LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
SEDIAAN APUS DARAH
KELOMPOK/GELOMBANG : 1 / 2
Ahmad Rois (1304015003)
Astie Afriani (1304015078)
Lisa Yuliana (1304015284)
Rostuti (1304015460)
Yohana Zerlinda (1304015558)
KELAS : 2G
DOSEN PEMBIMBING
Dwitiyanti, M. Farm, Apt
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Darah adalah cairan yang terdapat pada
semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Dalam darah
terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen.
Darah merupakan cairan tubuh yang
terdapat dalam jantung dan pembuluh darah. Darah terdiri dari dua bagian, yaitu
sel-sel darah (butir-butir darah) dan cairan darah (plasma darah). Sel-sel
darah merupakan bagian yang mempunyai bentuk. Ada 3 macam sel darah yaitu, sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
Dalam diri manusia tidak hanya terdapat
sel darah merah saja tetapi terdapat pula juga sel darah putih atau dikenal
dengan leukosit. Fungsi leukosit atau sel darah putih ini adalah untuk
melindungi tubuh terhadap kuman-kuman penyakit yang menyerang tubuh kita dengan
cara memakan kuman-kuman penyakit tersebut (fagosit). Lekosit memiliki
ciri-ciri yaitu tidak berwarna (bening), bentuknya pun tidak tetap, berinti,
serta ukurannya pun lebih besar dari pada sel darah merah.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam laporan ini,
hanya sebatas membahas tentang golongan darah, untuk lebih mengetahui detail
tentang sediaan apus darah.
Kemudian timbul pertanyaan di benak kami:
“Bagaimana cara
menentukan sediaan apus darah?”
Dengan
modal pertanyaan di atas, kami berharap akan menemukan jawaban yang tepat
supaya kita dapat mengetahui labih jauh tentang sediaan apus darah.
1.3
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum
yang kami lakukan antara lain yaitu :
1.
Mengetahui
bentuk-bentuk sel darah terutama pada sel darah putih (leukosit).
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Darah
Darah adalah cairan jaringan tubuh.
Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di
seluruh tubuh. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu ada dalam pembuluh darah
sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme
pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemostatis. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin
juga diedarkan melalui darah.
Darah adalah komponen yang sangat
penting bagi makhluk hidup, karena mempunyai peran yang sangat banyak, terutama
dalam pengangkutan zat-zat yang penting bagi proses metabolisme tubuh. Jika
darah mengalami gangguan, maka segala proses metabolisme tubuh akan terganggu
pula. Begitu banyak fungsi darah sehingga darah merupakan cairan tubuh yang
penting dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh anggota tubuh yang lain.
Darah terdiri atas dua komponen
utama yaitu plasma darah yang merupakan bagian cair darah yang sebagian besar
terdiri atas air, elektrolit dan protein darah, sedangkankan butir darah
terdiri atas eritrosit, leukosit dan trombosit. Komponen penyusun darah ada 2
yaitu bagian yaitu :
a.
Plasma darah, mempunyai fungsi pengangkut gas
dan sari makanan disamping itu plasma darah juga mengandung fibrinogen yang
berfungsi dalam pembekuan darah. Plasma darah merupakan bagian yang cair dari
darah yang mempunyai atau terdiri dari air (91-92%), protein 8-9%, substansi
lain selain protein seperti garam amonium urea, asam urat kreatinin, kreatin,
asam amino, santin, dan hiposantin. Darah beredar dalam pembuluh darah
arteri,vena,dan kapiler.
b.
Sel darah, adalah merupakan 45% volume darah.
Sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit),
dan keping darah (trombosit).
2.2 Sel Darah Manusia
Sel darah terdiri atas sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
¥
Sel Darah Merah
Sel darah merah berbentuk piringan
pipih yang menyerupai donat. 45% darah tersusun atas sel darah merah yang
dihasilkan di sumsum tulang. Dalam setiap 1 cm kubik darah terdapat 5,5 juta
sel. Jumlah sel darah merah yang diproduksi setiap hari mencapai 200.000
biliun, rata-rata umurnya hanya 120 hari. Semakin tua semakin rapuh, kehilangan
bentuk, dan ukurannya menyusut menjadi sepertiga ukuran mula-mula. Sel darah
merah mengandung hemoglobin yang kaya akan zat besi. Warnanya yang merah cerah
disebabkan oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir
ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat karbon
dioksida. Sel darah merah yang tua akhirnya akan pecah menjadi
partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang tua
dihancurkan oleh limpa dan yang lolos dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan
kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum
tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru. Persediaan sel darah merah di
dalam tubuh diperbarui setiap empat bulan sekali.
