LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
STRUKTUR SEL DAN KONSENTRASI DARAH
KELOMPOK/GELOMBANG : 1 / 2
Ahmad Rois
(1304015003)
Astie
Afriani (1304015078)
Lisa
Yuliana (1304015284)
Rostuti
(1304015460)
Yohana
Zerlinda (1304015558)
KELAS : 2G
DOSEN PEMBIMBING
Dwitiyanti,
M. Farm, Apt
FAKULTAS
FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Darah adalah cairan jaringan tubuh.
Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di
seluruh tubuh. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu ada dalam pembuluh darah
sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme
pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemostatis. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin
juga diedarkan melalui darah.
Darah adalah komponen yang sangat
penting bagi makhluk hidup, karena mempunyai peran yang sangat banyak, terutama
dalam pengangkutan zat-zat yang penting bagi proses metabolisme tubuh. Jika
darah mengalami gangguan, maka segala proses metabolisme tubuh akan terganggu
pula. Begitu banyak fungsi darah sehingga darah merupakan cairan tubuh yang
penting dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh anggota tubuh yang lain.
Darah terdiri atas dua komponen
utama yaitu plasma darah yang merupakan bagian cair darah yang sebagian besar
terdiri atas air, elektrolit dan protein darah, sedangkankan butir darah
terdiri atas eritrosit, leukosit dan trombosit. Komponen penyusun darah ada 2
yaitu bagian yaitu :
a.
Plasma darah, mempunyai fungsi pengangkut gas
dan sari makanan disamping itu plasma darah juga mengandung fibrinogen yang
berfungsi dalam pembekuan darah. Plasma darah merupakan bagian yang cair dari
darah yang mempunyai atau terdiri dari air (91-92%), protein 8-9%, substansi
lain selain protein seperti garam amonium urea, asam urat kreatinin, kreatin,
asam amino, santin, dan hiposantin. Darah beredar dalam pembuluh darah
arteri,vena,dan kapiler.
b.
Sel darah, adalah merupakan 45% volume darah.
Sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit),
dan keping darah (trombosit).
1.2 Rumusan
Masalah
Perumusan
masalah dalam laporan ini, hanya sebatas membahas tentang sel darah merah dan kosentrasi sel
darah, untuk lebih mengetahui detail struktur dan sel darah merah manusia,
ikan, dan katak.
Kemudian timbul pertanyaan di benak kami:
“Bagaimana
memahami struktur dan kosentrasi sel darah pada manusia, katak dan ikan?”
Dengan
modal pertanyaan di atas, kami berharap akan menemukan jawaban yang tepat
supaya kita dapat mengetahui labih jauh tentang aliran darah pada tubuh
kecebong.
1.3 Tujuan
Praktikum
Tujuan
dari praktikum yang kami lakukan antara lain yaitu :
a.
Untuk
mengetahui struktur sel darah merah pada manusia.
b.
Untuk
mengetahui struktur sel darah merah pada katak & ikan.
c.
Untuk
mengetahui konsentrasi sel darah pada manusia, katak dan ikan.
d.
Untuk
mengetahui bentuk sel eritrosit.
e.
Dapat membedakan sel eritrosit manusia dan hewan.
f.
Mengetahui
larutan yang cocok terhadap tubuh manusia.
g.
Mengetahui
perbedaan larutan isotonis, hiptonis dan
hipertonis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Struktrur Sel Darah
A. Sel
Darah pada Manusia
Eritrosit merupakan bagian utama dari
sel-sel darah. Setiap milliliter darah mengandung rata-rata sekitar 5 miliar
eritrosit (sel darah merah),yang secara klinis sering dilaporkan dalam hitung
sel darah merah sebagai 5 juta per millimeter kubik (mm3).
Sel darah merah memiliki struktur yang
jauh lebih sederhana dibandingkan kebanyakan sel pada manusia. Pada hakikatnya,
sel darah merah merupakan suatu membran yang membungkus larutan hemoglobin
(protein ini membentuk sekitar 95% protein intrasel sel darah merah), dan tidak
memiliki organel sel, misalnya mitokondria, lisosom atau aparatus Golgi. Sel
darah manusia, seperti sebagian sel darah merah pada hewan, tidak berinti.
Namun, sel darah merah tidak inert secara metabolis.
Melalui proses glikolisis, sel darah
merah membentuk ATP yang berperan penting dalam proses untuk memperthankan
bentuknya yang bikonkaf dan juga dalam pengaturan transport. Bentuk bikonkaf ini
menigkatkan rasio permukaan terhadap volume sel darah merah sehingga
mempermudah pertukaran gas. Sel darah merah mengandung komponen sitoskeletal
yang berperan penting dalam menentukan bentuknya.
