Sabtu, 26 April 2014

Struktur Sel dan Konstentrasi Darah

Diposting oleh Unknown di 22.24
LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
STRUKTUR SEL DAN KONSENTRASI DARAH



KELOMPOK/GELOMBANG : 1 / 2
Ahmad Rois (1304015003)
Astie Afriani (1304015078)
Lisa Yuliana (1304015284)
Rostuti (1304015460)
Yohana Zerlinda (1304015558)

KELAS : 2G


DOSEN PEMBIMBING
Dwitiyanti, M. Farm, Apt


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2014




BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Darah adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu ada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemostatis. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah adalah komponen yang sangat penting bagi makhluk hidup, karena mempunyai peran yang sangat banyak, terutama dalam pengangkutan zat-zat yang penting bagi proses metabolisme tubuh. Jika darah mengalami gangguan, maka segala proses metabolisme tubuh akan terganggu pula. Begitu banyak fungsi darah sehingga darah merupakan cairan tubuh yang penting dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh anggota tubuh yang lain.
Darah terdiri atas dua komponen utama yaitu plasma darah yang merupakan bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah, sedangkankan butir darah terdiri atas eritrosit, leukosit dan trombosit. Komponen penyusun darah ada 2 yaitu bagian yaitu :
a.       Plasma darah, mempunyai fungsi pengangkut gas dan sari makanan disamping itu plasma darah juga mengandung fibrinogen yang berfungsi dalam pembekuan darah. Plasma darah merupakan bagian yang cair dari darah yang mempunyai atau terdiri dari air (91-92%), protein 8-9%, substansi lain selain protein seperti garam amonium urea, asam urat kreatinin, kreatin, asam amino, santin, dan hiposantin. Darah beredar dalam pembuluh darah arteri,vena,dan kapiler.
b.      Sel darah, adalah merupakan 45% volume darah. Sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). 

1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam laporan ini, hanya sebatas membahas tentang sel darah merah dan kosentrasi sel darah, untuk lebih mengetahui detail struktur dan sel darah merah manusia, ikan, dan katak.
Kemudian timbul pertanyaan di benak kami:
“Bagaimana memahami struktur dan kosentrasi sel darah pada manusia, katak dan ikan?
Dengan modal pertanyaan di atas, kami berharap akan menemukan jawaban yang tepat supaya kita dapat mengetahui labih jauh tentang aliran darah pada tubuh kecebong.

1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum yang kami lakukan antara lain yaitu :
a.       Untuk mengetahui struktur sel darah merah pada manusia.
b.      Untuk mengetahui struktur sel darah merah pada katak & ikan.
c.       Untuk mengetahui konsentrasi sel darah pada manusia, katak dan ikan.
d.      Untuk mengetahui bentuk sel eritrosit.
e.      Dapat  membedakan sel eritrosit manusia dan hewan.
f.       Mengetahui larutan yang cocok terhadap tubuh manusia.
g.      Mengetahui perbedaan larutan  isotonis, hiptonis dan hipertonis