Ciri-ciri sel darah merah :
ü Tidak berinti.
ü Mengandung Hb (hemoglobin), yaitu suatu
protein yang mengandung senyawa hemin dan Fe.
ü Hb mempunyai daya ikat terhadap O2 dan
CO2.
ü Pada laki-laki dewasa, dalam 1 mm3
darahnya terkandung 5 juta eritrosit. Sedangkan pada wanita dewasa dalam 1 mm3
darahnya terkandung 4 juta eritrosit. Kekurangan eritrosit, Hb, dan Fe akan
mengakibatkan anemia.
¥ Sel
Darah Putih
(Sumber : Wikipedia)
Ciri-ciri:
ü Berfungsi mempertahankan tubuh dari
serangan penyakit dengan cara memakan (fagositosis) penyakit tersebut. Itulah
sebabnya leukosit
disebut juga fagosit.
disebut juga fagosit.
ü Jumlah leukosit sangat sedikit
dibandingkan dengan eritrosit (dalam setiap mm3 darah hanya 6000 - 9000).
·
Jika
jumlah < 6000 seseorang akan menderita leucopenia.
·
Jika
jumlah > 9000 seseorang akan menderita leukositas.
·
Jika
jumlah berlebih hingga 20.000 orang tersebut akan menderita leukemia (kanker
darah).
ü Bentuknya bervariasi dan mempunyai inti
sel bulat ataupun cekung.
ü Geraknya seperti Amoeba dan dapat
menembus dinding kapiler.
ü Plasma leukosit mengandung
butiran-butiran (granula).
Granulosit terbagi menjadi tiga yaitu
Netrofil (terbanyak) berbentuk bulat dengan diameter 10-12 µm, Eosinofil yang
strukturnya lebih besar daripada netrofil (10-15 µm) dan Basofil (paling sedikit) dengan
ukuran hampir sama dengan netrofil tetapi basofil sangat sulit ditemukan. Agranulosit
dibagi menjadi dua yaitu Limfosit yang mempunyai ukuran yang bevariasi, inti
bulat sitoplasma mengelilingi inti seperti cincin dan berperan penting dalam
imunitas tubuh, dan Monosit (sel lekosit terbesar), intinya berbentuk oval
kadang terlipat-lipat dapat bergerak dengan membentuk pseudopodia. Tipe ketiga
yaitu Trombosit (disebut juga keping darah), berbentuk sebagai keping-keping
sitoplasma lengkap dengan membran yang mengelilinginya, Trombosit terdapat
khusus pada sel darah mammalia.
¥ Sel Darah Pembeku (Trombosit)
Ketika kita mengalami luka pada
permukaan tubuh, maka tubuh akan mengeluarkan darah. Terjadinya pendarahan itu
disebabkan oleh sobeknya pembuluh darah. Pada keadaan luka yang ringan, setelah
beberapa saat darah akan berhenti mengalir. Pada saat terjadi luka pada
permukaan tubuh, komponen darah, yaitu trombosit akan segera berkumpul
mengerumuni bagian yang terluka dan akan menggumpal sehingga dapat menyumbat
dan menutupi luka. Di dalam darah terdapat protein (trombin) yang larut dalam
plasma darah yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin atau benang-benang. Fibrin
ini akan membentuk anyaman dan terisi keping darah, sehingga mengakibatkan
penyumbatan dan akhirnya darah bisa membeku. Jumlah sel darah pembeku ± 250
ribu sel/mm3 darah normal dan hanya dapat bertahan hidup dengan usia 8-10 hari.
Trombosit adalah bagian sel darah yang berperan dalam pembekuan darah. Jika
jaringan tubuh terluka, trombosit pada permukaan akan pecah dam
mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim trombokinase akan mengubah protobin
menjadi trombin dengan bantuan ion Ca2+. Trombin adalah sebuah enzim
yang mengkatalis perubahan fibrinogen (protein plasma yang dapat larut dalam
plasma darah) menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam plasma
darah). Pembentukkan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup. Tubuh mengatur banyaknya sel darah
putih yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan. Jika kita kehilangan darah,
tubuh akan segera membentuk sel-sel darah untuk menggantinya. Jika kita
mengalami infeksi, maka tubuh akan membentuk lebih banyak sel darah putih untuk
memeranginya.