Pada manusia, darah merupakan cairan
tubuh yang meliputi 8% dari berat tubuh seseorang, kira-kira mempunyai volume
4-5 liter. Darah berperan sebagai berikut:
1.
Sebagai
alat pengangkut zat-zat makanan, air, dan oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
Darah membawa zat-zat yang diperlukan tubuh, misalnya vitamin, gula, lemak, dan
air untuk diberikan kepada sel dalam jumlah yang tepat. Pada saat berolahraga,
kebutuhan sel akan meningkat, sehingga dapat meningkatkan pula kegiatan sistem
peredaran darah. Sebaliknya, pada saat tidur, maka kegiatan sistem peredaran
darah juga ikut menurun.
2.
Sel
darah merah membawa karbon dioksida dan zat-zat sisa metabolisme menuju
alat-alat ekskresi.
3.
Mengangkut
hormon dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu.
4.
Mempertahankan
keseimbangan suhu tubuh, dengan cara mengangkut energi panas dari tempat aktif
ke tempat yang tidak aktif.
5.
Sel
darah putih sebagai alat pertahanan tubuh dari infeksi kuman penyakit.
6.
Mengatur
keseimbangan asam dan basa darah untuk menghindari keru- sakan jaringan karena
adanya senyawa penyangga (bakteri) berupa hemoglobin, oksihemoglobin,
bikarbonat, fosfat, dan protein plasma.
7.
Mengedarkan
enzim-enzim ke seluruh tubuh.
8.
Mengedarkan
air ke seluruh tubuh.
9.
Cairan
plasma membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan jaringan, menyebarkan
cairan jaringan karena melalui cairan ini semua sel tubuh menerima makanannya.
Dan merupakan “kendaraan” untuk
mengangkut bahan buangan ke berbagai organ pengeluaran untuk dibuang.
Begitu banyak fungsi darah sehingga darah
merupakan cairan tubuh yang penting dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh
anggota tubuh yang lain. Darah manusia dibedakan menjadi dua komponen, yaitu
sel-sel darah dan cairan atau plasma darah. Bagian terbesar dari darah adalah
sel-sel darah. Sel-sel darah dibedakan menjadi sel darah merah (eritrosit),
sel darah putih (leukosit), dan sel darah pembeku (trombosit).
a.
Sel
Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah merupakan penyusun
sel-sel darah yang jumlahnya paling banyak. Pada wanita, jumlahnya ± 4,5
juta/mm3 darah, sedangkan pada laki-laki ± 5 juta/mm3 darah. Akan tetapi,
jumlah itu bisa naik atau turun, tergantung dari kondisi seseorang.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi jumlah eritrosit adalah:
·
Jenis
Kelamin pada laki-laki normal jumlah (konsentrasi) eritrosit mencapai 5,1–5,8
juta per mililiter kubik darah. Pada wanita normal 4,3–5,2 juta per mililiter
kubik darah.
·
Usia
Orang dewasa memiliki jumlah eritrosit lebih banyak dibanding anak- anak.
b.
Sel
Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih ibarat serdadu penjaga
tubuh dari serangan musuh. Jika kita terluka, maka sel darah putih ini akan
berkumpul di bagian tubuh yang terkena luka, agar tidak ada kuman penyakit yang
masuk melalui luka itu. Jika ada kuman yang masuk, maka dia akan segera
melawannya. Dapat digambarkan, bahwa akan terjadi pertarungan antara kuman
dengan sel darah putih. Timbulnya nanah pada luka itu merupakan gabungan dari
sel darah putih yang mati, kuman, sel- sel tubuh, dan cairan tubuh.
Sel darah putih mempunyai nukleus
dengan bentuk yang bervariasi. Ukurannya berkisar antara 10 nm–25 nm. Fungsi
sel darah putih ini adalah untuk melindungi badan dari infeksi penyakit serta
pembentukan antibodi di dalam tubuh. Untuk membedakan strukturnya dari sel
darah merah. Pada tubuh manusia, jumlah sel darah putih berkisar antara 6
ribu–9 ribu butir/mm3, namun jumlah ini bisa naik atau turun. Faktor penyebab
turunnya sel darah putih, antara lain karena infeksi kuman penyakit. Pada tubuh
seseorang yang menderita penyakit tifus, sel darah putihnya hanya berjumlah 3
ribu butir/mm3.