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Struktrur Sel Darah

A.   Sel Darah pada Manusia
Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap milliliter darah mengandung rata-rata sekitar 5 miliar eritrosit (sel darah merah),yang secara klinis sering dilaporkan dalam hitung sel darah merah sebagai 5 juta per millimeter kubik (mm3).
Sel darah merah memiliki struktur yang jauh lebih sederhana dibandingkan kebanyakan sel pada manusia. Pada hakikatnya, sel darah merah merupakan suatu membran yang membungkus larutan hemoglobin (protein ini membentuk sekitar 95% protein intrasel sel darah merah), dan tidak memiliki organel sel, misalnya mitokondria, lisosom atau aparatus Golgi. Sel darah manusia, seperti sebagian sel darah merah pada hewan, tidak berinti. Namun, sel darah merah tidak inert secara metabolis.
Melalui proses glikolisis, sel darah merah membentuk ATP yang berperan penting dalam proses untuk memperthankan bentuknya yang bikonkaf dan juga dalam pengaturan transport. Bentuk bikonkaf ini menigkatkan rasio permukaan terhadap volume sel darah merah sehingga mempermudah pertukaran gas. Sel darah merah mengandung komponen sitoskeletal yang berperan penting dalam menentukan bentuknya.
Pada manusia, darah merupakan cairan tubuh yang meliputi 8% dari berat tubuh seseorang, kira-kira mempunyai volume 4-5 liter. Darah berperan sebagai berikut:
1.        Sebagai alat pengangkut zat-zat makanan, air, dan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Darah membawa zat-zat yang diperlukan tubuh, misalnya vitamin, gula, lemak, dan air untuk diberikan kepada sel dalam jumlah yang tepat. Pada saat berolahraga, kebutuhan sel akan meningkat, sehingga dapat meningkatkan pula kegiatan sistem peredaran darah. Sebaliknya, pada saat tidur, maka kegiatan sistem peredaran darah juga ikut menurun.
2.      Sel darah merah membawa karbon dioksida dan zat-zat sisa metabolisme menuju alat-alat ekskresi.
3.     Mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu.
4.      Mempertahankan keseimbangan suhu tubuh, dengan cara mengangkut energi panas dari tempat aktif ke tempat yang tidak aktif.
5.      Sel darah putih sebagai alat pertahanan tubuh dari infeksi kuman penyakit.
6.     Mengatur keseimbangan asam dan basa darah untuk menghindari keru- sakan jaringan karena adanya senyawa penyangga (bakteri) berupa hemoglobin, oksihemoglobin, bikarbonat, fosfat, dan protein plasma.
7.      Mengedarkan enzim-enzim ke seluruh tubuh.
8.     Mengedarkan air ke seluruh tubuh.
9.     Cairan plasma membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan jaringan, menyebarkan cairan jaringan karena melalui cairan ini semua sel tubuh menerima makanannya. Dan merupakan “kendaraan” untuk mengangkut bahan buangan ke berbagai organ pengeluaran untuk dibuang.
Begitu banyak fungsi darah sehingga darah merupakan cairan tubuh yang penting dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh anggota tubuh yang lain. Darah manusia dibedakan menjadi dua komponen, yaitu sel-sel darah dan cairan atau plasma darah. Bagian terbesar dari darah adalah sel-sel darah. Sel-sel darah dibedakan menjadi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan sel darah pembeku (trombosit).
a.    Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah merupakan penyusun sel-sel darah yang jumlahnya paling banyak. Pada wanita, jumlahnya ± 4,5 juta/mm3 darah, sedangkan pada laki-laki ± 5 juta/mm3 darah. Akan tetapi, jumlah itu bisa naik atau turun, tergantung dari kondisi seseorang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit adalah:
·        Jenis Kelamin pada laki-laki normal jumlah (konsentrasi) eritrosit mencapai 5,1–5,8 juta per mililiter kubik darah. Pada wanita normal 4,3–5,2 juta per mililiter kubik darah.
·        Usia Orang dewasa memiliki jumlah eritrosit lebih banyak dibanding anak- anak.

b.    Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih ibarat serdadu penjaga tubuh dari serangan musuh. Jika kita terluka, maka sel darah putih ini akan berkumpul di bagian tubuh yang terkena luka, agar tidak ada kuman penyakit yang masuk melalui luka itu. Jika ada kuman yang masuk, maka dia akan segera melawannya. Dapat digambarkan, bahwa akan terjadi pertarungan antara kuman dengan sel darah putih. Timbulnya nanah pada luka itu merupakan gabungan dari sel darah putih yang mati, kuman, sel- sel tubuh, dan cairan tubuh.
Sel darah putih mempunyai nukleus dengan bentuk yang bervariasi. Ukurannya berkisar antara 10 nm–25 nm. Fungsi sel darah putih ini adalah untuk melindungi badan dari infeksi penyakit serta pembentukan antibodi di dalam tubuh. Untuk membedakan strukturnya dari sel darah merah. Pada tubuh manusia, jumlah sel darah putih berkisar antara 6 ribu–9 ribu butir/mm3, namun jumlah ini bisa naik atau turun. Faktor penyebab turunnya sel darah putih, antara lain karena infeksi kuman penyakit. Pada tubuh seseorang yang menderita penyakit tifus, sel darah putihnya hanya berjumlah 3 ribu butir/mm3.
Kondisi sel darah putih yang turun di bawah normal disebut leukopeni. Pada kondisi ini seseorang harus diberikan obat antibiotik untuk meningkatkan daya tahan dan keamanan tubuh. Apabila tidak, maka orang tersebut dapat meninggal dunia. Pada orang yang terkena kanker darah atau leukemia, sel darah putih bisa mencapai 20 ribu butir/mm3 atau lebih. Kondisi di mana jumlah sel darah putih naik di atas jumlah normal disebut leukositosis.

