar prostat, dan kelenjar saluran kencing.
ü  Sperma dibentuk didalam buah pelir. Buah pelir sendiri dibentuk sebagaimana dibuktikan ilmu pengetahuan, oleh sel-sel yang ada dibawah bakal ginjal, dibagian punggung embrio. Kelompok sel inikemudian turun sampai dibawah tulang rusuk, pada saat beberapa minggu sebelum kelahiran bayi. Diperkirakan jumlah sperma didalam satu ejakulasi adalah 500-600 juta ekor. Akan tetapi dari jumlah tersebut, hanya satu yang dapat melakukan pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, maka terjadi perubahan cepat dari indung telur. Ia segera menghasilkan membrane  yang mencegah sperma lain untuk ikut membuahi.a
ü  Setelah sel telur dibuahi, dan menempelkan diri didinding uterus dan memperoleh makanan dari ibunya, maka ia akan tumbuh cepat. Pada waktu dua sampai tiga minggu kemudian, apabila dilihat dengan mata telnjang ia akan berubah dari bentukan ‘lintah’ atau ‘alaqah’ kebentukan ‘mudgah’ atau ‘daging yang telah dikunyah’. Pola yang terakhir ini sebetulnya dibentuk oleh adanya tonjolan dan lekukan, yang pada waktunya nanti akan menjadi organ-organ dalam (jantung, usus) dan luar (kaki, tangan). Surah al-Hajj/22:5 menambahkan satu catatan dari embrio. Dalam ayat ini, mudgah dideskripsikan dengan  tambahan ”yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna kejadiannya …” Ini menggambarkan hal yang terjadi pada tahap ‘diferensiasi’, dimana banyak organ mulai berkembang dalam waktu yang tidak bersamaan. Sehingga menimbulkan situasi antara selesai dibagian lain namun belum sempurna dibagian lainnya.
ü  Dua tahapan terakhir yang disebutkan pada surah al-Mu’minun/23: 14 berceerita tentang ‘pembentukan tulang belulang’ setelah tahap mudgah. Pada akhirnya ceritera diakhiri dengan memberinya ”baju”, yang terdiri atas daging dan otot. Apabila kita mengikuti pertumbuhan embrio, maka kira-kira pada umur empat minggu suatu proses ‘diferensiasi’ mulai berjalan. Dalam proses ini kelompok-kelompok sel pada embrio akan berubah bentuk dan mulai membentuk organ-organ berukuran besar. Salah satu yang berkembang pertama kali adalah tulang tengkorak. Proses ini akan disusul kemudian oleh pembentukan calon otot, telilnga, mata, ginjal, jantung dan banyak lagi.

Imam Ahmad meriwaytkan sebuah hadits dari Abdulloh bin Mas’ud, bahwa Rasululloh mengatakan:
ان احدكم ليجمع خلقه في بطن امه اربعين يوما ثم يكون علقة مثل ذلك ثم يكون مضغة مثل ذلك  ثم يرسل اليه الملك فينفخ فيه الروح ويؤمر باربعة كلمات رزقه واجله وعمله  وهل هو شقي ام سعيد؟ فوالذي لااله غيره ان احدكم ليعمل بعمل اهل الجنة حتي ما يكون بينه وبينها الا ذراع, فيسبق عليه الكتاب فيختم له بعمل اهل النار فيدخلها, وان احدكم ليعمل بعمل اهل النار حتي ما يكون بينه وبينها الا ذراع فيسبق عليه الكتاب, فيختم له بعمل اهل الجنة فيدخلها (روه احمد)
“Sesungguhnya seseorang diantara kamu dikumpulkan penciptaannya diperut ibunya empat puluh hari, kemudian menjadi ‘alaqah seperti itu, kemudian menjadi mudgah (gumpalan daging ) seperti itu. Kemudian malaikat diutus kepadanya, lalu ia meniupkan ruh padanya. Dan ia diperintahkan kepada empat kalimat, rizqinya, ajalnya, amalnya, dan apakah ia seorang yang celaka atau bahagia. Demi Zat yang tidak ada tuhan selain-Nya, sesungguhnya seseorang diantara kamu beramal pengamalan penghuni surge, sehingga antara dia dan surge hanya tinggal satu hasta saja, namun dia sudah tercatat sebagai penghuni neraka, maka ia mengakhiri amalnya dengan amalan penghuni neraka, sehingga ia masuk neraka. Dan sesungguhnya seseorang diantara kamu beramal amalan penghuni neraka, sehingga antara dia dengan neraka hanya tinggal satu hasta saja. Namuun ia sudah tercatat sebagai penghuni surge, maka ia mengakhiri amalnya dengan amalan penghuni surga, sehingga ia masuk surga.“ (Riwayat Ahmad)

