Jumat, 25 April 2014

Sediaan Apus Darah

Diposting oleh Unknown di 09.23
LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
SEDIAAN APUS DARAH



KELOMPOK/GELOMBANG : 1 / 2
Ahmad Rois (1304015003)
Astie Afriani (1304015078)
Lisa Yuliana (1304015284)
Rostuti (1304015460)
Yohana Zerlinda (1304015558)

KELAS : 2G


DOSEN PEMBIMBING
Dwitiyanti, M. Farm, Apt


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen.
Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan pembuluh darah. Darah terdiri dari dua bagian, yaitu sel-sel darah (butir-butir darah) dan cairan darah (plasma darah). Sel-sel darah merupakan bagian yang mempunyai bentuk. Ada 3 macam sel darah yaitu, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
Dalam diri manusia tidak hanya terdapat sel darah merah saja tetapi terdapat pula juga sel darah putih atau dikenal dengan leukosit. Fungsi leukosit atau sel darah putih ini adalah untuk melindungi tubuh terhadap kuman-kuman penyakit yang menyerang tubuh kita dengan cara memakan kuman-kuman penyakit tersebut (fagosit). Lekosit memiliki ciri-ciri yaitu tidak berwarna (bening), bentuknya pun tidak tetap, berinti, serta ukurannya pun lebih besar dari pada sel darah merah.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam laporan ini, hanya sebatas membahas tentang golongan darah, untuk lebih mengetahui detail tentang sediaan apus darah. Kemudian timbul pertanyaan di benak kami:
“Bagaimana cara menentukan sediaan apus darah?”
Dengan modal pertanyaan di atas, kami berharap akan menemukan jawaban yang tepat supaya kita dapat mengetahui labih jauh tentang sediaan apus darah.


1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum yang kami lakukan antara lain yaitu :
1.        Mengetahui bentuk-bentuk sel darah terutama pada sel darah putih (leukosit).


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Darah
Darah adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu ada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemostatis. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah adalah komponen yang sangat penting bagi makhluk hidup, karena mempunyai peran yang sangat banyak, terutama dalam pengangkutan zat-zat yang penting bagi proses metabolisme tubuh. Jika darah mengalami gangguan, maka segala proses metabolisme tubuh akan terganggu pula. Begitu banyak fungsi darah sehingga darah merupakan cairan tubuh yang penting dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh anggota tubuh yang lain.
Darah terdiri atas dua komponen utama yaitu plasma darah yang merupakan bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah, sedangkankan butir darah terdiri atas eritrosit, leukosit dan trombosit. Komponen penyusun darah ada 2 yaitu bagian yaitu :
a.       Plasma darah, mempunyai fungsi pengangkut gas dan sari makanan disamping itu plasma darah juga mengandung fibrinogen yang berfungsi dalam pembekuan darah. Plasma darah merupakan bagian yang cair dari darah yang mempunyai atau terdiri dari air (91-92%), protein 8-9%, substansi lain selain protein seperti garam amonium urea, asam urat kreatinin, kreatin, asam amino, santin, dan hiposantin. Darah beredar dalam pembuluh darah arteri,vena,dan kapiler.
b.      Sel darah, adalah merupakan 45% volume darah. Sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).

2.2 Sel Darah Manusia
Sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).

¥      Sel Darah Merah
Sel darah merah berbentuk piringan pipih yang menyerupai donat. 45% darah tersusun atas sel darah merah yang dihasilkan di sumsum tulang. Dalam setiap 1 cm kubik darah terdapat 5,5 juta sel. Jumlah sel darah merah yang diproduksi setiap hari mencapai 200.000 biliun, rata-rata umurnya hanya 120 hari. Semakin tua semakin rapuh, kehilangan bentuk, dan ukurannya menyusut menjadi sepertiga ukuran mula-mula. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang kaya akan zat besi. Warnanya yang merah cerah disebabkan oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat karbon dioksida. Sel darah merah yang tua akhirnya akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang tua dihancurkan oleh limpa dan yang lolos dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru. Persediaan sel darah merah di dalam tubuh diperbarui setiap empat bulan sekali. 
Ciri-ciri sel darah merah :
ü  Tidak berinti.
ü  Mengandung Hb (hemoglobin), yaitu suatu protein yang mengandung senyawa hemin dan Fe.
ü  Hb mempunyai daya ikat terhadap O2 dan CO2.
ü  Pada laki-laki dewasa, dalam 1 mm3 darahnya terkandung 5 juta eritrosit. Sedangkan pada wanita dewasa dalam 1 mm3 darahnya terkandung 4 juta eritrosit. Kekurangan eritrosit, Hb, dan Fe akan mengakibatkan anemia.