Kondisi sel darah putih yang turun di
bawah normal disebut leukopeni. Pada kondisi ini seseorang harus diberikan obat
antibiotik untuk meningkatkan daya tahan dan keamanan tubuh. Apabila tidak,
maka orang tersebut dapat meninggal dunia. Pada orang yang terkena kanker darah
atau leukemia, sel darah putih bisa mencapai 20 ribu butir/mm3 atau lebih.
Kondisi di mana jumlah sel darah putih naik di atas jumlah normal disebut
leukositosis.
c.
Sel
Darah Pembeku (Trombosit)
Ketika kita mengalami luka pada
permukaan tubuh, maka tubuh akan mengeluarkan darah. Terjadinya pendarahan itu
disebabkan oleh sobeknya pembuluh darah. Pada keadaan luka yang ringan, setelah
beberapa saat darah akan berhenti mengalir. Pada saat terjadi luka pada
permukaan tubuh, komponen darah, yaitu trombosit akan segera berkumpul
mengerumuni bagian yang terluka dan akan menggumpal sehingga dapat menyumbat
dan menutupi luka. Di dalam darah terdapat protein (trombin) yang larut dalam
plasma darah yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin atau benang-benang. Fibrin
ini akan membentuk anyaman dan terisi keping darah, sehingga mengakibatkan
penyumbatan dan akhirnya darah bisa membeku. Jumlah sel darah pembeku ± 250
ribu sel/mm3 darah normal dan hanya dapat bertahan hidup dengan usia 8-10 hari.
Keterangan proses pembekuan darah:
1.
Kulit terluka menyebabkan darah keluar
dari pembuluh. Trombosit ikut keluar juga bersama darah kemudian menyentuh permukaan-permukaan kasar dan
menyebabkan trombosit pecah. Trombosit akan mengeluarkan zat (enzim) yang
disebut trombokinase.
2.
Trombokinase
akan masuk ke dalam plasma darah dan akan mengubah protrombin menjadi enzim
aktif yang disebut trombin. Perubahan terse- but dipengaruhi ion kalsium (Ca2+)
di dalam plasma darah. Protrombin adalah senyawa protein yang larut dalam darah
yang mengandung globulin. Zat ini merupakan enzim yang belum aktif yang
dibentuk oleh hati. Pembentukannya dibantu oleh vitamin K.
3.
Trombin
yang terbentuk akan mengubah firbrinogen menjadi benang- benang fibrin.
Terbentuk-nya benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup sehingga
darah tidak mengalir keluar lagi. Fibrinogen adalah sejenis protein yang larut
dalam darah.
B. Sel
Darah pada Hewan Amfibi (Katak)
Sel darah pada katak mempunyai bentuk
eritrosit yang lonjong dengan inti di tengahnya, konsentrasi sel darah lebih
encer dan termasuk poikiloterm.Pada katak peredaran darahnya cukup unik. Karena
katak mempunyai 3 ruang jantung, yaitu: atrium kiri, atrium kanan, dan
ventrikel.
Darah katak terdiri dari
plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung air, protein, darah,
dan garam-garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah)
dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada katak memiliki inti dan
mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen. Leukosit pada katak juga memiliki
inti. Selain memiliki sitem peredaran darah, katak juga memilki sistem
peredaran limfe. Sistem peredaran limfe berperan penting dalam pengambilan
cairan tubuh ke dalam peredaran darah (Anonim, 2009)
Jantung katak mempunyai
sistem peredaran darah ganda. Jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel. (Anonim, 2008).
Sistem peredaran darah
katak adalah tipe tertutup. Namun, jantung katak memiliki hanya 3 kamar. Ada 2
atrium dan satu ventrikel. Ada di jantung katup disebut katup spiral yang
mengarahkan aliran darah. Ini berfungsi untuk mencegah terdeoksigenasi oksigen
dan darah dari pencampuran.
Sistem transportasi pada
katak terdiri dari darah dan alat peredarah darah. Darah terdiri dari bagian
yang cair (plasma darah) dan sel-sel darah. Adapun komponen utama dari plasma
darah adalah air yang didalamnya terlarut protein dan garam-garam mineral.
Sedangkan fungsi darah adalah untuk mengangkut zat-zat yang terlarut didalamnya
untuk disebarkan ke seluruh jaringan dan sel-sel yang ada didalam tubuh katak.
Sedangkan sel-sel darah
pada katak terdiri atas sel darah merah (eritrosit), dan sel-sel darah putih
(leukosit).
Ciri-ciri eritrosit adalah:
·
Selnya berinti.
·
Berbentuk bulat panjang.