c.    Sel Darah Pembeku (Trombosit)
Ketika kita mengalami luka pada permukaan tubuh, maka tubuh akan mengeluarkan darah. Terjadinya pendarahan itu disebabkan oleh sobeknya pembuluh darah. Pada keadaan luka yang ringan, setelah beberapa saat darah akan berhenti mengalir. Pada saat terjadi luka pada permukaan tubuh, komponen darah, yaitu trombosit akan segera berkumpul mengerumuni bagian yang terluka dan akan menggumpal sehingga dapat menyumbat dan menutupi luka. Di dalam darah terdapat protein (trombin) yang larut dalam plasma darah yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin atau benang-benang. Fibrin ini akan membentuk anyaman dan terisi keping darah, sehingga mengakibatkan penyumbatan dan akhirnya darah bisa membeku. Jumlah sel darah pembeku ± 250 ribu sel/mm3 darah normal dan hanya dapat bertahan hidup dengan usia 8-10 hari.

Keterangan proses pembekuan darah:
1.        Kulit terluka menyebabkan darah keluar dari pembuluh. Trombosit ikut keluar juga bersama darah kemudian  menyentuh permukaan-permukaan kasar dan menyebabkan trombosit pecah. Trombosit akan mengeluarkan zat (enzim) yang disebut trombokinase.
2.      Trombokinase akan masuk ke dalam plasma darah dan akan mengubah protrombin menjadi enzim aktif yang disebut trombin. Perubahan terse- but dipengaruhi ion kalsium (Ca2+) di dalam plasma darah. Protrombin adalah senyawa protein yang larut dalam darah yang mengandung globulin. Zat ini merupakan enzim yang belum aktif yang dibentuk oleh hati. Pembentukannya dibantu oleh vitamin K.
3.     Trombin yang terbentuk akan mengubah firbrinogen menjadi benang- benang fibrin. Terbentuk-nya benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup sehingga darah tidak mengalir keluar lagi. Fibrinogen adalah sejenis protein yang larut dalam darah.

B.   Sel Darah pada Hewan Amfibi (Katak)
Sel darah pada katak mempunyai bentuk eritrosit yang lonjong dengan inti di tengahnya, konsentrasi sel darah lebih encer dan termasuk poikiloterm.Pada katak peredaran darahnya cukup unik. Karena katak mempunyai 3 ruang jantung, yaitu: atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel.
Darah katak terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung air, protein, darah, dan garam-garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada katak memiliki inti dan mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen. Leukosit pada katak juga memiliki inti. Selain memiliki sitem peredaran darah, katak juga memilki sistem peredaran limfe. Sistem peredaran limfe berperan penting dalam pengambilan cairan tubuh ke dalam peredaran darah (Anonim, 2009)
Jantung katak mempunyai sistem peredaran darah ganda. Jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel. (Anonim, 2008).
Sistem peredaran darah katak adalah tipe tertutup. Namun, jantung katak memiliki hanya 3 kamar. Ada 2 atrium dan satu ventrikel. Ada di jantung katup disebut katup spiral yang mengarahkan aliran darah. Ini berfungsi untuk mencegah terdeoksigenasi oksigen dan darah dari pencampuran.
Sistem transportasi pada katak terdiri dari darah dan alat peredarah darah. Darah terdiri dari bagian yang cair (plasma darah) dan sel-sel darah. Adapun komponen utama dari plasma darah adalah air yang didalamnya terlarut protein dan garam-garam mineral. Sedangkan fungsi darah adalah untuk mengangkut zat-zat yang terlarut didalamnya untuk disebarkan ke seluruh jaringan dan sel-sel yang ada didalam tubuh katak.
Sedangkan sel-sel darah pada katak terdiri atas sel darah merah (eritrosit), dan sel-sel darah putih (leukosit).

Ciri-ciri eritrosit adalah:
·         Selnya berinti.
·         Berbentuk bulat panjang.
·         Pipih.
·         Mengandung hemoglobin yang berguna dalam transportasi O2.
Sedangkan ciri-ciri leukosit adalah:
·        Selnya tidak berwarna (bening).
·        Memiliki inti sel.
·        Dapat bergerak bebas secara ameboid.

Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan darah darah mengalir ke ventrikel yang kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis Paru-paru Vena pulmonalis Atrium kiri. Lintasan peredaran darah ini disebut juga peredaran darah paru-paru. Selain peredaran darah paru-paru, katak juga mempunyai sistem peredaran darah sistemik yang peredarannya adalah dimulai dari Ventrikel Conus arteriosus   Aorta ventralis seluruh tubuh Sinus venosus Atrium kanan.

C.   Sel Darah pada Vertebrata (Ikan)
Ikan mempunyai jantung yang terdiri atas dua ruang, yaitu satu serambi dan satu bilik. Jantung tersebut terletak di dekat insang. Peredaran darah yang terjadi adalah peredaran darah tertutup. Darah dari jantung akan dipompa melewati aorta ventral (perut) dan mengalir ke insang. Darah memasuki kapiler-kapiler dalam  insang. Di sinilah terjadi pertukaran gas, yaitu CO2 dilepas dan darah akan mengambil O2. Selanjutnya, darah mengalir melewati aorta dorsal (punggung) menuju kapiler-kapiler di seluruh tubuh, untuk memberikan O2 dan sari makanan. Akhirnya darah kembali menuju ke jantung melewati vena.
Pada ikan eritrositnya berbentuk oval.Ruang jantung terdiri dari 2 ruang yaitu, satu atrium dan ventrikel.Antara atrium dan ventrikel terdapat katup yang berfungsi mengalirkan darah ke satu arah.Darah dari seluruh tubuh mengalir dari sinus venosus dan kemudian masuk ke atrium. Dari atrium darah mengalir ke ventrikel Conus Arteriosus Aorta Ventralis Insang ke Seluruh Tubuh Vena Cava Sinus Venosus.

2.2    Kegunaan Dalam Bidang Kefarmasiaan
Sediaan parenteral volume besar umumnya diberikan lewat infus intravena untuk menambah cairan tubuh, elektrolit, atau untuk memberi nutrisi. Infus intravena adalah sediaan parenteral dengan volume besar yang ditujukan untuk intravena. Pada umumnya cairan infus intravena digunakan untuk pengganti cairan tubuh dan memberikan nutrisi tambahan, untuk mempertahankan fungsi normal tubuh pasien rawat inap yang membutuhkan asupan kalori yang cukup selama masa penyembuhan atau setelah operasi.
Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni sebagai pembawa obat-obat lain. Cairan infus intravena dikemas dalam bentuk dosis tunggal, dalam wadah plastik atau gelas, steril, bebas pirogen serta bebas partikel-partikel lain. Oleh karena volumenya yang besar, pengawet tidak pernah digunakan dalam infus intravena untuk menghindari toksisitas yang mungkin disebabkan oleh pengawet itu sendiri.Cairan infus intravena biasanya mengandung zat-zat seperti asam amino, dekstrosa, elektrolit dan vitamin. Walaupun cairan infus intravena yang diinginkan adalah larutan yang isotonis untuk meminimalisasi trauma pada pembuluh darah, namun cairan hipotonis maupun hipertonis dapat digunakan. NaCl adalah cairan yang mempunyai komposisi yang sama dengan cairan tubuh manusia.




BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1   Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 24 Mei 2013 pukul 10.30–13.00 WIB, dan bertempat di Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia, Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

3.2     Sampel
·        Darah Manusia
·        Darah Katak
·        Darah Ikan

3.3     Alat
·        Lanset
·        Kapas
·        Kaca preparat
·        Cover glass
·        Mikroskop
·        Kapas
·        Cutter

3.4     Bahan
·        Larutan NaCl 0,1%
·        Larutan NaCl 0,65%
·        Larutan NaCl 0,9%
·        Larutan NaCl 2%
·        Alkohol



3.5    Prosedur Kerja
A.     Prosedur pengambilan darah kapiler pada ujung jari manusia adalah  sebagai berikut :
1.        Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.      Pada jari dilakukan pemijatan agar darah berkumpul pada ujung jari.
3.     Sterilkan jari dengan kapas yang telah diberi alkohol.
4.      Tusukan jari dengan lanset hingga mengeluarkan darah.
5.      Darah yang keluar diletakkan diatas objek glass.
6.     Beri 1 tetes larutan NaCl dengan kosentrasi tertentu (0,1%, 0,65%, 0,9%, 2%).
7.      Tutup dengan Cover glass.
8.     Periksa dibawah mikroskop dan amati.