2.3 Fungsi Sel Darah Putih
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting
dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit
(fago- memakan), mereka memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. Melalui mikroskop
adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme
tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan
amuboidnya dia dapat bergerak bebas di dalam dan dapat keluar pembuluh darah
dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini dia dapat mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme
hidup dan menghancurkannya, menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran,
serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit
memiliki enzim
yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup,
menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka
dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan.
2.4 Sediaan Apus Darah
Sediaan apus darah adalah sarana yang
digunakan untuk menilai berbagaii unsure sel darah tepi, seperti eritrosit,
leukosit dan trombosit, dan dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi adanya
parasit seperti malaria, microfilaria dll.
Untuk melihat struktur sel-sel darah dengan mikroskop
cahaya pada umumnya dibuat sediaan apus darah. Sediaan apus darah ini tidak
hanya digunakan untuk mempelajari sel darah tapi juga digunakan untuk
menghitung perbandingan jumlah masing-masing sel darah. Pembuatan preparat apus
darah ini menggunakan suatu metode yang disebut metode oles (metode smear)
yangmerupakan suatu sediaan dengan jalan mengoles atau membuat selaput (film)
dan substansi yang berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas benda yang
bersih dan bebas lemak untuk kemudian difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan
gelas penutup. Film darah (sediaan oles) dapat diwarnai dengan
berbagai macam metode termasuk larutan-larutan yang sederhana antara lain:
pewarnaan Giemsa, pewarnaan acid fast, pewarnaan garam, pewarnaan wright, dan
lain-lain. Pewarnaan
Giemsa disebut juga pewarnaan Romanowski.
Metode pewarnaan ini banyak digunakan untuk mempelajari morfologi sel-sel
darah, sel-sel lien, sel-sel sumsum dan juga untuk mengidentifikasi
parasit-parasit darah misal Tripanosoma, Plasmodia danlain-lain dari golongan
protozoa. Hasil pewarnaan dengan giemsa pada
darah manusia akan memperlihatkan eritrosit berwarna merah muda,
nukleolus lekosit berwarna ungu keniru-biruan, sitoplasma lekosit berwarna
sangat ungu muda, granula dari lekosit eosinofil berwarna ungu tua, granula
dari lekosit netrofil dan lekosit basofil berwarna ungu.
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 7 April 2014 pukul 10.30–13.00 WIB, dan
bertempat di Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia, Fakultas Farmasi dan
Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
3.2 Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan untuk praktikum ini adalah :
ü Objek
glass
ü Lanset
ü Jarum Frankle
ü Alkohol
Bahan
yang digunakan untuk praktikum ini adalah :
ü Darah
ü Pulasan
Giemsa
ü Pulasan
Wright
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur
kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah, sebagai berikut :
1.
Letakkan sediaan yang akan dipulas
diatas objek glass.
2.
Lakukan 2x pengambilan darah untuk
dipulas.
3.
Ratakan menggunakan objek glass yang
lain hingga rata dan tidak ada udara.
4.
Diamkan darah hingga kering.
5.
Teteskan dengan pulasan giemsa, diamkan
hingga kering.
6.
Lihat
darah dibawah mikroskop.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Pulasan
|
Trombosit
|
Eritrosit
|
Leukosit
|
Pulasan
Wright
|
Jumlah
Normal dewasa:
150.000-400.000/mm³
Normal anak-anak :
150.000-450.000/mm³
|
Normal Laki-laki : 5.000.000-6.000.000/ml
Normal Wanita :
4.000.000-5.000.000/ml
|
Normal
5.000-10.000
|
Bentuk :
Tidak beraturan, tidak berinti dan
diameter kecil
|
Bentuk :
Tidak berinti dan bikonkaf
|
Bentuk :
Tidak berwarna dan memiliki inti
|
|
Pulasan
Giemsa
|
Jumlah
Normal dewasa:
150.000-400.000/mm³
Normal anak-anak :
150.000-450.000/mm³
|
Normal Laki-laki : 5.000.000-6.000.000/ml
Normal Wanita :
4.000.000-5.000.000/ml
|
Normal
5.000-10.000
|
Bentuk :
Tidak beraturan, tidak berinti,
diameter kecil.