·
Pipih.
·
Mengandung hemoglobin yang berguna
dalam transportasi O2.
Sedangkan ciri-ciri leukosit adalah:
·
Selnya tidak berwarna (bening).
·
Memiliki inti sel.
·
Dapat bergerak bebas secara ameboid.
Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk
ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan darah darah mengalir ke
ventrikel yang kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis → Paru-paru → Vena pulmonalis → Atrium kiri. Lintasan peredaran darah ini disebut
juga peredaran darah paru-paru. Selain peredaran darah paru-paru, katak juga
mempunyai sistem peredaran darah sistemik yang peredarannya
adalah dimulai dari Ventrikel → Conus arteriosus →
Aorta ventralis seluruh tubuh →
Sinus venosus →
Atrium kanan.
C. Sel
Darah pada Vertebrata (Ikan)
Ikan mempunyai jantung yang terdiri
atas dua ruang, yaitu satu serambi dan satu bilik. Jantung tersebut terletak di
dekat insang. Peredaran darah yang terjadi adalah peredaran darah tertutup.
Darah dari jantung akan dipompa melewati aorta ventral (perut) dan mengalir ke
insang. Darah memasuki kapiler-kapiler dalam
insang. Di sinilah terjadi pertukaran gas, yaitu CO2 dilepas dan darah
akan mengambil O2. Selanjutnya, darah mengalir melewati aorta dorsal (punggung)
menuju kapiler-kapiler di seluruh tubuh, untuk memberikan O2 dan sari makanan.
Akhirnya darah kembali menuju ke jantung melewati vena.
Pada ikan eritrositnya berbentuk
oval.Ruang jantung terdiri dari 2 ruang yaitu, satu atrium dan ventrikel.Antara
atrium dan ventrikel terdapat katup yang berfungsi mengalirkan darah ke satu
arah.Darah dari seluruh tubuh mengalir dari sinus venosus dan kemudian masuk ke
atrium. Dari atrium darah mengalir ke
ventrikel →
Conus Arteriosus →
Aorta Ventralis →
Insang →
ke Seluruh Tubuh →
Vena Cava →
Sinus Venosus.
2.2
Kegunaan Dalam Bidang
Kefarmasiaan
Sediaan parenteral volume besar umumnya
diberikan lewat infus intravena untuk menambah cairan tubuh, elektrolit, atau
untuk memberi nutrisi. Infus intravena adalah sediaan
parenteral dengan volume besar yang ditujukan untuk intravena. Pada umumnya
cairan infus intravena digunakan untuk pengganti cairan tubuh dan memberikan
nutrisi tambahan, untuk mempertahankan fungsi normal tubuh pasien rawat inap
yang membutuhkan asupan kalori yang cukup selama masa penyembuhan atau setelah
operasi.
Selain itu ada pula kegunaan lainnya
yakni sebagai pembawa obat-obat lain. Cairan infus intravena dikemas dalam
bentuk dosis tunggal, dalam wadah plastik atau gelas, steril, bebas pirogen
serta bebas partikel-partikel lain. Oleh karena volumenya yang besar, pengawet
tidak pernah digunakan dalam infus intravena untuk menghindari toksisitas yang
mungkin disebabkan oleh pengawet itu sendiri.Cairan infus intravena biasanya
mengandung zat-zat seperti asam amino, dekstrosa, elektrolit dan vitamin.
Walaupun cairan infus intravena yang diinginkan adalah larutan yang isotonis
untuk meminimalisasi trauma pada pembuluh darah, namun cairan hipotonis maupun
hipertonis dapat digunakan. NaCl adalah cairan yang mempunyai
komposisi yang sama dengan cairan tubuh manusia.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 24 Mei 2013 pukul 10.30–13.00 WIB,
dan bertempat di Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia, Fakultas Farmasi dan
Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
3.2 Sampel
·
Darah
Manusia
·
Darah
Katak
·
Darah
Ikan
3.3 Alat
·
Lanset
·
Kapas
·
Kaca
preparat
·
Cover
glass
·
Mikroskop
·
Kapas
·
Cutter
3.4 Bahan
·
Larutan
NaCl 0,1%
·
Larutan
NaCl 0,65%
·
Larutan
NaCl 0,9%
·
Larutan
NaCl 2%
·
Alkohol
3.5
Prosedur Kerja
A. Prosedur pengambilan darah kapiler pada ujung
jari manusia adalah sebagai
berikut :
1.
Siapkan
alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pada jari dilakukan pemijatan agar darah
berkumpul pada ujung jari.
3. Sterilkan jari dengan kapas yang telah diberi
alkohol.