B.     Prosedur kerja pengambilan darah pada katak adalah sebagai berikut :
1.        Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.      Sayat sebagian bagian tubuh yaitu paha katak dengan cutter.
3.     Darah yang keluar dari tubuh katak diletakkan diatas objek glass.
4.      Beri 1 tetes larutan NaCl dengan kosentrasi tertentu (0,1%, 0,65%, 0,9%, 2%).
5.      Tutup dengan Cover glass.
6.     Periksa dibawah mikroskop dan amati.

C.     Prosedur kerja pengambilan darah pada ikan adalah sebagai berikut :
1.        Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.      Sayat sebagian tubuh ikan dengan cutter.
3.     Darah yang keluar dari tubuh ikan diletakkan diatas objek glass.
4.      Beri 1 tetes larutan NaCl dengan kosentrasi tertentu (0,1%, 0,65%, 0,9%, 2%).
5.      Tutup dengan Cover glass.
6.     Periksa dibawah mikroskop dan amati

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum



4.2 Pembahasan
Dari tabel diatas kita dapat mengetahui perbedaan struktur sel darah manusia, katak dan ikan antara lain adalah : 
Struktur sel darah merah pada manusia Eritrosit berbentuk lempeng bikonkaf, yang merupakan sel gepeng berbentuk piringan yang dibagian tengah dikedua sisinya mencekung. Dengan diameter 8 µm, tepi luar tebalnya 2 µm dan bagian tengah 1 µm. Sel darah merah berbentuk bikonkaf agar mempunyai luas permukaan yang lebih besar, sehingga sel tersebut lebih mudah dalam melakukan transportasi antar sel. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin. seperti sel-sel lain sel darah manusia mempunyai inti namun dalam perkembangannya pada sumsum tulang , sel terisi oleh hemoglobin dan inti sel menyusut dan kemudian lenyap. Akibatnya, sel darah merah dewasa, tidak mempunyai inti sel. Sel-sel darah merah dapat hidup sampai 120 hari. 
Struktur sel darah yang kami lihat dari hasil praktikum dapat disimpulkan:
1.      Sel darah merah pada manusia bentuknya cakram bikonkaf dan tidak terdapat inti sel.
2.       Sel darah merah pada katak bentuknya lonjong dan terlihat jelas inti selnya.
3.       Sel darah merah pada ikan bentuknya oval dan terdapat inti sel.

Dari hasil pengamatan di atas kita dapat mengetahui pengaruh macam-macam kosentrasi larutan NaCl terhadap sel darah merah:
a)      Pemeberian larutan NaCl 0.1% pada sel darah merah.
Sel darah pada objek glass bersama latutan NaCl 0,1% menghasilkan sel darah merah yang mengembang dari ukuran  normalnya itu menandakan larutan NaCl 0,1% tersebut adalah larutan hipotonis sehingga menyebabkan air pada larutan NaCl masuk ke dalam sel darah merah dan akhirnya sel darah merah menjadi membesar atau mengembang. 

b)   Pemberian larutan NaCl 0,65% pada sel darah merah.
Sel darah  pada objek glass yang diberi  larutan NaCl 0,65% akan menghasilkan sel darah yang mengembang sama seperti pada pemberian NaCl 0,1% tetapi ada sedikit perbedaan yaitu sel darah merah yang diberi larutan NaCl 0,65% lebih kecil mengmebangnya dibanding sel darah merah yang diberi NaCl yang lebih besar sel darah merahnya dikarenakan larutan NaCl 0,65% termasuk larutan hipotonis sehingga menyebabkan air pada larutan NaCl masuk ke dalam sel darah merah menjadi mengembang.

