Pernahkah Anda
berpikir sepertinya tidak ada satu orang pun yang mendukung Anda. Bukannya Anda
mendapatkan dukungan, malah Anda disalahkan. Bukannya Anda dibantu, malah Anda
disalahkan. Atau mereka begitu tidak peduli dengan perjuangan Anda. Padahal,
perjuangan Anda begitu berat, sangat membutuhkan bantuan.
Kemudian membuka
internet, disana ternyata ditemukan orang-orang ahli. Ada ahli bisnis,
pemasaran, motivator, dan berbagai bidang lainnya. Namun seolah mereka begitu
pelit menjawab pertanyaan. SMS tidak dijawab, inbox di facebook tidak dijawab,
email apa lagi. Saat di telpon tidak diangkat atau diangkat oleh asistennya.
Akhirnya mereka (para ahli) dimaki-makinya.
Stop,
Jangan Kekanak-kanakan
Semua berawal dari
Anda sendiri. Jangan terus menyalahkan orang lain. Mungkin, sepertinya masuk
akal dan bisa fahami kalau orang lain itu salah. Tapi semuanya tidak ada
manfaatnya. Andalah yang bertanggung jawab untuk membangun masa depan Anda
sendiri, bukan orang lain.
Tidak ada gunanya.
Semua orang punya masalahnya dan yang paling bertanggung jawab atas diri Anda
adalah Anda. Begitu juga orang lain, mereka bertanggung jawab atas dirinya
masing-masing.
Berhentilah
Menuntut Orang Lain
Perilaku kekanakan adalah
suka menuntut orang lain. Anak-anak wajar saat dia menuntut orang tuanya untuk
membelikan sesuatu. Jika Anda sudah tidak anak-anak lagi, berhentilah menuntut
orang lain agar mau membantu Anda agar mau melakukan apa yang seharusnya Anda
lakukan sendiri.
Yang paling utama
harus dituntut adalah Anda sendiri. Tuntutlah Anda sendiri agar menjadi pribadi
yang mampu, pribadi yang mandiri, dan pribadi yang lebih baik. Jika menuntut
diri sendiri aja sulit, apalagi menuntut orang lain.
Bukankah
Para Master Itu Harus Membantu Orang Lain
“Lalu mengapa mereka
sulit dimintai bantuan?”
Ya, betul sekali.
Termasuk diri Anda sendiri pun harus membantu orang lain! Dan Anda bisa mulai
dengan membantu diri sendiri. Saling membantu adalah kewajiban setiap manusia,
termasuk diri Anda juga wajib saling membantu.
Kalau dikatakan sulit,
tidak juga. Saya banyak menerima bantuan dari mereka. Dan saya juga berusaha
membantu orang lain semampu saya, sesuai dengan kapasitas saya, dan waktu yang
saya miliki.
“Buktinya mereka tidak
mau membantu saya! Katanya wajib saling membantu.”
Ya, wajib saling
membantu. Termasuk Anda juga wajib membantu. Sudah? Mereka wajib membantu
sesama, tetapi tidak harus Anda. Memangnya cuma Anda yang butuh bantuan?
Berhentilah
Bersikap Menjadi Korban
Jangan terus berpikir
kalau Anda ini adalah korban keadaan. Memangnya dengan seperti akan menjadikan
diri Anda lebih baik? Memangnya orang lain akan berbondong-bondong membantu
Anda?
Tidak!
Andalah yang harus
mandiri, Anda yang bertanggung jawab untuk diri sendiri. Anda bukan korban,
Anda hanya berpikir sebagai korban untuk menutupi kelemahan Anda.
Semua orang menghadapi
masalah. Semua orang juga berada dalam kondisi yang sulit. Bedanya adalah ada
yang bangkit dan berusaha memperbaiki diri sendiri atau hanya mengeluh merasa
diri sebagai korban.
Jika Anda bersikap
sebagai korban, mungkin Anda akan terus seperti ini. Namun saat Anda mengambil
tanggung jawab, lihatlah diri Anda nanti akan segera berubah ke arah yang lebih
baik. Insya Allah.
Pilihan
Diantara Dua Sakit
Pertama: Bukankah rasanya
sakit saat “merasa” diabaikan oleh orang lain? Anda memiliki dua rasa sakit.
Yang pertama sakit karena Anda merasa menjadi korban dan yang kedua sakit
karena merasa diabaikan orang.
Kedua: Ada pilihan
lain. Sama, yang ini juga sakitnya ada dua. Pertama sakit saat Anda menerima
bahwa apa pun kondisi Anda saat ini adalah kesalahan Anda alias mengambil
tanggung jawab. Kemudian Anda akan menemukan akar permasalah sehingga akan
menuju sakit berikutnya, yaitu sakit saat memperbaiki diri. Anda akan capek,
perlu berjuang, dan berkorban untuk memperbaiki diri.
Pilihan ada ditangan
Anda. Apakah memilih yang pertama atau yang kedua?
Saya yakin, jika Anda
sudah memahaminya, Anda akan memilih yang kedua. Sama-sama sakit (mungkin)
tetapi akan membawa kebaikan di masa depan.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib
suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka”
(QS 13:11)
Jangan pernah berharap
orang lain yang akan mengubah nasib Anda. Tetapi Anda sendirilah harus
mengubahnya, tentu dengan pertolongan Allah.
Pilihlah pertarungan
Anda dan jdaikanlah diri Anda yang bisa menerima kesalahan dan tidak membela
posisi Anda. Anda akan mencapai yang lebih banyak dan lebih baik dengan pola
pikir semacam ini daripada menggunakan perasaan selalu benar.
Pertarungan ini sakit,
sama-sama sakitnya. Tapi akan lebih baik untuk masa depan Anda.
Kehidupan yang sukses
adalah tentang apa yang Anda putuskan selanjutnya. Ambilah keputusan untuk
mengambil tanggung jawab dan mau memperbaiki diri. Lupakan menyalahkan orang
lain, para guru, kondisi, dan sebagainya. Daripada sialahkan lebih baik
diperbaiki, termasuk memperbaiki diri Anda sendiri.
Artikel Terkait
Luangin waktumu untuk Share this article with your friends