4. Tusukan jari dengan lanset hingga
mengeluarkan darah.
5. Darah yang keluar diletakkan diatas objek
glass.
6. Beri 1 tetes larutan NaCl dengan kosentrasi
tertentu (0,1%, 0,65%, 0,9%, 2%).
7. Tutup dengan Cover glass.
8. Periksa dibawah mikroskop dan amati.
B. Prosedur kerja pengambilan darah pada katak
adalah sebagai berikut :
1.
Siapkan
alat dan bahan yang diperlukan.
2. Sayat sebagian bagian tubuh yaitu paha katak
dengan cutter.
3. Darah yang keluar dari tubuh katak diletakkan
diatas objek glass.
4. Beri 1 tetes larutan NaCl dengan kosentrasi
tertentu (0,1%, 0,65%, 0,9%, 2%).
5. Tutup dengan Cover glass.
6. Periksa dibawah mikroskop dan amati.
C. Prosedur kerja pengambilan darah pada ikan adalah
sebagai berikut :
1.
Siapkan
alat dan bahan yang diperlukan.
2. Sayat sebagian tubuh ikan dengan cutter.
3. Darah yang keluar dari tubuh ikan diletakkan
diatas objek glass.
4. Beri 1 tetes larutan NaCl dengan kosentrasi
tertentu (0,1%, 0,65%, 0,9%, 2%).
5. Tutup dengan Cover glass.
6. Periksa dibawah mikroskop dan amati
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Praktikum
4.2 Pembahasan
Dari tabel diatas kita dapat mengetahui
perbedaan struktur sel darah manusia, katak dan ikan antara lain adalah :
Struktur sel darah merah pada manusia
Eritrosit berbentuk lempeng bikonkaf, yang merupakan sel gepeng berbentuk
piringan yang dibagian tengah dikedua sisinya mencekung. Dengan diameter 8 µm, tepi luar tebalnya 2 µm dan bagian tengah 1 µm. Sel darah merah berbentuk bikonkaf
agar mempunyai luas permukaan yang lebih besar, sehingga sel tersebut lebih
mudah dalam melakukan transportasi antar sel. Warna eritrosit kekuning-kuningan
dan dapat berwarna merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah
berupa hemoglobin. seperti sel-sel lain sel darah manusia mempunyai inti namun
dalam perkembangannya pada sumsum tulang , sel terisi oleh hemoglobin dan inti
sel menyusut dan kemudian lenyap. Akibatnya, sel darah merah dewasa, tidak
mempunyai inti sel. Sel-sel darah merah dapat hidup sampai 120 hari.
Struktur sel darah yang kami lihat dari
hasil praktikum dapat disimpulkan:
1. Sel darah merah pada manusia bentuknya
cakram bikonkaf dan tidak terdapat inti sel.
2. Sel darah merah pada katak bentuknya lonjong
dan terlihat jelas inti selnya.
3. Sel darah merah pada ikan bentuknya oval dan
terdapat inti sel.
Dari hasil pengamatan di atas kita dapat
mengetahui pengaruh macam-macam kosentrasi larutan NaCl terhadap sel darah
merah:
a)
Pemeberian
larutan NaCl 0.1% pada sel darah merah.
Sel darah pada objek glass bersama
latutan NaCl 0,1% menghasilkan sel darah merah yang mengembang dari ukuran normalnya itu menandakan larutan NaCl 0,1%
tersebut adalah larutan hipotonis sehingga menyebabkan air
pada larutan NaCl masuk ke dalam sel darah merah dan akhirnya sel darah merah
menjadi membesar atau mengembang.
b)
Pemberian
larutan NaCl 0,65% pada sel darah merah.
Sel darah pada objek glass yang diberi larutan NaCl 0,65% akan menghasilkan sel
darah yang mengembang sama seperti pada pemberian NaCl 0,1% tetapi ada sedikit
perbedaan yaitu sel darah merah yang diberi larutan NaCl 0,65% lebih kecil
mengmebangnya dibanding sel darah merah yang diberi NaCl yang lebih besar sel
darah merahnya dikarenakan larutan NaCl 0,65% termasuk larutan hipotonis
sehingga menyebabkan air pada larutan NaCl masuk ke dalam sel darah merah menjadi
mengembang.
Menurut teori larutan hipotonis adalah
sebagai berikut :
·
Larutan
hipotonis adalah larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya
lebih rendah daripada di dalam sel.