Menurut teori larutan hipotonis adalah sebagai berikut :
·        Larutan hipotonis adalah larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel.
·        Larutan Hipotonis terjadi bila cairan disekeliling sel lebih rendah tekanan osmotiknya dan air cenderung melewati membran, masuk ke dalam sel. Air yang masuk sel menyebabkan pembengkakan dan kemudian pecah, keadaan ini disebut sel darah merah mengalami hemolisa.
·        Larutan Hipotonis adalahlarutan yang memiliki osmolalitasnya lebih rendah dari plasma. 

c)      Pemberian larutan NaCl 0,9% pada sel darah merah.
Pada pemberian NaCl 0,9% pada sel darah akan menghasilkan sel darah merah yang tetap ukurannya normal karena larutan NaCl 0,9% adalah larutan isotonis, yang di maksud larutan isotonis adalah larutan didalam dan diluar sel sama kosentrasinya sehingga ukuran eritrosit tetap normal.
Menurut teori larutan isotonis adalah sebagai berikut :
·        Larutan yang mempunyai tekanan osmotik yang sarna dengan cairan dikatakan bahwa yang isotonik dengan yang lainnya jika suatu larutan yang digunakan berkontak dengan sel air akan masuk kedalam sel karena perbedaan osmotik dari larutan disekitamya. 

d)   Pemberian larutan NaCl 2% pada sel darah merah.
Sel darah pada objek glass yang diberi larutan NaCl 2% akan menghasilkan sel darah merah yang mengkerut dari ukuran normalnya di karenakan cairan NaCl 2% merupakan cairan hipertonis, sehingga menyebabkan air pada sel darah merah keluar menuju larutan NaCl yang kosentrasinya lebih tinggi. 
Menurut teori larutan hipertonis adalah sebagai berikut :
·        Larutan hipertonis adalah Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel.
·        Larutan Hipertonis terjadi apabila sel darah merah terdapat di dalam plasma hipertonis (lebih pekat dari pada sitoplasma sel) maka akan melepaskan air ke dalam plasma dan menjadi berkerut.
·        Sel darah merah yang berkerut disebut krenasi.larutan hipertonis adalah larutan yang memiliki osmolalitasnya lebih besar dari plasma. 


4.3 Kelainan Pada Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah merupakan salah satu sistem organ yang paling penting, yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan penting tertentu. Proses ini terdiri pada darah, pembuluh darah, dan jantung. Semua komponen ini memainkan peran penting dalam fungsi normal dari hati manusia dan sistem peredaran darah secara keseluruhan. Jantung memompa darah ke berbagai organ melalui pembuluh darah, di mana oksigen dan nutrisi didistribusikan ke bagian-bagian tubuh.
Menurut penelitian medis, penyakit dan gangguan pada sistem peredaran darah menyumbang angka kematian tertinggi dibandingkan dengan penyakit lain. Disusul oleh faktor keturunan atau faktor genetik yang menyebabkan penyakit sistem peredaran darah pada manusia. Oleh karena itu, dengan angka yang demikian besarnya maka sangat penting bagi kita untuk lebih mengenal sistem peredaran darah.
Fungsi utama dari sistem sirkulasi adalah untuk memasok oksigen, hormon, dan nutrisi penting lainnya ke sel-sel tubuh dan jaringan. Dalam siklus ini, juga melakukan pekerjaan menggantikan karbon dioksida dengan oksigen. Setiap gangguan atau penyimpangan dalam siklus peredaran darah menyebabkan kondisi medis, yang dapat ringan sampai parah. Berikut ini adalah daftar gangguan sistem peredaran darah :

1.     Angina
Angina, ditandai dengan berat dan berulang ketidaknyamanan dada dan nyeri, disebabkan karena kurangnya pasokan darah dan / atau suplai oksigen pada otot jantung. Pada dasarnya, itu diwujudkan sebagai komplikasi yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah. Angina sering dianggap sebagai tanda peringatan serangan jantung yang akan datang. Jadi, itu harus dibawa ke perhatian dokter sesegera mungkin. (contoh obat Tiklopidin, Clopidogrel)

2.   Aritmia
Gejala utama aritmia jantung adalah irama jantung yang tidak teratur, di mana jantung berdetak tidak normal, baik pada tingkat lebih lambat atau lebih cepat. Dalam kebanyakan kasus, ditemukan menjadi masalah bawaan dan hasil dari cacat jantung. Berdasarkan tingkat keparahan aritmia, obat, prosedur bedah, dan menanamkan alat pacu jantung yang diadopsi dalam rangka untuk mengatur irama jantung. (Contoh Obat : Amlodipine, Diltiazem, Felodipin, Isradipine, Nicardipin).

