Aku
tidak menyangka bahwa sedekah bisa membawa keajaiban.Hal ini terjadi padaku dan
aku membuktikan keajaiban sedekah memang ada.
Kisah
ini benar-benar terjadi padaku dan ingin aku bagikan pada Sahabat Habaget.com
yang lain agar tidak pelit bersedekah. Keajaiban sedekah itu ada dan bisa
terjadi pada semua orang.
“Jangan lupa sedekah, Nak!”
Kira-kira
begitulah pesan ayah setiap saat. Ayahku adalah orang tua yang cukup ketat
dalam hal agama, sehingga dia selalu memberi saran agar aku memberikan sedekah,
sekecil apapun itu. Oh iya, ‘nduk’ adalah panggilan kesayangan untuk anak
perempuan, biasanya diucapkan oleh masyarakat Jawa.
Sejak kecil, aku memang terbiasa memberikan sedikit uang jajan pada orang lain. Jika ada baju yang masih layak pakai atau mainan yang masih bagus, biasanya aku berikan pada orang lain. Sedekah tidak harus berupa uang yang banyak, begitu kata ayah. Sedekah tidak akan membuat kita miskin, karena rezeki selalu datang pada siapapun yang mau membantu orang lain.
*Tinggal jauh dari keluarga membuatku lupa bersedekah*
Sayangnya,
kebiasaan bersedekah ini mulai jarang kulakukan sejak kuliah. Jauh dari orang
tua membuatku sedikit melupakan hal-hal seperti sedekah atau makan teratur.
Empat tahun kuliah aku habiskan untuk belajar dan menambah teman. Jujur, aku
lupa bersedekah dan hanya berpikir bahwa masa depan bisa diraih asal punya
banyak ilmu dan teman.
Setelah
lulus kuliah, aku memutuskan untuk tetap tinggal di kota besar, karena
kesempatan kerja bisa lebih luas. Berbulan-bulan lulus kuliah dengan nilai IPK
tinggi, nyatanya aku belum juga bekerja. Ada beberapa panggilan kerja, namun
hanya sampai tes tertulis saja. Jujur, aku mulai mencemaskan bagaimana nasibku
jika berbulan-bulan di kota orang tanpa penghasilan.
*Ayah kembali mengingatkan pentingnya sedekah*
Semua
cara aku lakukan, mulai dari mengirim lamaran dengan berbagai teknik, menguasai
wawancara dan sebagainya, namun belum juga kudengar kabar menggembirakan.
Sebagai anak, saya tahu bahwa orang tua juga berharap agar aku cepat bekerja
dan punya penghasilan sendiri
Dalam
kegelisahan hati yang tidak menentu, aku menelepon ayah dan menceritakan
kondisiku. Seperti biasa, ayah selalu memintaku untuk bersabar, kadang menunggu
akan memberi hasil terbaik pada akhirnya. Tanpa kusadari, ayah menanyakan satu
hal yang selama ini aku lupakan.
“Jangan lupa berdoa dan sedekah, Nak. Ayah dan ibu selalu
mendoakanmu dari sini,” begitu kata ayah.
Satu
kalimat yang membuat hatiku terasa mencair. Entah kenapa, pada saat itu aku
menangis. Aku lupa bahwa sesuatu yang kecil itu sudah lama aku lupakan. Selama
ini aku menutup mata bahwa ada perkampungan kumuh tidak jauh dari rumah kosku.
Sepertinya aku terlalu memikirkan hidup hemat, sehingga lupa bersedekah.
Artikel Terkait
Luangin waktumu untuk Share this article with your friends