¥      Sel Darah Putih
 (Sumber : Wikipedia)
Ciri-ciri:
ü  Berfungsi mempertahankan tubuh dari serangan penyakit dengan cara memakan (fagositosis) penyakit tersebut. Itulah sebabnya leukosit
disebut juga fagosit.
ü  Jumlah leukosit sangat sedikit dibandingkan dengan eritrosit (dalam setiap mm3 darah hanya 6000 - 9000).
·         Jika jumlah < 6000 seseorang akan menderita leucopenia.
·         Jika jumlah > 9000 seseorang akan menderita leukositas.
·         Jika jumlah berlebih hingga 20.000 orang tersebut akan menderita leukemia (kanker darah).
ü  Bentuknya bervariasi dan mempunyai inti sel bulat ataupun cekung.
ü  Geraknya seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler.
ü  Plasma leukosit mengandung butiran-butiran (granula).

Granulosit terbagi menjadi tiga yaitu Netrofil (terbanyak) berbentuk bulat dengan diameter 10-12 µm, Eosinofil yang strukturnya lebih besar daripada netrofil (10-15 µm) dan Basofil (paling sedikit) dengan ukuran hampir sama dengan netrofil tetapi basofil sangat sulit ditemukan. Agranulosit dibagi menjadi dua yaitu Limfosit yang mempunyai ukuran yang bevariasi, inti bulat sitoplasma mengelilingi inti seperti cincin dan berperan penting dalam imunitas tubuh, dan Monosit (sel lekosit terbesar), intinya berbentuk oval kadang terlipat-lipat dapat bergerak dengan membentuk pseudopodia. Tipe ketiga yaitu Trombosit (disebut juga keping darah), berbentuk sebagai keping-keping sitoplasma lengkap dengan membran yang mengelilinginya, Trombosit terdapat khusus pada sel darah mammalia.

¥      Sel Darah Pembeku (Trombosit)
Ketika kita mengalami luka pada permukaan tubuh, maka tubuh akan mengeluarkan darah. Terjadinya pendarahan itu disebabkan oleh sobeknya pembuluh darah. Pada keadaan luka yang ringan, setelah beberapa saat darah akan berhenti mengalir. Pada saat terjadi luka pada permukaan tubuh, komponen darah, yaitu trombosit akan segera berkumpul mengerumuni bagian yang terluka dan akan menggumpal sehingga dapat menyumbat dan menutupi luka. Di dalam darah terdapat protein (trombin) yang larut dalam plasma darah yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin atau benang-benang. Fibrin ini akan membentuk anyaman dan terisi keping darah, sehingga mengakibatkan penyumbatan dan akhirnya darah bisa membeku. Jumlah sel darah pembeku ± 250 ribu sel/mm3 darah normal dan hanya dapat bertahan hidup dengan usia 8-10 hari. Trombosit adalah bagian sel darah yang berperan dalam pembekuan darah. Jika jaringan  tubuh terluka, trombosit pada permukaan akan pecah dam mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim trombokinase akan mengubah protobin menjadi trombin dengan bantuan ion Ca2+. Trombin adalah sebuah enzim yang mengkatalis perubahan fibrinogen (protein plasma yang dapat larut dalam plasma darah) menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam plasma darah). Pembentukkan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup. Tubuh mengatur banyaknya sel darah putih yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan. Jika kita kehilangan darah, tubuh akan segera membentuk sel-sel darah untuk menggantinya. Jika kita mengalami infeksi, maka tubuh akan membentuk lebih banyak sel darah putih untuk memeranginya.