·
Larutan
Hipotonis terjadi bila cairan disekeliling sel lebih rendah tekanan osmotiknya
dan air cenderung melewati membran, masuk ke dalam sel. Air yang masuk sel
menyebabkan pembengkakan dan kemudian pecah, keadaan ini disebut sel darah
merah mengalami hemolisa.
·
Larutan
Hipotonis adalahlarutan yang memiliki osmolalitasnya lebih rendah dari
plasma.
c)
Pemberian
larutan NaCl 0,9% pada sel darah merah.
Pada pemberian NaCl 0,9% pada sel darah
akan menghasilkan sel darah merah yang tetap ukurannya normal karena larutan
NaCl 0,9% adalah larutan isotonis, yang di maksud larutan
isotonis adalah larutan didalam dan diluar sel sama kosentrasinya sehingga
ukuran eritrosit tetap normal.
Menurut teori larutan isotonis adalah
sebagai berikut :
·
Larutan
yang mempunyai tekanan osmotik yang sarna dengan cairan dikatakan bahwa yang
isotonik dengan yang lainnya jika suatu larutan yang digunakan berkontak dengan
sel air akan masuk kedalam sel karena perbedaan osmotik dari larutan
disekitamya.
d)
Pemberian
larutan NaCl 2% pada sel darah merah.
Sel darah pada objek glass yang diberi
larutan NaCl 2% akan menghasilkan sel darah merah yang mengkerut dari ukuran
normalnya di karenakan cairan NaCl 2% merupakan cairan hipertonis, sehingga
menyebabkan air pada sel darah merah keluar menuju larutan NaCl yang
kosentrasinya lebih tinggi.
Menurut teori larutan hipertonis adalah sebagai berikut :
·
Larutan
hipertonis adalah Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi
dibandingkan dengan larutan di dalam sel.
·
Larutan
Hipertonis terjadi apabila sel darah merah terdapat di dalam plasma hipertonis
(lebih pekat dari pada sitoplasma sel) maka akan melepaskan air ke dalam plasma
dan menjadi berkerut.
·
Sel
darah merah yang berkerut disebut krenasi.larutan hipertonis adalah larutan
yang memiliki osmolalitasnya lebih besar dari plasma.
4.3 Kelainan Pada Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah merupakan salah satu sistem organ yang
paling penting, yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan penting
tertentu. Proses ini terdiri pada darah, pembuluh darah, dan jantung. Semua
komponen ini memainkan peran penting dalam fungsi normal dari hati manusia dan sistem
peredaran darah secara keseluruhan. Jantung memompa darah ke berbagai organ
melalui pembuluh darah, di mana oksigen
dan
nutrisi didistribusikan ke bagian-bagian tubuh.
Menurut penelitian medis, penyakit dan
gangguan pada sistem peredaran darah menyumbang angka kematian tertinggi
dibandingkan dengan penyakit lain. Disusul oleh faktor keturunan atau faktor
genetik yang menyebabkan penyakit sistem
peredaran darah pada manusia. Oleh karena itu, dengan angka yang demikian besarnya
maka sangat penting bagi kita untuk lebih mengenal sistem peredaran darah.
Fungsi utama dari sistem sirkulasi adalah
untuk memasok oksigen, hormon, dan nutrisi penting lainnya ke sel-sel tubuh dan jaringan. Dalam siklus ini, juga melakukan pekerjaan
menggantikan karbon dioksida dengan oksigen. Setiap gangguan atau penyimpangan
dalam siklus peredaran darah menyebabkan kondisi medis, yang dapat ringan
sampai parah. Berikut ini adalah daftar gangguan sistem peredaran darah :
1. Angina
Angina, ditandai dengan berat dan berulang
ketidaknyamanan dada dan nyeri, disebabkan karena kurangnya pasokan darah dan /
atau suplai oksigen pada otot jantung. Pada dasarnya, itu diwujudkan sebagai
komplikasi yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah. Angina sering
dianggap sebagai tanda peringatan serangan jantung yang akan datang. Jadi, itu
harus dibawa ke perhatian dokter sesegera mungkin. (contoh obat Tiklopidin, Clopidogrel)
2. Aritmia
Gejala utama aritmia jantung adalah irama jantung yang
tidak teratur, di mana jantung berdetak tidak normal, baik pada tingkat lebih
lambat atau lebih cepat. Dalam kebanyakan kasus, ditemukan menjadi masalah
bawaan dan hasil dari cacat jantung. Berdasarkan tingkat keparahan aritmia,
obat, prosedur bedah, dan menanamkan alat pacu jantung yang diadopsi dalam
rangka untuk mengatur irama jantung. (Contoh
Obat : Amlodipine, Diltiazem, Felodipin, Isradipine, Nicardipin).
3. Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah masalah sirkulasi
darah, akibat akumulasi deposit lemak dalam dinding pembuluh darah, terutama
arteri. Dengan kata lain, arteri terutama dipengaruhi oleh aterosklerosis.
Selama periode waktu, arteri mengeras dan dinding kehilangan elastisitasnya.
Komplikasi aterosklerosis termasuk penyakit jantung dan serangan jantung. (Contoh
Obat : Gemfibrozil, Carlipid, Detrichol).
4. Cardiomyopathy
Lain
dalam daftar penyakit dan gangguan sistem peredaran darah termasuk
kardiomiopati, yang disebabkan karena melemahnya otot jantung atau miokardium.
Pada tahap awal, otot-otot ventrikel atau otot ruang jantung yang lebih rendah
terpengaruh. Jika tidak diobati, menyebar ke otot-otot jantung atas. Dalam
kasus yang parah, kardiomiopati dapat menyebabkan gagal jantung kongestif dan
di kali, kematian. (karvedilol
dan metaprolol), serta penghambat aldosteron (spironolakton).
5. Penyakit Arteri Koroner
Penyakit arteri koroner, juga dikenal sebagai
penyakit jantung koroner sejauh ini merupakan penyakit yang paling umum dari
sistem peredaran darah didiagnosis pada orang dewasa. Hal ini disebabkan karena
aterosklerosis, yaitu, akumulasi plak di dinding arteri koroner, yang secara
tidak langsung merusak suplai darah ke jantung. Penyakit arteri koroner adalah
penyebab utama kematian di seluruh dunia.
6. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi gangguan
lain sering didiagnosis dari sistem peredaran darah. Di sini, tekanan darah
(sistolik dan diastolik) membaca tetap konsisten lebih tinggi dari tingkat yang
direkomendasikan normal. Jika tidak ditangani tepat waktu, hipertensi
menyebabkan kerusakan pada jantung dan pembuluh darah, sehingga meningkatkan
risiko serangan jantung dan penyakit jantung lainnya. (Contoh obat: Nifedipine, Amlodipine).
7. Hiperkolesterolemia
Seperti namanya berarti, hiperkolesterolemia
atau kolesterol tinggi ditandai dengan tingkat kolesterol tinggi. Ada dua jenis
utama dari kolesterol, yaitu low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol
jahat dan high density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik. Kehadiran jumlah
tinggi kolesterol jahat (LDL) meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. (Contoh obat: Simvastatin).
8. Penyakit Vaskular Peripheral
Penyakit pembuluh darah perifer mempengaruhi
sirkulasi darah ke bagian yang paling
umum dari penyakit pembuluh darah perifer, yang merupakan pengendapan asam
lemak di dinding arteri. Gejala penyakit pembuluh darah perifer adalah
kesemutan, mati rasa, dan komplikasi lain.
9.
Leukemia (Kanker Darah)
Pada penderita penyakit ini, sel
darah putihnya aktif membelah dan tak terkendali, sehingga jumlahnya melebihi
jumlah normal. Sebagian besar bentuk leukemia diobati dengan obat farmasi,
biasanya digabungkan ke dalam sejenis kemoterapi obat-obatan multi. Bisa juga
diobati dengan terapi radiasi. Dalam beberapa kasus, pencangkokan sumsum tulang
juga dapat menyembuhkan leukimia. Bunga dan daun tapak dara
juga berpotensi menjadi sumber obat untuk leukemia.
10.
Anemia
Orang yang
menderita penyakit ini, sel darah merah dalam tubuhnya kekurangan hemoglobin.
Kasus lain dapat pula disebabkan karena tubuh seseorang kekurangan darah yang
disebabkan operasi, kecelakaan, proses melahirkan, maupun gizi buruk. (Contoh Obat : Epogen, obat anemia yang
disuntikan)
11.
Hemofili
Penyakit ini
ditandai dengan darah yang sukar membeku. Penyakit ini merupakan penyakit
bawaan/keturunan.
12.
Hipertensi
Diagnosa
dari penyakit hipertensi ini biasanya disebabkan karena berdasarkan data-data
anamnesis atau berupa riwayat keluarga, faktor resiko dan juga gejala klinis
yang dialami oleh penderita, pemeriksaan jasmani, dan terutama pemeriksaan
tekanan darah, dan juga pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang
seperti foto dada dan rekam jantung. Gejala
penyakit hipertensi darah tinggi untuk menguatkan diagnosis hipertensi salah
satunya adalah adanya riwayat penyakit hipertensi pada kedua orang tua, karena
hal ini bisa memperbesar dugaan kearah hipertensi primer. Usia
penderita juga menjadi salah satu penyebab dari masalah penyakit hipertensi.