|
Bentuk :
Tidak berinti, binkonkraf.
|
Bentuk :
Tidak berwarna, memiliki inti.
|
4.2 Pembahasan
Persiapan dan langkah yang digunakan adalah teknik slide
dorong (push slide) yang pertama kali diperkenalkan oleh Maxwell
Wintrobe dan menjadi metode standar untuk sedian apus darah tepi. Prosedurnya dapat dilihat pada
gambar berikut :
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Letakan Darah
pada objek glass
|
|
2.
|
Dengan objek
glass lain, darah akan di push slide atau dorong/geser.
|
|
3.
|
Ujung kaca objek
glass tehlah menyentuh bagian darah, dan setelah dipush slide akan melebar.
|
|
4.
|
Objek glass
dipush slide kemudian didorong dan akan menghasilkan lapisan tipis pada
permukaan darah.
|
|
5.
|
Sediaan apus
darah hampir selesai.
|
|
6.
|
Hasil akhir setelah
melakukan push slide, darah menjadi lapisan tipis. Dan diamkan selama 15
menit. Kemudian dapat dipulas dengan pulasan wright atau giemsa.
|
Sedian apus darah tepi (A peripheral blood smear /
peripheral blood film) merupakan
slide untuk mikroskop (kaca objek) yang pada salah satu sisinya di lapisi dengan lapisan tipis darah vena
yang diwarnai dengan pewarnaan (biasanya
Giemsa, Wright) dan diperiksa di bawah/ dengan menggunakan mikroskop. Sediaan apus darah merupakan
sediaan yang berasal dari sampel darah yang dibuat agar dapat dilihat, diteliti bentuk dan anatomi
dari sel-sel darah yaitu
pada sel darah merah, sel darah putih dan keping darah (trombosit). Pada hasil praktikum bentuk sel darah
terlihat jelas pada setiap kelompok.
Pulasan Wright :
Pulasan Giemsa :
Pada pulasan Wright, yang sebenarnya akan terlihat
kepingan-kepingan leukosit secara keseluruhan, tetapi kami gagal menghasilkan
kepingan leukosit secara keseluruhan. Pada pulasan Giemsa, yang sebenarnya akan
terlihat hanya bagian agranulositnya yaitu limfosit dan monosit.
4.3 Penyakit atau Gangguan pada Darah
1.
Anemia
·
Penyakit
ini dapat disebabkan karena kekurangan sel darah merah atau sel
darah
merahnya malah kekurangan hemoglobinnya.
·
Penyakit
Anemia ini dapat diatasi dengan memakan bahan makanan yang banyak mengandung
zat besi, seperti kayak pisang, kacang-kacangan, hati, daging, maupun bayam.
2.
Leukemia
·
Penyakit
ini disebabkan oleh kelebihan produksi sel darah putih. Penyakit
ini disebut juga dengan penyakit kanker
darah.
·
Pengobatannya
sendiri merupakan kombinasi antara operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
3.
Hemofilia
·
Hemofilia
merupakan suatu penyakit menurun yang dapat menyebabkan darah sulit membeku.
·
Ada
Beberapa usaha untuk dapat mengatasi penyakit hemofilia, antara lain yaitu
mengonsumsi makanan atau minuman yang sehat, menjaga berat tubuh jangan
berlebihan karena berat badan yang berlebihan dapat mengakibatkan pendarahan
pada sendi-sendi di bagian kaki, dan berhatihati lah dalam kehidupan
sehari-hari untuk memperkecil risiko terluka.
4.
Polisitemia
·
Penyakit
polisitemia ini merupakan penyakit yang terjadi karena Kelebihan produksi sel
darah merah sehingga darah menjadi lebih kental dan mengalir sangat lambat.
Akibatnya adalah akan mengakibatkan dapat terjadi penggumpalan dalam pembuluh
darah yang akan dapat mengakibatkan kematian.
·
Cara
Penanggulangannya dalam menghadapi penyakit polisitemia ini adalah dengan
melakukan transfusi darah atau anti parsial untuk membuang sebagian darah serta
menggantinya dengan plasma dalam jumlah yang sama.