2.3 Fungsi Sel Darah Putih
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. Melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya dia dapat bergerak bebas di dalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini dia dapat mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya, menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan.

2.4 Sediaan Apus Darah
Sediaan apus darah adalah sarana yang digunakan untuk menilai berbagaii unsure sel darah tepi, seperti eritrosit, leukosit dan trombosit, dan dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi adanya parasit seperti malaria, microfilaria dll.
Untuk melihat struktur sel-sel darah dengan mikroskop cahaya pada umumnya dibuat sediaan apus darah. Sediaan apus darah ini tidak hanya digunakan untuk mempelajari sel darah tapi juga digunakan untuk menghitung perbandingan jumlah masing-masing sel darah. Pembuatan preparat apus darah ini menggunakan suatu metode yang disebut metode oles (metode smear) yangmerupakan suatu sediaan dengan jalan mengoles atau membuat selaput (film) dan substansi yang berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas benda yang bersih dan bebas lemak untuk kemudian difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan gelas penutup. Film darah (sediaan oles) dapat diwarnai dengan berbagai macam metode termasuk larutan-larutan yang sederhana antara lain: pewarnaan Giemsa, pewarnaan acid fast, pewarnaan garam, pewarnaan wright, dan lain-lain. Pewarnaan Giemsa disebut juga pewarnaan Romanowski. Metode pewarnaan ini banyak digunakan untuk mempelajari morfologi sel-sel darah, sel-sel lien, sel-sel sumsum dan juga untuk mengidentifikasi parasit-parasit darah misal Tripanosoma, Plasmodia danlain-lain dari golongan protozoa. Hasil pewarnaan dengan giemsa pada darah manusia akan  memperlihatkan eritrosit berwarna merah muda, nukleolus lekosit berwarna ungu keniru-biruan, sitoplasma lekosit berwarna sangat ungu muda, granula dari lekosit eosinofil berwarna ungu tua, granula dari lekosit netrofil dan lekosit basofil berwarna ungu.


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 7 April 2014 pukul 10.30–13.00 WIB, dan bertempat di Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia, Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk praktikum ini adalah :
ü  Objek glass
ü   Lanset
ü  Jarum Frankle
ü  Alkohol

Bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah :
ü  Darah
ü  Pulasan Giemsa
ü  Pulasan Wright

3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah, sebagai berikut :
1.        Letakkan sediaan yang akan dipulas diatas objek glass.
2.      Lakukan 2x pengambilan darah untuk dipulas.
3.     Ratakan menggunakan objek glass yang lain hingga rata dan tidak ada udara.
4.      Diamkan darah hingga kering.
5.      Teteskan dengan pulasan giemsa, diamkan hingga kering.
6.      Lihat darah dibawah mikroskop.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum
Pulasan
Trombosit
Eritrosit
Leukosit
Pulasan Wright
Jumlah
Normal dewasa:
150.000-400.000/mm³
Normal anak-anak :
150.000-450.000/mm³

Normal Laki-laki : 5.000.000-6.000.000/ml
Normal Wanita :
4.000.000-5.000.000/ml

Normal
5.000-10.000
Bentuk :
Tidak beraturan, tidak berinti dan diameter kecil
Bentuk :
Tidak berinti dan bikonkaf
Bentuk :
Tidak berwarna dan memiliki inti
Pulasan
Giemsa
Jumlah
Normal dewasa:
150.000-400.000/mm³
Normal anak-anak :
150.000-450.000/mm³

Normal Laki-laki : 5.000.000-6.000.000/ml
Normal Wanita :
4.000.000-5.000.000/ml

Normal
5.000-10.000
Bentuk :
Tidak beraturan, tidak berinti, diameter kecil.
Bentuk :
Tidak berinti, binkonkraf.
Bentuk :
Tidak berwarna, memiliki inti.