2.      QS. AL-HAJJ: 5 (Proses Kejadian Manusia)
ياأيهاالناس ان كنتم في ريب من البعث فانا خلقناكم من تراب  ثم  من نطفة ثم من علقة ثم من مضغة مخلقة وغير مخلقة  لنبين لكم   ونقر في الارحام مانشاء الى اجل مسمى ثم نخرجكم طفلا ثم لتبلغوا أشدكم  ومنكم من يتوفى ومنكم من يرد الى ارذل العمر لكيلا يعلم من بعد علم شيئا   وترى الارض هامدة فاذا أنزلنا عليها الماء اهتزت وربت وانبتت من كل زوج بهيج  (الحج : 5)       
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan, maka  sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian  kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan  di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah” (al-Hajj Ayat : 5).
3.      QS. AL-BAQARAH: 30 (Manusia Sebagai Khlifah di Bumi)
·         KANDUNGAN AYAT AL-BAQARAH: 30

Artinya: “”
Berikut beberapa kesimpulan Q.S. Al Baqarah ayat 30 adalah sebagai berikut :
a.       Adanya dialog antara Allah dan para malaikat perihal penciptaan manusia di bumi karena adanya perbedaan pandangan, serta malaikat telah mengetahui ekeberadaan manusia di bumi dan semuanya di bantah oleh Allah dengan perkataan "Sesungguhnya aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
b.      Kedudukan manusia dimuka bumi ini adalah sebagai khalifah Allah atau pengganti Allah, yang diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan alam, mengambil manfaat, serta mengelola kekayaan alamnya sehingga terwujud kedamaian dan kesejahteraan segenap manusia.
c.       Malaikat menyaksikan bahwa tugas kekalifahan tersebut dilaksanakan oleh manusia, karena menurut malaikat dirinyalah yang lebih baik berhak memikul tugas tersebut dengan bukti bahwa mereka tidak mempunyai nafsu, selalu bertasbih dan memuja Allah.
d.      Kesangsian Malaikat akan diciptakannya manusia, memiliki alasan yang jelas, karena malaikat khawatir jika nantinya manusia tidak menaati Allah, tidak pandai bertasbih, justru akan menimbulkan kerusakan di muka bumi.

·         CONTOH PERILAKU YANG MENGGAMBARKAN Q.S. Al-Baqarah ayat 30
a.       Senantiasa berbakti kepada Allah swt. dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
b.      Selalu Menjunjung tinggi perdamaian dan persaudaraan.
c.       Selalu Menjaga dan melestarikan bumi dari kehidupan yang dapat merusak penghuninya.
d.      Selalu berkeinginan untuk meraih kehidupan yang lebih maju dengan cara yang baik dan benar.

·         PERANAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH
Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah). Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun (ar ri’ayah).
1.      Memakmurkan Bumi. Manusia mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah SWT. Manusia harus mengeksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Maka sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapat dinikmati secara adil dan merata, dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah. Sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan eksplorasi itu.
2.      Memelihara Bumi. Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan sangata potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari. Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan manusia mempunyai tujuan yang jelas, yakni dijadikan sebagai khalifah atau penguasa (pengatur) bumi. Maksudnya, manusia diciptakan oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjukNya. Petunjuk yang dimaksud adalah agama (Islam).
Mengapa Allah memerintahkan umat nabi Muhammad SAW untuk memelihara bumi dari kerusakan? Karena sesungguhnya manusia lebih banyak yang membangkang dibanding yang benar-benar berbuat shaleh sehingga manusia akan cenderung untuk berbuat kerusakan, hal ini sudah terjadi pada masa nabi – nabi sebelum nabi Muhammad SAW dimana umat para nabi tersebut lebih senang berbuat kerusakan dari pada berbuat kebaikan, misalnya saja kaum bani Israil. Sebagai seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita akan menjalankan fungsi sebagai khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap Alam yang diciptakan oleh Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