Biasanya gejala penyakit hipertensi darah
tinggi ditandai dengan meningkatnya tekanan darah. Dan gejala-gejala misalnya seperti sakit
kepala, mimisan, dan juga pusing, atau juga migren yang sering ditemukan
sebagai salah satu gejala penyakit hipertensi darah tinggi. Gejala penyakit
hipertensi darah tinggi bisa menimbulkan masalah komplikasi dan bisa disertai
dengan penyakit yang lainnya. Biasanya penyakit ini muncul dengan
bersamaan yang justru bisa memperburuk kerusakan suatu organ. Komplikasi yang
terjadi salah satunya adalah penyakit jantung koroner.
Komplikasi hipertensi dengan penyakit jantung koroner ini
sebagai akibat dari terjadinya pengapuran yang terjadi pada dinding pembuluh
darah jantung. Penyempitan yang terjadi pada lubang pembuluh darah jantung ini
biasanya menyebabkan masalah berkurangnya suatu aliran darah pada beberapa
bagian dari otot jantung. Hal ini bisa menyebabkan rasa nyeri yang sakit
di dada dan bisa berakibat gangguan pada masalah otot jantung. Bahkan, bisa
juga menyebabkan timbulnya masalah serangan jantung.
Komplikasi lainnya adalah masalah gagal jantung, tekanan darah tinggi yang kemudian memaksa otot jantung
untuk tetap bekerja lebih berat dalam memompa darah. Kondisi ini bisa
menyebabkan masalah otot jantung yang kemudian menebal dan meregang sehingga
daya pompa otot kemudian mengalami penurunan, dan bisa menyebabkan kegagalan
pada kerja jantung secara umum.
Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan
dengan beberapa obat;
Diuretic
{Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)}. Merupakan golongan obat hipertensi
dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potassium
berkemungkinan terbuang dalam cairan urine maka pengontrolan konsumsi potassium
harus dilakukan.
Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}. Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme (ACE)}. Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.
Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}. Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme (ACE)}. Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.
13.
Hipotensi
Penyakit ini
merupakan keadaan yang berlawanan dengan hipertensi, yaitu suatu keadaan di
mana tekanan darah seseorang turun di bawah tekanan darah normal.
14.
Varises
Seseorang yang
menderita penyakit ini akan mengalami pelebaran pada pembuluh balik (vena),
kebanyakan terdapat pada bagian kaki atau betis. Penyebabnya adalah aliran
darah yang tidak lancar. Ini sering dialami oleh seseorang yang banyak
melakukan kegiatan dengan berdiri dan sering pula dialami wanita yang sedang
hamil.
15.
Hemoroid (Wasir)
Tanda-tanda
penyakit ini, yaitu adanya pelebaran pembuluh balik (vena) yang terdapat di
bagian dubur. Faktor pencetus biasanya karena aktivitas mengejan.
16.
Sklerosis
Sklerosis
ditandai dengan adanya pengerasan pada pembuluh nadi. Pengerasan ini disebabkan
oleh endapan senyawa lemak maupun kapur.
BAB
V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kita diambil dari
praktikum ini didapatkan dari teori dan pengamatan adalah Struktur
sel darah merah pada manusia dan hewan berbeda, pada manusia sel darah merah
tidak memiliki inti sel, sedangkan pada hewan sel darah merah memiliki inti
sel. Sel-sel
darah akan mengembang atau membesar bebila dimasukkan ke dalam larutan hipotonis dan akan mengkerut bila
dimasukkan kedalam cairan hipertonis. Sedangkan dalam larutan isotonis sel-sel
darah tidak mengalami perubahan apapun. Kegunaan
praktikum kali ini dalam bidang kefarmasian adalah untuk menentukan larutan
yang cocok dan kosentrasi yang sesuai untuk masuk kedalam
peredaran darah manusia, yaitu larutan NaCl 0,9%.
DAFTAR
PUSTAKA
Pearce,
E.,2004. Anatomi dan Fisiologi Manusia
untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Syaifuddin,2006.
Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa
Keperawatan. Buku kedokteran EGC. Jakarta.
Wulangi,kartolo.S.
1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Bandung: Jurusan Biologi ITB.
Anderson, Paul D. 2008. Anatomi
& Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : EGC.
Sloane,
Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Artikel Terkait
Luangin waktumu untuk Share this article with your friends