4.2 Pembahasan
Persiapan dan langkah yang digunakan adalah teknik slide dorong (push slide) yang pertama kali diperkenalkan oleh Maxwell Wintrobe dan menjadi metode standar untuk sedian apus darah tepi. Prosedurnya dapat dilihat pada gambar berikut :
No.
Gambar
Keterangan
1.
Letakan Darah pada objek glass
2.
Dengan objek glass lain, darah akan di push slide atau dorong/geser.
3.
Ujung kaca objek glass tehlah menyentuh bagian darah, dan setelah dipush slide akan melebar.
4.
Objek glass dipush slide kemudian didorong dan akan menghasilkan lapisan tipis pada permukaan darah.
5.
Sediaan apus darah hampir selesai.
6.
Hasil akhir setelah melakukan push slide, darah menjadi lapisan tipis. Dan diamkan selama 15 menit. Kemudian dapat dipulas dengan pulasan wright atau giemsa.

Sedian apus darah tepi (A peripheral blood smear / peripheral blood film) merupakan slide untuk mikroskop (kaca objek) yang pada salah satu sisinya di lapisi dengan lapisan tipis darah vena yang diwarnai dengan pewarnaan (biasanya Giemsa, Wright) dan diperiksa di bawah/ dengan menggunakan mikroskop. Sediaan apus darah merupakan sediaan yang berasal dari sampel darah yang dibuat agar dapat dilihat, diteliti bentuk dan anatomi dari sel-sel darah yaitu pada sel darah merah, sel darah putih dan keping darah (trombosit). Pada hasil praktikum bentuk sel darah terlihat jelas pada setiap kelompok.

Pulasan Wright :
  

Pulasan Giemsa :
 

Pada pulasan Wright, yang sebenarnya akan terlihat kepingan-kepingan leukosit secara keseluruhan, tetapi kami gagal menghasilkan kepingan leukosit secara keseluruhan. Pada pulasan Giemsa, yang sebenarnya akan terlihat hanya bagian agranulositnya yaitu limfosit dan monosit.