4.      QS. ADZ-DZARIYAT: 56 (Kewajiban Manusia dalam Beribadah)


Artinya: “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah kepadaku.” (QS Adz Zariyat : 56)
·         KANDUNGAN AYAT
Surat Adz dzariyat ayat 56 mengandung makna bahwa semua makhluk Allah, termasuk jin dan manusia diciptakan oleh Allah SWT agar mereka mau mengabdikan diri, taat, tunduk, serta menyembah hanya kepada Allah SWT. Jadi selain fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi (fungsi horizontal), manusia juga mempunya fungsi sebagai hamba yaitu menyembah penciptanya (fungsi vertikal), dalam hal ini adalah menyembah Allah karena sesungguhnya Allah lah yang menciptakan semua alam semesta ini.
Seperti diutarakan pada surat Al Mukminun ayat 12-14 bahwa Allah SWT yang menciptakan manusia dari saripati tanah yang terkandung dalam tetesan air yang hina, yaitu air mani, oleh karenanya merupakan suatu keharusan bagi manusia untuk menyembah penciptanya, yang telah menjadikan manusia sebagai makhluk mulia diantara makhluk lainnya.
a.       Tujuan Allah menciptakan jin dan manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah ini harus dilakukan dngan penuh ketaatan dan ketundukan kepada Allah swt.
b.      Segala sesuatu yang bernilai baik menurut pandangan Allah swt. disebut ibadah. Allah telah mengutus para Rasul-Nya, unutk mengajarkan melalui kitab-kitab yang diturunkan Allah, tentang tata cara ibadah yang baik dan benar. Ibadah artinya taat, patuh, tunduk, dan menurut . Allah swt. dan menjauhi segala larangan-Nya serta bertanggung jawab dengan tujuan penciptaan itu.
c.       Tugas utama manusia hidup di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah swt. Jadi, apaun yang dilakukan manusia harus diniatkan untuk beribadah kepada Allah swt semata.

·         CONTOH PERILAKU YANG MENGGAMBARKAN Q.S Az-Zariyat ayat 56
Selalu mengingat bahwa tugas utama manusia diciptakan oleh Allah swt. adalah untuk beribadah kepada Allah swt. Oleh sebab itu, semua aktifitas manusia yang dilakukan semestinya tidak dilakukan selain karena Allah swt. Semua pekkerjaan yang diniatkan karena Allah swt, akan terasa mudah dan ringan.

5.      QS. AN-NAHL: 78 (Nikmat Allah kepada Manusia)

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur."
Maksud ayat ini adalah, Allah mengajari kalian apa yang sebelumnya tidak kalian ketahui, yaitu sesudah Allah mengeluarkan dari perut ibu kalian tanpa memahami dan mengetahi sesuatu apa pun. Allah mengkaruniakan kepada kalian akal untuk memahami dan membedakan antara yang baik dan yang buruk. Allah membuka mata kalian untuk melihat apa yang tidak kalian lihat sebelumnya, dan memberi kalian telinga untuk mendengar suara- suara sehingga sebagian dari kalian memahami perbincangan kalian, serta memberi kalian mata utuk melihat berbagai sosok, sehingga kalian dapat saling mengenal dan membedakan.
 وَالأفْئِدَةَ maksudnya adalah hati yang kalian gunakan untuk mengenal segala sesuatu, merekamnya dan memikirkannya sehingga kalian memahaminya.
Lafadz لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ  ‘’agar kamu bersyukur’’, maksudnya adalah kami berbuat demikian pada kalian, maka bersyukurlah kalian kepada Allah atas hal-hal yang dikaruniakan-Nya kepada kalian, bukan bersyukur kepada tuhan-tuhan dan tandingannya. Janganlah kalian menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah dalam bersyukur, karena Allah tidak memiliki sekutu dalam melimpahkan nikmat-nikmatnya kepada kalian. Bayi manusia lahir dengan keadaan lemah dan dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun yang kelak disusui ibu, dirawat, dibesarkan, dan diberi pendidikan hingga menjadi kuat dan cerdas. Allah menurunkan QS. An –Nahl (18): 78 untuk memberitahukan kepada manusia bahwa dalam dirinya terdapat potensi-potensi yang besar. Dalam surat ini disebutkan bahwa manusia dibekali alat indera untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya, dalam artian digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam ayat ini terdapat ajakan untuk mengembangkan potensi edukasi yang kita miliki, dengan mengembangkan potensi-potensi yang kita miliki maka kita akan lebih bersyukur kepada Allah dengan segala kemurahan-Nya.



DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim. T, Darsono. H, 2008. Al-Qur’an dan Hadits. Solo : PT. Tiga Serangkai Putra Mandiri.
Departemen Agama, 2009. Alqur’an dan Tafsirnya. Jakarta : CV. Duta Grafika.
MAN 3 Malang, Proses Terjadinya Manusia. www.man3malang.com
Margiono, dkk, Pendidikan Agama Islam 1, Jakarta: Yudhistira, 2007, h.12
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari (16), Jakarta:Pustaka Azzam, 2009, h.248-249


Artikel Terkait
Luangin waktumu untuk Share this article with your friends
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meluagkan waktunya untuk berkomentar.

 

Born This Way Copyright © 2012 Design by ASTIE AFRIANI Astie Afriani Puspadewi