3.   Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah masalah sirkulasi darah, akibat akumulasi deposit lemak dalam dinding pembuluh darah, terutama arteri. Dengan kata lain, arteri terutama dipengaruhi oleh aterosklerosis. Selama periode waktu, arteri mengeras dan dinding kehilangan elastisitasnya. Komplikasi aterosklerosis termasuk penyakit jantung dan serangan jantung. (Contoh Obat : Gemfibrozil, Carlipid, Detrichol).

4.   Cardiomyopathy
Lain dalam daftar penyakit dan gangguan sistem peredaran darah termasuk kardiomiopati, yang disebabkan karena melemahnya otot jantung atau miokardium. Pada tahap awal, otot-otot ventrikel atau otot ruang jantung yang lebih rendah terpengaruh. Jika tidak diobati, menyebar ke otot-otot jantung atas. Dalam kasus yang parah, kardiomiopati dapat menyebabkan gagal jantung kongestif dan di kali, kematian. (karvedilol dan metaprolol), serta penghambat aldosteron (spironolakton).

5.   Penyakit Arteri Koroner
Penyakit arteri koroner, juga dikenal sebagai penyakit jantung koroner sejauh ini merupakan penyakit yang paling umum dari sistem peredaran darah didiagnosis pada orang dewasa. Hal ini disebabkan karena aterosklerosis, yaitu, akumulasi plak di dinding arteri koroner, yang secara tidak langsung merusak suplai darah ke jantung. Penyakit arteri koroner adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia.

6.   Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi gangguan lain sering didiagnosis dari sistem peredaran darah. Di sini, tekanan darah (sistolik dan diastolik) membaca tetap konsisten lebih tinggi dari tingkat yang direkomendasikan normal. Jika tidak ditangani tepat waktu, hipertensi menyebabkan kerusakan pada jantung dan pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan penyakit jantung lainnya. (Contoh obat: Nifedipine, Amlodipine).

7.   Hiperkolesterolemia
Seperti namanya berarti, hiperkolesterolemia atau kolesterol tinggi ditandai dengan tingkat kolesterol tinggi. Ada dua jenis utama dari kolesterol, yaitu low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat dan high density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik. Kehadiran jumlah tinggi kolesterol jahat (LDL) meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. (Contoh obat: Simvastatin).

8.   Penyakit Vaskular Peripheral
Penyakit pembuluh darah perifer mempengaruhi sirkulasi darah ke bagian  yang paling umum dari penyakit pembuluh darah perifer, yang merupakan pengendapan asam lemak di dinding arteri. Gejala penyakit pembuluh darah perifer adalah kesemutan, mati rasa, dan komplikasi lain.

9.   Leukemia (Kanker Darah)
Pada penderita penyakit ini, sel darah putihnya aktif membelah dan tak terkendali, sehingga jumlahnya melebihi jumlah normal. Sebagian besar bentuk leukemia diobati dengan obat farmasi, biasanya digabungkan ke dalam sejenis kemoterapi obat-obatan multi. Bisa juga diobati dengan terapi radiasi. Dalam beberapa kasus, pencangkokan sumsum tulang juga dapat menyembuhkan leukimia. Bunga dan daun tapak dara juga berpotensi menjadi sumber obat untuk leukemia.

10. Anemia
Orang yang menderita penyakit ini, sel darah merah dalam tubuhnya kekurangan hemoglobin. Kasus lain dapat pula disebabkan karena tubuh seseorang kekurangan darah yang disebabkan operasi, kecelakaan, proses melahirkan, maupun gizi buruk. (Contoh Obat : Epogen, obat anemia yang disuntikan)