4.3 Penyakit atau Gangguan pada Darah
1.        Anemia
·        Penyakit ini dapat disebabkan karena kekurangan sel darah merah atau sel
darah merahnya malah kekurangan hemoglobinnya.
·        Penyakit Anemia ini dapat diatasi dengan memakan bahan makanan yang banyak mengandung zat besi, seperti kayak pisang, kacang-kacangan, hati, daging, maupun bayam.
2.      Leukemia
·        Penyakit ini disebabkan oleh kelebihan produksi sel darah putih. Penyakit
ini disebut juga dengan penyakit kanker darah.
·        Pengobatannya sendiri merupakan kombinasi antara operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
3.     Hemofilia
·        Hemofilia merupakan suatu penyakit menurun yang dapat menyebabkan darah sulit membeku.
·        Ada Beberapa usaha untuk dapat mengatasi penyakit hemofilia, antara lain yaitu mengonsumsi makanan atau minuman yang sehat, menjaga berat tubuh jangan berlebihan karena berat badan yang berlebihan dapat mengakibatkan pendarahan pada sendi-sendi di bagian kaki, dan berhatihati lah dalam kehidupan sehari-hari untuk memperkecil risiko terluka.
4.      Polisitemia
·        Penyakit polisitemia ini merupakan penyakit yang terjadi karena Kelebihan produksi sel darah merah sehingga darah menjadi lebih kental dan mengalir sangat lambat. Akibatnya adalah akan mengakibatkan dapat terjadi penggumpalan dalam pembuluh darah yang akan dapat mengakibatkan kematian.
·        Cara Penanggulangannya dalam menghadapi penyakit polisitemia ini adalah dengan melakukan transfusi darah atau anti parsial untuk membuang sebagian darah serta menggantinya dengan plasma dalam jumlah yang sama.
5.      Varises
·        Kalian mungkin pernah mendengar tentang penyakit yang dinamakan varises. Penyakit Varises ini adalah suatu gangguan yang terjadi berupa pelebaran pembuluh balik (vena) pada kaki. Gangguan ini sering sekali diderita oleh orang yang banyak berdiri atau wanita yang sedang hamil.
·        Untuk penanggulanganya ada Beberapa upaya untuk mengatasi terjadinya varises, antara lain adalah jangan sekali-kali menyilangkan kaki serta bertumpu pada lutut karena akan dapat menambah tekanan pada pembuluh darah di kaki bagian bawah dan akan menghambat aliran darah yang menuju ke seluruh tubuh.
6.     Ambeien atau wasir
·        Di dalam kalangan masyarakat kita sering sekali mendengar penyakit wasir ataupun ambeien. Ambeien ini adalah penyakit yang terjadi karena adanya gangguan berupa pelebaran pembuluh balik (vena) pada dubur. Biasanya ini diderita oleh orang yang kebanyakan duduk, karena itu jangan seering-sering duduk ya.
·        Penyakit ambeien atau wasir ini dapat dicegah dengan Cara mengatasi wasir dari awal, antara lain dengan cara membiasakan minum air minimum 2,5 liter sehari serta cukup melakukan gerak badan untuk menstimulasi buang air besar.
7.      Hipertensi
·        Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah kondisi tekanan yang abnormal di dalam arteri hingga mencapai 150/90 mm Hg.
·        Cara mengatasinya adalah dengan meberikan kepada si penderita yang berguna untuk melebarkan pembuluh darah serta untuk dapatmenurunkan keluaran darah jantung hingga normal.
8.     Hipotensi
·        Tekanan darah rendah (hipotensi) adalah suatu keadaan tekanan darah lebih rendah dari 90/60 mmHg sehingga sering sekali menimbulkan gejala-gejala seperti pusing bahkan pingsan.
·        Cara mengatasinya dengan cara menggunakan obat-obatan yang fungsinya untuk mempertahankan tekanan darah pada saat darah meninggalkan jantung dan beredar ke seluruh tubuh.
9.     Pingsan
·        Semua pasti sudah sering sekali mendengar yang namanya pingsan. Pingsan itu dapat didefinisikan sebagai suatu kehilangan kesadaran yang terjadi secara mendadak dan dalam waktu yang singkat. Hal ini merupakan gejala dari tidak memadainya suplai oksigen ke dalam otak.
10.   Stroke
·        Sering sekali kita mendengar penyakit stroke, penyakit yang ditakutkan banyak orang. Stroke sendiri adalah kematian pada jaringan otak yang terjadi karena berkurangnya suatu aliran darah dan oksigen ke dalam otak. Pada stroke pendarahan, pembuluh darah pecah sehingga menghambat laju aliran darah normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak serta merusaknya.


BAB V
KESIMPULAN

Sediaan apus darah merupakan sediaan yang berasal dari sampel darah yang dibuat agar dapat melihat, meneliti bentuk dan anatomi dari sel-sel darah yaitu pada sel darah merah, sel darah putih dan keping darah (trombosit).
Pulasan giemsa mengandung metilalkohol untuk fiksasi, sehingga granul tidak terlihat karena melarut, pulasan giemsa bias digunakan untuk melihat eritrosit.
Pulasan wright tidak ada kandungan metilalkohol karena tidak ada fiksasisi, sehingga sel-sel basoful tidak larut. Pulasan wright biasa digunakan untuk melihat sel-sel muda sumsum tulang karena struktur plasma dan inti lebih jelas.
Dalam dunia farmasi, sediaan apus darah digunakan untuk mengetahui kelainan sel darah sehingga di diagnose dapat diketahui.

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin,2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Buku kedokteran EGC. Jakarta.

Watson, Roger. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta : EGC
Anderson, Paul D. 2008. Anatomi & Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : EGC.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.

Download PDF DISINI
Artikel Terkait
Luangin waktumu untuk Share this article with your friends
Comments
1 Comments

1 komentar:

Unknown on 26 April 2014 pukul 19.14 mengatakan...

wow

Posting Komentar

Terimakasih telah meluagkan waktunya untuk berkomentar.

 

Born This Way Copyright © 2012 Design by ASTIE AFRIANI Astie Afriani Puspadewi