5.
Varises
·
Kalian
mungkin pernah mendengar tentang penyakit yang dinamakan varises. Penyakit
Varises ini adalah suatu gangguan yang terjadi berupa pelebaran pembuluh balik
(vena) pada kaki. Gangguan ini sering sekali diderita oleh orang yang banyak
berdiri atau wanita yang sedang hamil.
·
Untuk
penanggulanganya ada Beberapa upaya untuk mengatasi terjadinya varises, antara
lain adalah jangan sekali-kali menyilangkan kaki serta bertumpu pada lutut
karena akan dapat menambah tekanan pada pembuluh darah di kaki bagian bawah dan
akan menghambat aliran darah yang menuju ke seluruh tubuh.
6.
Ambeien
atau wasir
·
Di
dalam kalangan masyarakat kita sering sekali mendengar penyakit wasir ataupun
ambeien. Ambeien ini adalah penyakit yang terjadi karena adanya gangguan berupa
pelebaran pembuluh balik (vena) pada dubur. Biasanya ini diderita oleh orang
yang kebanyakan duduk, karena itu jangan seering-sering duduk ya.
·
Penyakit
ambeien atau wasir ini dapat dicegah dengan Cara mengatasi wasir dari awal,
antara lain dengan cara membiasakan minum air minimum 2,5 liter sehari serta
cukup melakukan gerak badan untuk menstimulasi buang air besar.
7.
Hipertensi
·
Hipertensi
atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah kondisi tekanan yang
abnormal di dalam arteri hingga mencapai 150/90 mm Hg.
·
Cara
mengatasinya adalah dengan meberikan kepada si penderita yang berguna untuk
melebarkan pembuluh darah serta untuk dapatmenurunkan keluaran darah jantung
hingga normal.
8.
Hipotensi
·
Tekanan
darah rendah (hipotensi) adalah suatu keadaan tekanan darah lebih rendah dari
90/60 mmHg sehingga sering sekali menimbulkan gejala-gejala seperti pusing
bahkan pingsan.
·
Cara
mengatasinya dengan cara menggunakan obat-obatan yang fungsinya untuk
mempertahankan tekanan darah pada saat darah meninggalkan jantung dan beredar
ke seluruh tubuh.
9.
Pingsan
·
Semua
pasti sudah sering sekali mendengar yang namanya pingsan. Pingsan itu dapat
didefinisikan sebagai suatu kehilangan kesadaran yang terjadi secara mendadak
dan dalam waktu yang singkat. Hal ini merupakan gejala dari tidak memadainya
suplai oksigen ke dalam otak.
10. Stroke
·
Sering
sekali kita mendengar penyakit stroke, penyakit yang ditakutkan banyak orang.
Stroke sendiri adalah kematian pada jaringan otak yang terjadi karena
berkurangnya suatu aliran darah dan oksigen ke dalam otak. Pada stroke
pendarahan, pembuluh darah pecah sehingga menghambat laju aliran darah normal
dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak serta merusaknya.
BAB
V
KESIMPULAN
Sediaan apus darah merupakan sediaan
yang berasal dari sampel darah yang dibuat agar dapat melihat, meneliti bentuk
dan anatomi dari sel-sel darah yaitu pada sel darah merah, sel darah putih dan
keping darah (trombosit).
Pulasan giemsa mengandung metilalkohol untuk fiksasi,
sehingga granul tidak terlihat karena melarut, pulasan giemsa bias digunakan
untuk melihat eritrosit.
Pulasan wright tidak ada kandungan metilalkohol karena tidak
ada fiksasisi, sehingga sel-sel basoful tidak larut. Pulasan wright biasa
digunakan untuk melihat sel-sel muda sumsum tulang karena struktur plasma dan
inti lebih jelas.
Dalam dunia farmasi, sediaan apus darah digunakan untuk
mengetahui kelainan sel darah sehingga di diagnose dapat diketahui.
DAFTAR
PUSTAKA
Syaifuddin,2006.
Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa
Keperawatan. Buku kedokteran EGC. Jakarta.
Watson, Roger. 2002. Anatomi
dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta : EGC
Anderson,
Paul D. 2008. Anatomi & Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : EGC.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi
dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Download PDF DISINI
Artikel Terkait
Luangin waktumu untuk Share this article with your friends