11.   Hemofili
Penyakit ini ditandai dengan darah yang sukar membeku. Penyakit ini merupakan penyakit bawaan/keturunan.

12. Hipertensi
 Diagnosa dari penyakit hipertensi ini biasanya disebabkan karena berdasarkan data-data anamnesis atau berupa riwayat keluarga, faktor resiko dan juga gejala klinis yang dialami oleh penderita, pemeriksaan jasmani, dan terutama pemeriksaan tekanan darah, dan juga pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang seperti foto dada dan rekam jantung. Gejala penyakit hipertensi darah tinggi untuk menguatkan diagnosis hipertensi salah satunya adalah adanya riwayat penyakit hipertensi pada kedua orang tua, karena hal ini bisa memperbesar dugaan kearah hipertensi primer. Usia penderita juga menjadi salah satu penyebab dari masalah penyakit hipertensi.
Biasanya gejala penyakit hipertensi darah tinggi ditandai dengan meningkatnya tekanan darah. Dan gejala-gejala misalnya seperti sakit kepala, mimisan, dan juga pusing, atau juga migren yang sering ditemukan sebagai salah satu gejala penyakit hipertensi darah tinggi. Gejala penyakit hipertensi darah tinggi bisa menimbulkan masalah komplikasi dan bisa disertai dengan penyakit yang lainnya. Biasanya penyakit ini muncul  dengan bersamaan yang justru bisa memperburuk kerusakan suatu organ. Komplikasi yang terjadi salah satunya adalah penyakit jantung koroner.
Komplikasi hipertensi dengan penyakit jantung koroner ini sebagai akibat dari terjadinya pengapuran yang terjadi pada dinding pembuluh darah jantung. Penyempitan yang terjadi pada lubang pembuluh darah jantung ini biasanya menyebabkan masalah berkurangnya suatu aliran darah pada beberapa bagian  dari otot jantung. Hal ini bisa menyebabkan rasa nyeri yang sakit di dada dan bisa berakibat gangguan pada masalah otot jantung. Bahkan, bisa juga menyebabkan  timbulnya masalah serangan jantung.
Komplikasi lainnya adalah masalah gagal jantung, tekanan darah tinggi yang kemudian memaksa otot jantung untuk tetap bekerja lebih berat dalam memompa darah. Kondisi ini bisa menyebabkan masalah otot jantung yang kemudian menebal dan meregang sehingga daya pompa otot kemudian mengalami penurunan, dan bisa menyebabkan kegagalan pada kerja jantung secara umum.
Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat;
Diuretic {Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)}. Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potassium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine maka pengontrolan konsumsi potassium harus dilakukan.
Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}. Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme (ACE)}. Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.

13. Hipotensi
Penyakit ini merupakan keadaan yang berlawanan dengan hipertensi, yaitu suatu keadaan di mana tekanan darah seseorang turun di bawah tekanan darah normal.

14. Varises
Seseorang yang menderita penyakit ini akan mengalami pelebaran pada pembuluh balik (vena), kebanyakan terdapat pada bagian kaki atau betis. Penyebabnya adalah aliran darah yang tidak lancar. Ini sering dialami oleh seseorang yang banyak melakukan kegiatan dengan berdiri dan sering pula dialami wanita yang sedang hamil.

15. Hemoroid (Wasir)
Tanda-tanda penyakit ini, yaitu adanya pelebaran pembuluh balik (vena) yang terdapat di bagian dubur. Faktor pencetus biasanya karena aktivitas mengejan.

16. Sklerosis
Sklerosis ditandai dengan adanya pengerasan pada pembuluh nadi. Pengerasan ini disebabkan oleh endapan senyawa lemak maupun kapur.

                                                                   BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kita diambil dari praktikum ini didapatkan dari teori dan pengamatan adalah Struktur sel darah merah pada manusia dan hewan berbeda, pada manusia sel darah merah tidak memiliki inti sel, sedangkan pada hewan sel darah merah memiliki inti sel. Sel-sel darah akan mengembang atau membesar bebila dimasukkan ke dalam  larutan hipotonis dan akan mengkerut bila dimasukkan kedalam cairan hipertonis. Sedangkan dalam larutan isotonis sel-sel darah tidak mengalami perubahan apapun. Kegunaan praktikum kali ini dalam bidang kefarmasian adalah untuk menentukan larutan yang cocok dan kosentrasi yang sesuai untuk masuk kedalam peredaran darah manusia, yaitu larutan NaCl 0,9%.

DAFTAR PUSTAKA

Pearce, E.,2004. Anatomi dan Fisiologi Manusia untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Syaifuddin,2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Buku kedokteran EGC. Jakarta.
Wulangi,kartolo.S. 1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Bandung: Jurusan Biologi ITB.
Anderson, Paul D. 2008. Anatomi & Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : EGC.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Watson, Roger. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta : EGC.

Download PDF DISINI
Artikel Terkait
Luangin waktumu untuk Share this article with your friends
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meluagkan waktunya untuk berkomentar.

 

Born This Way Copyright © 2012 Design by ASTIE AFRIANI Astie Afriani Puspadewi